Liputan6.com, Jakarta - Umat manusia pernah menjejakkan kaki bulan melalui misi Apollo yang dilakukan oleh NASA. Salah satunya adalah misi Apollo 17, sebuah pendarat bulan yang membawa 11 astronaut.
Para astronaut ini kemudian menempatkan seismometer di permukaan bulan. Kini, instrumen tersebut mengungkap bahwa bulan juga mengalami gempa bulan alias moonquakes, sebagaimana terjadinya gempa di Bumi.
Baca Juga
Faktanya, para ilmuwan menentukan bahwa ada empat jenis gempa bulan. Mengutip Science, Rabu (13/9/2023), keempat jenis gempa tersebut adalah gempa dalam, dangkal, termal dan jenis yang berasal dari dampak meteorit.
Advertisement
Tinjauan baru terhadap data gempa termal yang direkam oleh instrumen milik Apollo 17 ini mengungkap jenis bulan kelima yang tidak terduga. Gempa tersebut berasal dari pangkalan pendarat bulan Apollo 17.
Rupanya, selama misi Apollo 17, para ilmuwan mengkalibrasi tiga seismometer untuk mencatat gempa termal di bulan. Perangkat ini ditempatkan di permukaan dan mendapati data gempa termal itu selama Oktober 1976-Mei 1977.
Gempa termal tersebut disebabkan karena perubahan suhu intens yang terjadi di bulan saat transisi dari siang ke malam bulan. Suhunya bisa berkisar 121 derajat Celcius hingga -133 derajat Celcius.
Para peneliti dari California Institute of Technology menggunakan teknik modern termasuk machine learning untuk menganalisis ulang data tersebut. Mereka mendapati bahwa gempa termal terjadi dengan keteraturan sangat tepat tiap harinya.
Gempa Berasal dari Bekas Pendaratan Misi Apollo 17
Namun, mereka juga menemukan getaran baru dalam data yang tidak terkait dengan gempa termal yang hanya terjadi di pagi hari.
Dengan menelusuri asal muasal gempa, para peneliti menyadari bahwa gempat tersebut berasal dari pangkalan pendarat bulan Apollo 17 yang mengembang dan bergetar tiap pagi ketika dipanaskan matahari.
Profesor riset geofisika Caltech Allen Husker mengatakan, setiap pagi di bulan ketika matahari menyinari wahana pendarat, gempa pun mulai terjadi.
"Setiap lima hingga enam menit terjadi satu kali, selama periode lima hingga tujuh jam Bumi. Kejadian tersebut sangat teratur dan berulang," kata Husker.
Advertisement
Gempa Tak Disebabkan oleh Aktivitas Langsung Bulan
Oleh karena itu, meski gempa bulan baru ini mungkin tidak disebabkan oleh bulan, gempa tersebut berkontribusi terhadap pengetahuan seismik tentang benda-benda angkasa dan perkembangan bulan di masa depan.
Sementara itu, belum lama ini sebuah instrumen seismik baru mendarat di bulan pada Agustus lalu melalui misi Chandrayaan 3 milik India. Instrumen tersebut berhasil mencatat bukti-bukti gempa di bulan.
Adapun instrumen aktivitas bulan meliputi enam akselerometer sensitivitas tinggi yang mencatat gempa bulan alami pada 26 Agustus 2023 dan kini sumbernya tengah diselidiki.