Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan telah mempelajari perilaku gay atau homoseksual di lebih dari 1.500 spesies hewan. Mereka menyimpulkan bahwa kebiasaan ini berevolusi berulang kali untuk meningkatkan ikatan sosial dan mengurangi konflik.
Hewan yang mereka amati antara lain lemur, kera, laba-laba, ikan, dan berbagai jenis burung.
Baca Juga
Para ilmuwan menemukan perilaku gay umum terjadi pada hewan betina dan jantan, namun perilaku homoseksual pada hewan jantan lebih mungkin terjadi pada spesies yang memiliki unsur adulticide, hewan jantan dewasa sering membunuh lawannya.
Advertisement
"Menunjukkan perilaku gay mungkin merupakan adaptasi untuk mengurangi risiko konflik kekerasan tersebut," kata para peneliti, dikutip dari Daily Mail, Jumat (6/10/2023).
Para ahli yang dipimpin oleh Estación Experimental de Zonas Áridas dari Spanyol meninjau literatur ilmiah terkait perilaku gay pada hewan dan membuat database temuan mereka.
Para peneliti kemudian mulai menelusuri evolusi perilaku ini, yang oleh para ilmuwan disebut sebagai 'paradoks Darwin'.
Lalu, timbul pertanyaan mengapa hewan melakukan aktivitas seksual sesama jenis padahal hal tersebut tidak memiliki manfaat evolusioner yang jelas dan dapat menyebabkan kepunahan jika semua anggota spesies mempraktikkannya?
Analisis mereka menunjukkan perilaku sesama jenis lebih mungkin terjadi pada spesies sosial, yang membuat mereka menyimpulkan bahwa perilaku tersebut membantu membangun dan memelihara hubungan sosial positif.
Mereka menambahkan hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan ikatan dan aliansi antar anggota kelompok yang sama.
“Karena tidak berkontribusi langsung terhadap reproduksi, perilaku seksual sesama jenis dianggap sebagai teka-teki evolusi,” tulis para penulis dalam makalah mereka.
Jenis Hewan yang Sering Berperilaku Gay
"Analisis kami menunjukkan bahwa hal ini mungkin memainkan peran adaptif dalam menjaga hubungan sosial dan mengurangi konflik," mereka melanjutkan.
Para ilmuwan mengatakan perilaku seks sesama jenis pada hewan juga dikaitkan dengan kesalahan identitas, terbatasnya ketersediaan individu dari lawan jenis dan konsekuensi dari frustrasi seksual ketika individu ditolak oleh lawan jenis.
"Contoh beberapa spesies yang diamati melakukan tindakan homoseksual adalah bonobo, simpanse, domba bighorn, singa, serigala, dan beberapa spesies kambing liar," kata para penulis.
Namun, mereka segera memperingatkan bahwa temuan ini tidak boleh digunakan untuk menjelaskan evolusi orientasi seksual pada manusia.
Sebab, penelitian ini berfokus pada hubungan jangka pendek atau interaksi kawin, kata para peneliti, dibandingkan preferensi seksual yang lebih permanen.
Untuk diketahui, studi ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Advertisement
Homoseksual pada Hewan
Homoseksualitas di alam liar tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi isu ini terus diamati pada berbagai spesies di seluruh dunia.
Belum ada penjelasan yang pas berdasarkan faktor neurologis, kimia, atau perilaku untuk menjelaskan mengapa beberapa hewan bersifat homoseksual dan sebagian lagi heteroseksual.
Beberapa ilmuwan mengatakan hal ini mungkin disebabkan oleh paparan kadar testosteron di dalam rahim, namun teori ini masih menjadi topik perdebatan hangat dan belum dapat dibuktikan.
Dalam sebuah buku berjudul 'Homosexual Behaviour in Animals: An Evolutionary Perspective', penulisnya profesor UCL Dr Volker Sommer, menulis: "Dalam sejumlah spesies tertentu, aktivitas homoseksual tersebar luas dan terjadi pada tingkat yang mendekati atau kadang-kadang bahkan melampaui heteroseksual."
Perilaku homoseksual telah diamati pada banyak hewan, termasuk kera, simpanse kerdil, lumba-lumba, orca, dan manusia.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa homoseksualitas mungkin merupakan hal yang umum dan ditemukan pada 95 persen spesies hewan.
Teori Utama
Sebuah teori menyatakan homoseksualitas pada hewan tidak memerlukan penjelasan, karena hewan bersifat homoseksual secara alami dan heteroseksual.
Tampaknya tidak masuk akal jika sifat ini dapat bertahan hidup karena sifat tersebut menghalangi kemampuan untuk berkembang biak secara langsung.
Pun demikian, banyak yang berspekulasi bahwa sifat ini memungkinkan individu untuk memastikan materi genetik mereka diturunkan dari generasi ke generasi secara tidak langsung karena mereka dapat menjaga anggota keluarga mereka dengan keturunan. Misalnya, membantu mengasuh keturunan saudara perempuan.
Perilaku serupa yang didedikasikan untuk 'kebaikan yang lebih besar' dari suatu kelompok besar telah terlihat pada berbagai spesies.
Sebagai contoh, dalam kelompok serigala familial, hanya sepasang hewan yang berkembang biak: alfa dan beta. Hewan-hewan lain memastikan perlindungan, pemberian makan, dan pemeliharaan sampah.
Hal ini memungkinkan materi genetik mereka diturunkan secara tidak langsung ke generasi berikutnya melalui saudara perempuan, saudara laki-laki, ibu, atau apa pun hubungannya.
Namun hal yang sama juga berlaku pada hewan yang telah melampaui usia reproduksinya. Misalnya saja gajah betina yang kini sudah terlalu tua untuk mempunyai keturunan.
Advertisement
Teori Lain
Mereka masih memainkan peran penting dalam perlindungan anak-anak ketika induk pemimpin memimpin kelompok ke tempat mencari makanan, air, dan mengejar calon predator.
Tindakan ini menjamin kelangsungan hidup anggota keluarga yang muda dan rentan, serta membantu memastikan materi genetiknya diturunkan dari generasi ke generasi secara tidak langsung.
Konsep serupa juga dapat diterapkan pada homoseksualitas, klaim beberapa ahli. Tanpa kemampuan bereproduksi secara langsung, mereka mampu mengeluarkan energi untuk menjaga keturunan anggota keluarganya.
Teori lain menyatakan perilaku homoseksual membantu keberhasilan pewarisan gen dalam jangka panjang karena hewan muda 'berlatih' teknik kawin dan cara menarik lawan jenis.
Tingkat homoseksualitas pada spesies yang berbeda masih belum diketahui, karena penelitian yang sedang berlangsung menemukan lebih banyak perbedaan pada sifat homoseksualitas.
Homoseksualitas terus ditemukan pada lebih banyak spesies, namun tingkat homoseksualitas pada masing-masing spesies belum diteliti dengan cukup baik untuk dapat menentukan apakah homoseksualitas menjadi semakin umum atau tidak.