Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Twitter atau yang sekarang dikenal dengan nama X, menambahkan keterangan "formerly Twitter" di App Store. Aplikasi ini mengubah deskripsinya di App Store setelah minggu ini merilis slogan "Blaze your Glory!" di samping nama aplikasinya.
Mengutip dari Mashable, Senin (25/9/2023), ungkapan yang dibuat oleh Musk ini menjadi hal pertama yang dilihat pengunjung App Store tentang aplikasi X. Namun, tidak memberikan penjelasan apa pun tentang aplikasi atau fungsinya.
Baca Juga
Maka dari itu, menggantinya dengan tagline "formerly Twitter" dianggap akan jauh lebih baik dalam menarik orang-orang untuk mengunduh aplikasi tersebut.
Advertisement
Aplikasi X mengalami penurunan unduhan yang nyata melalui App Store sejak perubahan nama dan logonya. Diberitakan Business Insider, seorang ahli strategi media Eric Seufert melaporkan bahwa X turun dari peringkat ke-35 aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store ke peringkat ke-54.
Dalam sebuah postingan, Seufert juga mengatakan nama dan logo baru Twitter kemungkinan besar menjadi penyebab kemerosotan tersebut. Hal ini terjadi karena konsumen dibuat bingung dengan hilangnya logo burung berwarna biru.
Meski demikian, Twitter tetap menjadi situs web terpopuler kelima secara global--ketujuh di AS, tempat sekitar seperempat dari seluruh lalu lintasnya berasal--dengan sekitar 6,4 miliar kunjungan bulan lalu. Demikian menurut pelacak trafic tracker Sameweb.
Tagline baru ini tidak muncul di Google Play, toko aplikasi Android, di mana aplikasi X tidak memberikan deskripsi apa pun.
Perubahan Nama 'X' Menyebabkan Penurunan Besar
Elon Musk mengumumkan pergantian nama menjadi "X" pada 23 Juli 2023. Namun, baru pada tanggal 31 Juli 2023 perubahan tersebut diterapkan di App Store Apple.
Dilansir Mashable, analisis dari ahli strategi media Eric Seufert menyebutkan bahwa perubahan ini berdampak langsung pada jumlah orang yang mengunduh aplikasi tersebut.
"Hipotesis saya, meskipun orang-orang yang hampir online sepenuhnya menyadari perubahan merek Twitter menjadi X, sebagian besar konsumen tidak," tulis Seufert dalam sebuah postingan.
Ia juga menambahkan, "pencarian mereka untuk ‘Twitter’ di toko platform memunculkan iklan dan hasil pencarian sama sekali tidak berbau Twitter."
Analisis lain dari Seufert menunjukkan kinerja grafik "Unduhan Teratas" Twitter/X dibandingkan dengan platform media sosial lainnya antara 1 Agustus dan 11 Agustus.
WhatsApp dan TikTok tetap sehat dan menunjukkan sedikit perubahan. Begitu pula pesaing baru Threads yang tampil kuat di top 10, mengalahkan WhatsApp dan TikTok untuk jangka waktu tertentu sementara Twitter mengalami kemerosotan.
Advertisement
Elon Musk Lakukan Rebranding
Elon Musk melakukan rebranding menjadi "X" dan menghilangkan logo ikoniknya pada bulan Juli. Sebelum resmi mengubah logo burung biru menjadi X, ia menulis di Twitter, "bid adieu to the Twitter brand and, gradually, all the birds."
Yang mana, Musk memberitahukan untuk mengucapkan selamat tinggal pada nama Twitter dan logo burung birunya.
Mengutip dari Business Insider, biografi CEO Tesla yang ditulis oleh Walter Isaacson baru-baru ini melaporkan bahwa Musk semakin membenci logo Twitter setelah mengambil alih perusahaan.
Bahkan, diberitakan oleh Mashable, Musk bersikeras untuk menghilangkan semua referensi Twitter – mulai dari logo burung biru yang ikonik hingga terminologi yang digunakan secara global seperti “tweets” dan “retweets”.
Untuk perubahan yang lebih teknis, seperti menukar nama domain Twitter dengan X.com, masih belum berjalan hingga saat ini.
Namun, Musk bisa mengubah nama Twitter menjadi X melalui proses moderasi Apple, yang sebelumnya melarang aplikasi menggunakan nama satu huruf. Dan minggu lalu, diketahui bahwa 69 persen pengguna lebih memilih nama "Twitter" daripada "X".
Elon Musk Bakal Wajibkan Pengguna Twitter Alias X Bayar Biaya Bulanan
Elon Musk kembali membuat gemuruh ranah media sosial dengan rencana mewajibkan pengguna Twitter/X bayar biaya bulanan untuk menggunakan platform media sosial miliknya.
Kabar ini diungkapkan Elon Musk saat dirinya berbincang-bincang dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Senin, 18 September 2023, waktu setempat.
Saat itu, orang terkaya di dunia tersebut mendapat pertanyaan tentang bagaimana dia mengatasi ribuan akun bot yang menyebarkan berita hoaks atau ujaran kebencian.
"Ini satu-satunya cara terpikirkan oleh saya untuk memerangi menjamurnya akun bot di Twitter/X," jawab bos Telsa itu dengan santai, sebagaimana dikutip dari New York Post, Rabu (20/9/2023).
Dia menjelaskan, dengan menambahkan langganan untuk mengakses platform media sosial ini akan mempersulit pengguna membuat akun bot.
"Nantinya, masing-masing bot harus mendaftarkan kartu kredit baru saat ingin mengakses atau menggunakan platform media sosial Twitter/X," kata Elon Musk.
Sayangnya, Elon tidak merinci berapa harga langganan per bulan yang baru nanti. "Harganya lebih rendah daripada yang dikenakan X kepada pelanggan premium," katanya.
Bos SpaceX ini juga mengatakan belum tahu kapan akan merealisasikan rencananya ini, dan hanya mengatakan sedang dalam pembahasan secara internal.
"Ini masih tahap diskusi panjang. Seiring dengan semakin baiknya AI, AI sebenarnya mampu lulus tes CAPTCHA semacam ini lebih baik daripada manusia.”
Advertisement