Sukses

Lebih Seru! Uji Main Game Berat dengan Layar Besar dan Chipset Gahar di Samsung Galaxy Z Fold5

Apakah Samsung Galaxy Z Fold5 layak disebut sebagai ponsel gaming? Berikut hasil uji Tekno Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Meski tidak diklasifikasikan sebagai ponsel gaming, smartphone lipat Samsung Galaxy Z Fold5 memiliki daya tarik tersendiri.

Untuk menyuguhkan pengalaman gaming yang imersif, Galaxy Z Fold5 didukung panel layar Dynamic AMOLED 2X Infinity Flex di kedua sisi dengan resolusi 2316 x 904 piksel pada cover screen (6,2 inci) dan 2176 x 1812 piksel pada layar utamanya (7,6 inci).

Kedua layar Galaxy Z Fold5 bahkan sudah mendukung refresh rate hingga 120 Hz untuk tampilan visual yang lebih halus dan responsif.

Secara default, kecepatan refresh smartphone bisa diatur ke 60 Hz, tetapi kamu dapat meningkatkannya ketika main game berat untuk gerakan yang lebih halus, dengan mengubah kecepatan refresh ke mode Adaptive.

<p>Bermain game Asphalt 9: Legends di cover layar Samsung Galaxy Z Fold5. Liputan6.com/Iskandar</p>

Opsi tersebut bisa menghasilkan kecepatan refresh yang tetap pada level puncaknya yaitu 120Hz, membuat pengalaman bermain game terasa mulus. Ketika penggunaan normal, disarankan untuk memilih kecepatan refresh layar ke mode Standard atau 60 Hz untuk menghemat daya baterai.

Kecerahan layarnya juga 30% lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya (Galaxy Z Fold4). Pada generasi sebelumnya, tingkat kecerahan puncak layar mencapai 1.200, sedangkan Galaxy Z Fold5 mencapai kecerahan puncak 1.750 nits.

<p>Bermain game Asphalt 9: Legends di layar utama Samsung Galaxy Z Fold5. Liputan6.com/Iskandar</p>

Dengan peningkatan tersebut, kamu bisa bermain game dengan visual yang lebih jernih dan tajam. Samsung Galaxy Z Fold5 juga menyuguhkan pengalaman gaming yang tak bisa dirasakan di smartphone biasa.

Dengan layar lipatnya yang luas dan aspect ratio 21.6:18, memungkinkan kamu untuk menikmati tampilan gambar yang jauh lebih luas, baik di bagian atas dan bawah layar saat bermain game.

 

2 dari 4 halaman

Performa Konsisten saat Main Game Grafis Tinggi

Untuk mendukung performa selama bermain game, Samsung Galaxy Z Fold5 diperkuat prosesor khusus dari Qualcomm yang dikenal dengan nama Snapdragon 8 Gen 2 for Galaxy.

Chipset yang diproduksi menggunakan proses 4nm canggih ini menggantikan prosesor Snapdragon 8 Gen 1 sebelumnya yang disematkan pada Galaxy Z Fold4 tahun lalu.

Hasilnya, Galaxy Z Fold5 menghadirkan performa yang konsisten, terutama saat memainkan game dengan grafis tinggi, tanpa mengalami masalah freeze, stuttering, atau lagging.

Smartphone lipat ini dibekali RAM 12GB dengan opsi memori internal 256GB, 512GB, dan 1TB. Fold5 juga dibekali baterai 4.400mAh, berkapasitas sama dengan pendahulunya. Namun, berkat chip Snapdragon 8 Gen 2 yang baru, masa pakai baterai bisa lebih lama dengan sekali pengisian daya.

Untuk membuktikan klaim di atas, Tekno Liputan6.com menguji Galaxy Z Fold5 dengan melakukan tes benchmark dan bermain game berat.

 

3 dari 4 halaman

Digeber Main Game Berat, Baterai Tetap Hemat

Berkat spesifikasi gahar yang diboyongnya, selain menawarkan multitasking yang smooth, Galaxy Z Flip5 membuktikan bahwa dirinya menonjol dalam hal gaming.

Uji benchmark yang kami lakukan pada Galaxy Z Fold5 menunjukkan bahwa perangkat ini memiliki kinerja di atas rata-rata dalam hal pemrosesan grafis.

Uji benchmark menggunakan 3D Mark dengan kategori Extreme, Galaxy Z Fold5 mampu mencapai kecepatan stabil dengan 97,59 frame per detik. Sementara saat menggunakan Geekbench, hasil uji grafis Galaxy Z Fold5, meraih skor hingga 9548.

Ketika digunakan main game balap Asphalt 9: Legend selama setengah jam, baterainya hanya berkurang 12 persen, dan suhu pada cover belakang ponsel tetap stabil (cuma sedikit hangat).

Lantas, apakah Samsung Galaxy Z Fold5 layak disebut sebagai ponsel gaming? Jawabannya adalah 'Ya'. Tidak hanya menghadirkan pengalaman berbeda, tetapi juga sensasi di luar batas yang tak bisa kamu dapatkan di smartphone flagship konvensional.

4 dari 4 halaman

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)