Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa merupakan kelompok intelektual yang diharapkan akan membawa perubahan dan kemajuan pada masyarakat, bangsa, dan negara.
Oleh karena itu, mahasiswa harus belajar dan berjuang, untuk kemajuan dirinya dan nanti untuk keluarga serta masyarakat dan negara. Jadi harus pantang menyerah, tidak boleh cengeng.
Baca Juga
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Lagi Rabu Pagi 20 November 2024, Kolom Abu Capai 2.000 Meter
2 Pemain Inti Timnas Indonesia Dipastikan Absen Lawan Australia Maret Tahun Depan, Siapa Penggantinya?
Top 3 Islami: Resepsi Pernikahan Seperti Ini Haram Kata Buya Yahya, Penyebab Hidup Sengsara Menurut Gus Baha
“Kalau misalnya melihat orang lain maju, berhasil, sukses, lalu kita mesti katakan, mereka bisa, kenapa saya tidak!” tegas Ketua Yayasan Indosiar, Suryani Zaini ketika memberikan sambutan pada acara 'Welcoming Freshmen 2023' yang diisi kuliah perdana tentang Sinematografi oleh CEO Cinemart, David Suwarto, di Studio 5 Indosiar, Komplek Emtek City, Jakarta Barat, Rabu (14/9/2023).
Advertisement
Acara Welcoming Freshmen 2023 dan pengenalan kampus berlangsung hingga Jumat (15/9/2023).
Menurut Suryani Zaini, perkembangan teknologi digital membuka ruang dan juga peluang yang amat besar bagi potensi kaum muda untuk maju dan berkembang.
“Kami percaya kalian punya potensi yang besar untuk membawa perubahan dan kemajuan industri kreatif. Kami dari Yayasan telah dan akan terus memberikan sarana dan prasarana terbaik, termasuk infrastruktur gedung baru yang sedang dibangun, tenaga pengajar yang punya kualifikasi terbaik, serta staf yang siap membantu kelancaran studi,” ujarnya.
Kepada orangtua yang hadir mendampingi putera-puterinya, Suryani Zaini memberikan apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih.
”Mari kita bergandengan tangan untuk memberi ruang yang nyaman bagi mahasiswa dalam menempuh studi hingga selesai,” ajak Suryani.
Sementara itu, Direktur ATVI Dr. Melitina Tecoalu, dalam sambutannya mengatakan mahasiswa baru yang akan menempuh studi D-4 atau sarjana terapan, diharapkan bersemangat dan mulai mempersiapkan diri menghadapi era digital.
“Sebagai pendidikan tinggi vokasional, ATVI lebih banyak memberikan praktik, tepatnya sekitar 70 persen dan 30 persen teori. Praktik langsung di 6 studio dan laboratorium digital yang selama ini digunakan industri di Emtek, baik Indosiar maupun SCTV,” katanya.
Perubahan Nama dari ATVI Jadi Institute Emtek
Pada kesempatan ini, Melitina memberikan gambaran besar ruang lingkup lini bisnis Grup Emtek, di mana ATVI merupakan salah satu bagian dari grup besar yang memiliki lingkup bisnis bidang media dan digital, serta kesehatan dan perbankan.
“Peluang Anda masuk grup bisnis Emtek sangat besar, asal kita mempersiapkan diri dengan baik,” ujarnya.
Dijelaskan juga oleh Direktur ATVI bahwa ke depan pihaknya tengah mengurus perubahan nama institusi dari ATVI menjadi Institute Emtek dan menambah program studi baru seperti digital bisnis, performing art, juga media TV dan Film.
“Semoga tahun depan sudah terlaksana semua,” ucapnya.
Di samping itu, Melitina juga menyebutkan, ATVI saat ini membuka Program Beasiswa Early Bird untuk Tahun Ajaran 2024-2025. Program Beasiswa ini berlangsung dari 14 September 2023 hingga 30 November 2023.
Program Beasiswa Early Bird diperuntukkan bagi calon mahasiswa Sarjana Terapan (S.Tr) Program Studi Produksi Media, untuk mendapatkan potongan biaya kuliah sebesar 30%.
Informasi lebih lanjut mengenai syarat dan ketentuan Program Beasiswa Early Bird, dapat menghubungi Tim PMB: 0831–3380–1687.
Advertisement
Kuliah Perdana Sinematografi
Inti acara Welcoming Freshmen 2023 adalah kuliah perdana tentang “Unsur Sinematik Pada Karya-karya FTV dan Web Series Produksi Sinemart” yang dibawakan oleh CEO Cinemart yang juga Direktur Surya Citra Media (SCM), David Suwarto.
Pada kuliah perdana ini David Suwato langsung mengajak mahasiswa baru, yang nanti akan berkarir di dunia media digital, memasuki industri digital yang terus berkembang.
Tapi topik yang khusus soal sinematografi ini menginformasikan sejak awal bahwa unsur-unsur sinematik itu sangat perlu dalam proses produksi, baik film, series, maupun FTV. Juga untuk konten lain di media digital.
“Jadi sinematografi adalah proses sebuah naskah cerita (idenya, kalimat atau dialog dan sebagainya, pergerakan tokoh, emosi) ditampilkan ke dalam bentuk visual,” ujar David sambil menjelaskan kaitan dengan bulding a visual world yakni bagaimana penonton bisa memahami karakter dan motifnya apa, antara set, wardrobe, lokasi bahkan suara adalah satu kesatuan.
Misal karakternya polisi, berarti dunia visualnya kantor kepolisian, penjara, jaksa, pakaian yang digunakan juga yang merepresentasikan polisi.
Penjelasan mengenai sinematografi ini membawa para mahasiswa untuk mengetahui unsur lain yang amat terkait. Antara lain soal coverage atau penentuan frame dengan menentukan terlebih dahulu apa saja yang mau di perlihatkan ke penonton dan apa yang tidak.
Lalu, continuity yaitu elemen penting dalam sebuah film karena dengan continuity ini penonton bisa menikmati alur cerita tanpa adanya kejanggalan.
Selain itu dijelaskan juga soal camera movement, apakah sesuai dengan motif atau tujuan dari si pergerakan kamera, tidak hanya semata-mata kamera bergerak tanpa alasan jelas. Motif dari pergerakan bisa dimulai dari dua cara, pertama pergerakan yang menyesuaikan dengan action yang terjadi
Sebagai pengetahuan awal, David Suwarto sambil memutar potongan film dan gambar, juga menjelaskan tentang basic camera technique dan moving shots yang terdiri atas 6 elemen.
Alhasil, mahasiswa baru dan juga orangtua yang hadir, sedari awal diberi cakrawala masa depan industri digital yang terus berkembang seiring kemajuan dunia komunikasi, internet, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Infografis Daftar 23 Nama Mahasiswa Titipan dan Penitip Kasus Rektor Unila Karomani. (Liputan6.com/Trieyasni)
Advertisement