Sukses

Nilai Saham Apple Merosot Imbas Tiongkok Larang Pegawai Pemerintah Pakai iPhone

Nilai saham Apple dilaporkan mengalami penurunan beberapa persen akibat Tiongkok melarang pejabat dan pegawai pemerintah mereka memakai iPhone.

Liputan6.com, Jakarta - Tiongkok disebut melarang pejabat dan pegawai pemerintahan memakai iPhone dan perangkat merek luar negeri lainnya. Alasannya karena masalah keamanan.

Hal ini rupanya langsung berdampak pada saham Apple. Mengutip BBC, Jumat (8/9/2023), nilai saham Apple merosot selama dua hari berturut-turut setelah adanya pelarangan atas iPhone di Tiongkok.

Valuasi pasar saham Apple dilaporkan turun lebih dari 6 persen atau hampir USD 200 miliar dalam dua hari terakhir.

Sekadar informasi, Tiongkok merupakan negara yang menjadi pasar teknologi nomor tiga di dunia. Tercatat, Tiongkok menyumbang 18 persen dari total pendapatan Apple per tahunnya.

Bukan hanya itu, sebagian besar produk Apple juga dibuat oleh supplier terbesarnya yakni Foxconn di Tiongkok.

Laporan The Wall Street Journal sebelumnya menyebut, pada Rabu lalu, pemerintah Tiongkok melarang pegawai dan pejabat mereka memakai iPhone untuk bekerja.

Lalu, hari berikutnya laporan Bloomberg News menyebut, pelarangan atas iPhone ini mungkin akan diberlakukan bagi karyawan-karyawan perusahaan milik pemerintah serta agensi milik pemerintah.

Laporan mengenai pelarangan penggunaan iPhone ini terjadi hanya beberapa hari jelang perilisan iPhone 15, produk terbaru dari Apple. Rencananya, Apple meluncurkan iPhone 15 series pada 12 September mendatang.

Saat ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Tiongkok menyoal hal ini.

2 dari 5 halaman

Tiongkok Sumbang 18 Persen Buat Pendapatan Apple

Tapi, berdasarkan laporan, Apple merupakan perusahaan dengan nilai valuasi saham terbesar di dunia, dengan nilai mendekati USD 2,8 triliun. Apple pun menolak berkomentar ketika dihubungi oleh BBC.

Lebih dari itu, nilai saham sejumlah perusahaan penyuplai Apple juga merosot. Misalnya, nilai saham perusahaan Korea Selatan SK Hynix merosot sekitar 4 persen.

Pembatasan akses Tiongkok atas teknologi chip

Sebelumnya pada tahun ini, Amerika Serikat bersama Jepang dan Belanda telah membatasi akses Tiongkok terhadap sejumlah teknologi chip.

Tiongkok pun membalas dengan membatasi ekspor dua bahan penting bagi industri semikonduktor.

Negara Tirai Bambu ini juga dilaporkan tengah mempersiapkan dana investasi baru sebesar USD 40 miliar untuk meningkatkan industri manufaktur chip-nya.

3 dari 5 halaman

Huawei Rilis HP Baru Pakai Chipset Buatan Tiongkok

Pekan lalu dalam kunjungan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo ke Beijing, raksasa teknologi Tiongkok Huawei secara tidak terduga mengumumkan kehadiran Huawei Mate 60 Pro-nya.

Selanjutnya, perusahaan juga meluncurkan pre-sale untuk model Huawei Mate 60 Pro+.

Menanggapi hal ini, perusahaan riset teknologi berbasis Kanada, TechInsights mengatakan, ponsel tersebut menggunakan prosesor 5G Kirin 9000 baru, yang dikembangkan untuk Huawei oleh perusahaan pembesut chip terbesar Tiongkok, SMIC.

Analis TechInsights Dan Hutcheson menyebut, hal ini memperlihatkan bahwa ada kemajuan teknis yang dicapai oleh Tiongkok, di tengah pembatasan akses teknologi semikonduktor dari AS.

Sebelumnya juga, anggota Kongres AS Mike Gallagher yang merupakan ketua dewan komite perwakilan rakyat untuk Tiongkok meminta Departemen Perdagangan AS untuk lebih membatasi ekspor ke Huawei dan SMIC.

4 dari 5 halaman

Pejabat dan Pegawai Pemerintah Tiongkok Dilarang Pakai iPhone

Sementara itu, sebelumnya Tiongkok disebut melarang pejabat dan pegawai pemerintahan untuk menggunakan iPhone dan perangkat-perangkat merek luar negeri, dengan alasan masalah keamanan.

Laporan dari The Wall Street Journal menyebut, pegawai negeri juga tidak boleh memakai perangkat ini untuk bekerja, atau membawanya ke dalam gedung kantor.

Kabarnya ini merupakan perluasan dari kebijakan Beijing yang sudah lama ada guna mengurangi ketergantungan pada teknologi asing di tengah ancaman keamanan siber dari luar negeri.

Mengutip 9to5mac, Jumat (8/9/2023), iPhone Apple menguasai penjualan smartphone kelas atas di Tiongkok, sebagian karena Huawei sulit menggarap HP 5G yang dapat bersaing, karena sanksi Amerika Serikat.

Pemberlakuan larangan terhadap penggunaan perangkat Apple di lingkungan pemerintahan pun berpotensi berdampak pada daya tarik merek perusahaan tersebut di Tiongkok.

Selain itu, hal ini juga menimbulkan rumor tentang kemungkinan adanya mata-mata atau intervensi, dan mungkin mengurangi penjualan pelanggan.

Laporan lain dari Bloomberg juga menyebut, ini baru langkah awal Tiongkok, yang kabarnya punya rencana untuk memperluas pelarangan pemakaian HP iPhone dan perangkat dari luar negeri tersebut.

Bloomberg melaporkan bahwa Tiongkok berencana untuk memperluas larangan terhadap iPhone ke berbagai "perusahaan milik negara dan organisasi lain yang dikendalikan pemerintah."

Disebutkan, langkah ini adalah upaya lebih Tiongkok untuk "menghilangkan pemakaian teknologi asing di lingkungan sensitif" dan "mengurangi ketergantungannya pada perangkat lunak dan sirkuit Amerika."

 

5 dari 5 halaman

Larangan Berdampak ke Penjualan iPhone

Meski begitu, belum diketahui bagaimana dan di mana larangan iPhone bakal diterapkan. Laporan tersebut juga mencatat belum ada perintah resmi atau tertulis soal aturan ini.

Namun, pembatasan diperkirakan akan berbeda-beda di setiap lembaga dan organisasi.

Bloomberg menulis, "beberapa di antaranya melarang perangkat Apple digunakan di tempat kerja, sementara yang lain mungkin melarang karyawan untuk menggunakannya sepenuhnya."

Jika benar diterapkan, kebijakan ini bisa berdampak pada penjualan 20 juta iPhone, menurut prediksi analis Bank of America, seperti dikutip dari 9to5mac.

Analis menyebut, Apple bisa menghadapi kerugian 5 sampai 10 juta unit penjualan, jika pegawai pemerintah Tiongkok dilarang menggunakan iPhone untuk bekerja.

Menurut mereka, jumlah ini bisa meningkat apabila pemerintah Tiongkok melarang perangkat tersebut dibawa ke kantor.