Sukses

Google Kembali Ejek Apple, Sebut Layanan iMessage Mirip Pager

Google merilis video yang menyamakan standar perpesanan iMessage dengan standar iPager, karena Apple tak mau adopsi protokol perpesanan Rich Communication Services (RCS).

Liputan6.com, Jakarta - Google kembali menyuarakan kampanyenya yang bertajuk "Get the Message". Kampanye yang dimulai sejak tahun lalu ini dibuat untuk menekan Apple agar mengadopsi protokol perpesanan Rich Communication Services (RCS).

Kendati demikian, Apple tetap tidak terpengaruh olok-olok Google tersebut. Terbaru, Google merilis video yang menyamakan standar perpesanan Apple dengan standar iPager.

Dikutip dari Android Authority, Senin (25/9/2023), video tersebut menunjukkan perangkat buatan bernama iPager. Ini merupakan teknologi perpesanan yang sudah ketinggalan zaman, seperti yang digunakan Apple saat mengirim pesan teks dengan Android.

"iPager tidak nyata, tapi masalah yang ditimbulkan Apple dengan penggunaan SMS memang nyata,” kata Google dalam deskripsi video di YouTube.

Lebih lanjut video itu pun berpesan, "Mari kita jadikan SMS lebih baik untuk semua orang dan bantu Apple #GetTheMessage serta tingkatkan ke RCS.”

Google tersebut mengkritik Apple karena kurangnya inovasi, serta mengatakan hal itu menyebabkan “mimpi buruk teknologi modern.”

Sebagai informasi, perseteruan antara layanan SMS RCS yang ditawarkan Google dan iMessage dari Apple memang sangat terasa di Amerika Serikat. Sebab, pengguna iPhone di sana memang sangat mengandalkan iMessage untuk berkirim pesan. 

Hal itu pula yang membuat pengguna Android tidak bisa mendapatkan pengalaman berkirim pesan yang ketika berkomunikasi dengan pengguna iPhone. 

“Jika Apple mengadopsi RCS, mereka akan bergabung dengan industri seluler lainnya yang berkomitmen untuk meningkatkan pengalaman perpesanan lintas platform untuk semua orang,” kata Google dalam pernyataannya. 

2 dari 4 halaman

Eksekutif Google Sempat Mengkritik Apple Terkait iMessage

Perlu diketahui, dikutip dari The Verge, RCS menawarkan beberapa peningkatan pada perpesanan, termasuk enskripsi end-to-end, tanda terima telah dibaca, dan kemampuan untuk berbagi foto dan video resolusi tinggi. 

iMessage menawarkan fitur serupa tetapi hanya untuk pesan yang dikirim antara pengguna iMessage lainnya.

Pada Januari 2022 lalu, SVP Google Hiroshi Lockheimer mengkritik Apple karena “menahan pengalaman pengguna” bagi pelanggan. 

Laporan Wall Street Journal mengungkapkan bagaimana remaja AS telah mengubah iMessage Apple menjadi simbol status sosial yang menghalangi pengguna Android.

Dengan adanya permasalahan ini, Lockheimer mengatakan, “Kami tidak meminta Apple untuk membuat iMessage tersedia di Android. Kami meminta Apple untuk mendukung standar industri untuk pesan modern (RCS) di iMessage, sama seperti mereka mendukung standar SMS/MMS yang lebih lama.”

Bahkan, ia menuliskan di Twitternya, “Dengan tidak memasukkan RCS, Apple menghambat industri dan menghambat pengalaman pengguna tidak hanya untuk pengguna Android tetapi juga pelanggan mereka sendiri."

3 dari 4 halaman

iMessage Memiliki Kurang dari 45 Juta Pengguna Aktif Bulanan di UE

Di sisi lain, mengutip Android Authority, Uni Eropa (UE) membidik perusahaan teknologi besar dengan Undang-Undang Pasar Digital. 

Bagian dari undang-undang tersebut akan menetapkan platform tertentu sebagai "gate keepers", yang berarti mereka akan dipaksa untuk membuka diri terhadap layanan dan aplikasi pesaing.

Namun, Apple menentang dimasukkannya iMessage sebagai layanan gatekeeper. Perusahaan tersebut tampaknya berpendapat iMessage tidak cukup populer di UE untuk membenarkan penunjukan tersebut.

Apple mengklaim, iMessage tidak memiliki lebih dari 45 juta pengguna aktif bulanan di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa platform perpesanan tidak boleh ditetapkan sebagai layanan gatekeeper dan tidak perlu membuka diri terhadap aplikasi pesaing seperti WhatsApp.

iOS besutan Apple dilaporkan menguasai sekitar sepertiga pasar Eropa, dan ini bukanlah hal yang kecil. Namun, ternyata di Eropa orang-orang lebih banyak menggunakan What'sApp daripada iMessage.

Berbanding terbalik, di Amerika Serikat, WhatsApp tidak populer di negara ini. Namun, iMessage menguasai pasar AS dan hal ini dianggap sebagai alasan penting iPhone mendominasi pengguna muda.

4 dari 4 halaman

Cara Aktifkan iMessage

Mengutip dari laman Suppert Apple, berikut ini adalah cara mengaktifkan fitur iMessage di iPhone.

1. Masuk ke menu 'Settings' atau 'Pengaturan'.

2. Setelah itu, gulir ke atas untuk menemukan menu 'Messages' dan langsung klik.

3. Di dalam menu, geser tombol di samping teks bertuliskan 'iMessage' untuk mengaktifkan fitur ini.

4. Jika sudah berwarna hijau, maka iMessage sudah aktif. Kamu mungkin harus menunggu beberapa saat hingga fitur ini baru bisa dipakai.

5. Nanti akan muncul notifikasi untuk masuk ke Apple ID. Masukkan username dan password untuk melanjutkan.

6. Pilih alamat email dan nomor telepon untuk mengaktifkan iMessage dengan alam dan nomor tersebut.

7. Kamu dapat memilih opsi Send & Receive untuk mengirim dan menerima pesan dari email dan nomor telepon yang sudah dipilih.

Perlu diingat, proses aktivasi iMessage ini dapat memakan waktu beberapa jam hingga 24 jam.

Karena itu, kamu diharapkan tetap bersabar hingga proses ini selesai. Jangan lupa untuk memasikan kamu dapat mengirim dan menerima pesan SMS alias ada pulsa.

Jika muncul perintah menyatakan "Operator Anda mungkin mengenakan biaya untuk pesan SMS yang digunakan untuk mengaktifkan FaceTime dan iMessage", ketuk "OKE" untuk mengizinkan kemungkinan biaya SMS.

Video Terkini