Liputan6.com, Jakarta - Spotify terus mempertahankan dominasinya di pasar streaming musik selama beberapa tahun, walau platform ini terus bersaing ketat dengan pemain besar lainnya.
Meski mendapat persaingan ketat dari Apple Music hingga YouTube Music, Spotify tetap menjadi pilihan utama bagi para podcaster.Â
Baca Juga
Walau begitu, Spotify juga tidak ingin ketinggalan dengan perkembangan teknologi saat ini seperti kecerdasan buatan (AI). Karena itu, perusahaan mengintegrasikan AIÂ dalam aplikasinya.
Advertisement
Hal ini dilakukan dengan memperkenalkan terjemahan podcast berbasis AI, melalui kemitraan dengan OpenAI.
Mengutip Android Police, Minggu (1/10/2023), sebagai bentuk perayaan untuk Hari Podcast Internasional pada tanggal 30 September, Spotify mengumumkan sejumlah fitur baru tersebut akan ditambahkan ke seluruh aplikasinya.
Pertama, fitur transkrip otomatis disinkronkan dengan waktu. Fitur ini memungkinkan pengguna Spotify membaca transkrip sambil mendengarkan podcast.
Fitur baru Spotify ini ideal untuk situasi di mana mendengarkan audio tidak memungkinkan, seperti dalam kendaraan umum ramai. Transkrip ini juga merupakan langkah besar dalam meningkatkan aksesibilitas.
Pengguna dapat dengan mudah mengakses transkrip dengan menggulir ke bawah dari tampilan "Now Playing" dan mengetuk bagian Read along.Â
Spotify berencana untuk membuat transkrip tersedia pada "jutaan episode dalam beberapa minggu mendatang" dan memungkinkan pembuat konten menambahkan media ke transkrip untuk memberikan konteks tambahan.
Selain transkrip, Spotify juga memperkenalkan Podcast Chapters di aplikasi seluler, memungkinkan pendengar melompat ke bagian tertentu dari podcast. Fitur ini dapat diakses dengan menggulir ke bawah dari Tampilan Now Playing.Â
Terakhir, halaman Podcast Show akan menampilkan lebih banyak informasi tentang pembuatnya, termasuk gambar, deskripsi, dan episode yang direkomendasikan.
Spotify Membatasi Pembayaran Iklan Untuk Podcaster White Noise
Sebelumnya, Spotify dikabarkan akan menarik hak istimewa periklanan tertentu untuk podcast white noise. Podcast ini sejenis podcast kebisingan sekitar yang melibatkan perulangan suara statis, dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan tahunan perusahaan streaming audio tersebut.
Dilansir Bloomberg, Rabu (6/9/2023), Spotify menguraikan perubahan pada program Iklan Duta Besarnya melalui email kepada pembuat konten pada Jumat lalu, dengan menyatakan bahwa podcaster white noise tidak lagi memenuhi syarat untuk berpartisipasi mulai tanggal 1 Oktober 2023.
Kendati demikian, pembuat konten tetap masih dapat menghasilkan uang di platform ini melalui pelanggan berbayar, dukungan pendengar, dan iklan otomatis, yang secara otomatis menempatkan iklan pihak ketiga ke dalam acara. Ini mirip dengan iklan YouTube.
Pendapatan dari iklan "tidak dibelanjakan dengan baik", karena playlist kebisingan sering kali berfungsi sebagai kebisingan latar belakang alih-alih menarik pendengar aktif.
Dilaporkan The Verge, beberapa podcaster white noise menghasilkan pendapatan iklan hingga USD18.000 atau setara Rp 274,9 juta per bulan dengan memutar suara sekitar yang berulang.
Menurut laporan, white noise dan podcast embient secara tidak sengaja ditingkatkan sebagai bagian dari upaya Spotify untuk mempromosikan konten berbasis percakapan dibanding musik.
Hal ini menyebabkan pengguna mendengarkan sekitar 3 juta jam podcast setiap hari di platform tersebut.
Spotify menghitung bahwa mereka dapat meningkatkan laba kotor tahunan sebesar USD 38 juta atau sekitar Rp 274,9 juta jika menghapus podcast white noise dari saluran pembicaraannya dan mengarahkan pendengar ke jenis konten lain.
Advertisement
Pembaruan Program Iklan Duta Besar Spotify
Sebagai bagian dari pembaruan program Iklan Duta Besar, Spotify telah meningkatkan ambang batas pemirsa yang diperlukan bagi podcaster konvensional untuk berpartisipasi dalam program ini dari 100Â menjadi 1.000 pendengar unik Spotify selama 60 hari terakhir.
Perusahaan juga mengatakan ingin mengundang lebih banyak host podcast ke program iklan otomatisnya. Dan para peserta dapat mengharapkan pembagian pendapatan sebesar 50 persen.
Perusahaan streaming audio ini telah mendapatkan kesuksesan yang beragam selama beberapa tahun terakhir. Dikutip dari The Verge, laporan pendapatan terbarunya mengungkapkan bahwa layanan tersebut memiliki 220 juta pelanggan berbayar.
Jumlah ini meningkat sebesar 27 persen dari tahun sebelumnya. Namun, perusahaan ini menghasilkan sekitar 6 persen lebih sedikit pendapatan per pelanggan dan telah mengumumkan beberapa gelombang PHK.
Pada bulan Juni, tercatat sebanyak 200 peran dari divisi podcasting diberhentikan.
Podcaster Kini Bisa Atur Halaman Podcast di Spotify dengan Lebih Mudah
Spotify juga menyatakan fase terbaru podcasting saat ini berfokus pada para kreator atau podcaster. Industri audio terbesar ini mengumumkan, perkembangan kreator terfokus pada pembaharuan di mana perusahaan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengatur show page secara mandiri.
Para kreator juga diberi beberapa pilihan untuk mengatur halaman podcast mereka. Mulai dari menyesuaikan highlight episode spesifik, melakukan tukar promosi dengan podcaster lain, dan menampilkan spanduk promosi untuk konten berbayar mereka.
Selain itu, para podcaster juga dapat melihat data sedang tren di setiap episode dan menyantumkan sumber tayangan tertentu.
Spotify melakukan pembaharuan ini tentunya bukan tanpa tujuan. Diharapkan, lewat update ini content creator atau podcaster memiliki kontrol lebih besar terhadap tampilan konten mereka.Â
Dengan demikian, pendengar akan memiliki akses ke lebih banyak informasi untuk membantu penemuan podcast.
Perubahan ini hadir pada minggu sama ketika Apple Podcast mengungkapkan pembaruan pada program berlangganannya untuk para content creator.
Perkembangan ini menunjukkan, podcast bukan lagi sekadar konten vertikal bagi perusahaan, tetapi juga platform ini ingin para podcaster melihatnya sebagai bisnis.
Advertisement