Liputan6.com, Jakarta - Firefly Aerospace berhasil meluncurkan satelit untuk Angkatan Luar Angkasa AS dalam pada 13 September 2023 dalam waktu 24 jam.
Militer AS mendorong perusahaan satelit dan peluncur untuk lebih responsif terhadap kemampuan mengirim pesawat ruang angkasa.
Baca Juga
Firefly menyelesaikan persiapan peluncuran akhir, memperbarui lintasan perangkat lunak penerbangan, merangkum muatan buatan Millennium Space Systems, dan memasangkannya ke roket Firefly Alpha.
Advertisement
Perusahaan meluncurkan misi Victus Nox pada jendela pertama yang tersedia. Dan Alpha meninggalkan landasan hanya 27 jam setelah pemberitahuan peluncuran diterima.
“Hari ini merupakan kesuksesan luar biasa bagi Angkatan Luar Angkasa, tim Firefly, dan bangsa kita setelah menyelesaikan misi luar angkasa responsif yang kompleks ini,” kata Bill Weber, CEO Firefly Aerospace, dalam sebuah pernyataan.
“Tim gabungan komersial dan pemerintah kami melaksanakan misi dengan kecepatan, ketangkasan, dan fleksibilitas yang luar biasa, sehingga menambah kemampuan penting untuk memenuhi kebutuhan keamanan nasional,” tambahnya.
Dikutip dari Tech Crunch, Rabu (20/9/2023), misi ini mencetak rekor baru di antara perusahaan-perusahaan ruang angkasa komersial untuk peluncuran yang responsif, dengan selisih yang cukup besar.
Rekor sebelumnya dibuat pada Juni 2021 oleh Northrop Grumman dalam waktu 21 hari.
Millennium Space Systems, anak perusahaan Boeing, juga berhasil dalam menyelesaikan misi mereka. Perusahaan memiliki waktu 60 jam untuk mengangkut pesawat ruang angkasa sejauh 165 mil dari El Segundo, California ke Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg dan mengintegrasikannya dengan adaptor muatan Alpha.
Mereka dilaporkan menyelesaikan pekerjaan ini dalam 58 jam.
Keberhasilan Victus Nox Menjadi Bukti Kemampuan AS dalam Menjaga Keamanan
“Keberhasilan Victus Nox menandai perubahan budaya dalam kemampuan negara kita untuk mencegah agresi musuh dan, bila diperlukan, merespons dengan kecepatan operasional yang diperlukan untuk memberikan kemampuan yang menentukan bagi para pejuang kita,” kata komandan Komando Sistem Luar Angkasa Letjen Michael Guetlein.
“Latihan ini adalah bagian dari demonstrasi Luar Angkasa Responsif Taktis yang membuktikan Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat dapat dengan cepat mengintegrasikan kemampuan dan akan merespons agresi ketika diminta untuk melakukan hal tersebut pada jadwal yang relevan secara taktis.”
Komando Sistem Luar Angkasa, bagian dari Angkatan Luar Angkasa, bertugas mengembangkan dan pengadaan teknologi luar angkasa untuk keamanan nasional.
Angkatan Luar Angkasa mempunyai minat yang berkelanjutan untuk membeli kemampuan peluncuran cepat dari industri swasta. Dalam misi ini, Firefly dianugerahi USD 17,6 juta atau Rp 270,5 miliar.
Advertisement
Peluncuran Ini adalah Capaian Signifikan Firefly Setelah 2 Kali Gagal Percobaan
Dilansir Ars Technica, Senin (18/9/2023), peluncuran ini merupakan pencapaian signifikan bagi Firefly. Perusahaan yang berbasis di Texas ini mencoba peluncuran pertama roket Alpha pada September 2021.
Namun, roket tersebut hilang setelah dua setengah menit terbang karena kegagalan salah satu dari empat mesin utamanya. Percobaan peluncuran kedua dengan Roket Alpha juga mengalami kegagalan pada Oktober 2022.
Pada tahap kedua ini, tujuh satelit kecil ke orbit ditempatkan lebih rendah dari yang diharapkan. Sebagian besar satelit memasuki kembali orbit Bumi dalam beberapa hari setelah peluncuran.
Misi Victus Nox adalah penerbangan ketiga dari roket Alpha. Menurut perusahaan dan Angkatan Luar Angkasa, satelit Victus Nox memang ditempatkan pada orbit targetnya.
Dengan keberhasilan ini, Firefly kini bermaksud untuk meningkatkan produksi roket Alpha yang mampu mengirimkan sekitar 1 metrik ton ke orbit rendah Bumi.
Kemungkinan berikutnya adalah peluncuran beberapa cubeat untuk NASA. Misi itu kemungkinan dijalankan akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024.
Alpha, Roket AS Pertama yang Sukses Dikembangkan dan Telah Bersaing dengan Terran 1 dan RS 1
Alpha menjadi roket AS pertama yang sukses dan dikembangkan secara komersial. Roket ini mampu mengangkat sekitar 1 ton ke orbit. Selama sekitar lima tahun terakhir, Alpha telah bersaing di jalur dengan roket Terran 1 dari Relativity Space dan kendaraan RS 1 dari ABL Space.
Kendaraan RS 1 memulai debutnya pada Januari 2023, tetapi gagal tak lama setelah lepas landas. Penerbangan demonstrasi kedua direncanakan akan dilakukan pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024 dari Alaska.
Relativity Space menerbangkan roket Terran 1 untuk pertama dan satu-satunya pada bulan Maret. Selama penerbangan dari Cape Canaveral, Florida, tahap pertama dilakukan sesuai harapan, dengan pemisahan tahap nominal.
Kendati demikian, pada 2 menit 48 detik setelah penerbangan, dua detik setelah penyalaan mesin Aeon tahap kedua, mesin tidak mencapai daya dorong penuh.
Setelah itu, Relativity Space mengumumkan peralihan ke kendaraan peluncuran yang jauh lebih besar, yaitu Terran R.
Advertisement