Sukses

Australia Minta Aplikasi Kencan Tingkatkan Keamanan untuk Cegah Kekerasan Seksual

Australia meminta aplikasi kencan untuk meningkatkan keamanan untuk mencegah kekerasan seksual.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Australia menegaskan, industri kencan online harus meningkatkan standar keamanan. Hal ini menjadi tindak lanjut atas laporan dari sebuah penelitian yang menyebutkan tiga dari empat pengguna aplikasi kencan di negara tersebut mengalami kekerasan seksual.

Dilansir AP, Jumat (22/9/2023), Menteri Komunikasi Michelle Rowland mengatakan, perusahaan aplikasi kencan populer, seperti Tinder, Bumble, dan Binge, diberi tenggat hingga 30 Juni 2024 untuk mengembangkan kode etik sukarela untuk mengatasi masalah keselamatan pengguna.

Kode ini mencakup peningkatan keterlibatan dengan penegak hukum, dukungan kepada pengguna berisiko, dan peningkatan kebijakan serta praktik keselamatan.

Tidak hanya itu, kode ini juga memberikan transparansi lebih besar mengenai dampak buruk dari aplikasi kencan terkait. 

Rowland juga menambahkan, jika standar keselamatan tersebut tidak ditingkatkan secara memadai, pemerintah akan menetapkan peraturan dan perundang-undangan untuk mengatasi hal ini.

"Langkah ini bukan untuk menghambat inovasi, tetapi menyeimbangkan dampak buruknya," ungkap Rowland.

Pada tahun 2022, Institut Kriminologi Australia melaporkan, dalam lima tahun terakhir, tiga dari empat pengguna aplikasi atau situs kencan pernah mengalami kekerasan seksual.

Pemerintah sangat menyayangkan hal ini. Tidak hanya tingkat pelecehan seksual, tetapi juga penggunaan bahasa yang kasar dan mengancam, pornografi, hingga kekerasan.

Asosiasi Industri Informasi Australia, perwakilan industri teknologi informasi dan komunikasi, menyambut baik ketegasan pemerintah dalam upaya menangani masalah ini.

2 dari 4 halaman

Match Group Dukung Peningkatan Keselamatan di Aplikasi Kencan

Dilansir sumber yang sama, Match Group, perusahaan yang mengoperasikan layanan kencan populer, seperti Tinder, Hinge, Plenty Fish, dan OK Cupid, mengatakan akan bekerja sama dengan regulator, Layanan Kepolisian Queensland Australia, dan kelompok Jaringan Layanan Wanita untuk memerangi kekerasan berbasis gender.

Perusahaan ini juga menyatakan, "keselamatan memandu segala hal yang dilakukan oleh Match Group. Kami juga berkomitmen bersama pemerintah Australia untuk memperkuat keselamatan warga Australia."

Bumble juga berpihak kepada pemerintah Australia dalam hal ini. Mereka berharap dapat menghilangkan kekerasan berbasis gender.

"Ini adalah misi utama kami untuk menciptakan lingkungan online yang aman dan baik bagi orang-orang untuk menjalin koneksi," ujar Bumble.

Mereka menambahkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga dan seksual tidak hanya terjadi di Australia, tetapi juga di seluruh dunia. Bumble berkomitmen terhadap kepercayaan dan keamanan di seluruh komunitas. 

Tidak hanya itu, mereka juga akan mengedukasi pengguna terkait cara agar tetap aman di dalam maupun di luar platform.

3 dari 4 halaman

Love Scamming Jadi Ancaman Aplikasi Kencan

Love Scamming atau romance scamming merupakan sejenis penipuan yang mencoba memanipulasi emosional korban melalui hubungan romantik. pelaku tindak kejahatan ini biasanya beraksi melalui media online, seperti media sosial atau dating app.

Kebanyakan yang mudah menjadi korban adalah orang-orang yang memiliki keinginan untuk menjalin sebuah hubungan romantik.

Pelaku akan melakukan aksinya secara bertahap. Mulai dari mendekati korban, berpura-pura jatuh cinta dengan korban, kemudian setelah korban terlena pelaku akan memeras harta korban.

Trik yang digunakan oleh para pelaku love scamming seringkali tidak disadari, karena cenderung tidak terlihat sebagai tindak kriminal. Mereka membangun ikatan emosional dengan korban sehingga korban tidak akan menyadari jika sedang ditipu.

Tidak hanya membangun ikatan emosional, para pelaku juga akan menciptakan kesan menarik dan meyakinkan di depan korban, sehingga korban menjadi percaya dengan tipuan yang mereka lakukan.

Kejahatan love scamming sangatlah merugikan korban, baik kerugian materi maupun emosional. Tidak hanya itu, kasus love scamming juga bisa jadi kejahatan seksual.

4 dari 4 halaman

Aplikasi Kencan Tinder Telah Tinggalkan Rusia Sejak Akhir Juni 2023

Induk Tinder, Match Group, mengumumkan bahwa mereka akan angkat kaki dari Rusia dan menarik aplikasi-aplikasi kencan mereka dari negara itu pada akhir Juni 2023.

"Kami berkomitmen untuk melindungi hak-hak asasi manusia," kata Match Group dalam sebuah paragraf pendek, di bagian "Menumbuhkan budaya integritas dan keandalan", seperti dikutip dari Euronews.

"Jenama kami mengambil langkah-langkah untuk membatasi akses ke layanan mereka di Rusia dan akan menyelesaikan penarikan mereka dari pasar Rusia pada 30 Juni 2023," tulis perusahaan, dikutip Kamis (4/5/2023).

Namun, Match Group tidak mengungkapkan mengapa mereka baru menarik diri dari negara itu tahun ini, atau apa yang dilakukan untuk membatasi akses sebelumnya.

Mengutip Engadget, perusahaan mengakui bahwa ada rusaknya penjualan di wilayah Eropa pada bulan Maret 2022, sebulan setelah Perang Ukraina dimulai.

Jeff Perkins, Direktur Eksekutif Pemegang Saham Friends Fiduciary Corp, mengatakan, kehadiran Match yang berkelanjutan di Rusia "tidak terlihat bagus" karena berbisnis di negara yang dituding melakukan kejahatan perang.

Match sempat didesak oleh Rusia agar menyimpan data dan pesan pengguna di negara itu, sesuai dengan persyaratan layanan intelijen.