Liputan6.com, Jakarta - Banyak kalangan profesional di Indonesia yang punya minat agar lebih terampil dalam menggunakan chatbot kecerdasan buatan, ChatGPT. Hal itu terungkap dalam laporan Global Workplace Learning Index Q2 2023 yang dirilis oleh Udemy.
Laporan semacam ini diterbitkan setiap tiga bulan, dengan tujuan membantu perusahaan mempertahankan keunggulan kompetitif, dan membuktikan kemampuannya untuk menghadapi masa depan.
Baca Juga
Laporan ini menyoroti keterampilan yang semakin diminati oleh para pembelajar di dunia profesional. Mengutip siaran pers, Kamis (12/10/2023), data ini diambil dari hampir 15.000 pengguna Udemy Business di seluruh dunia.
Advertisement
Laporan ini pun mengungkapkan, keterampilan di bidang AI generatif, jadi pilihan utama di berbagai sektor industri.
Di Indonesia, ChatGPT menjadi topik yang paling diminati, dengan peningkatan sebesar 142 persen pada kuartal ke-2 atau Q2 2023, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Giri Suhardi, Head of Indonesia di Udemy mengatakan, tidak mengherankan jika ChatGPT terus menjadi topik hangat di kalangan profesional Indonesia.
Ia mengatakan, karena setiap peran dalam perusahaan punya potensi untuk memanfaatkannya demi efisiensi profesional.
"Hal ini menggarisbawahi perlunya perusahaan mempertimbangkan kembali pendekatan mereka terhadap AI generatif untuk mendapatkan manfaat dari AI melalui proses peningkatan keterampilan tenaga kerja mereka," kata Giri.
Menurut Giri, perusahaan yang berinvestasi dalam melatih karyawan untuk menggunakan teknologi baru secara efektif akan menetapkan tolok ukur kinerja yang lebih tinggi, sekaligus mencapai hasil bisnis yang lebih besar.
AI Generatif Merambah ke Bidang Non-Teknis
Menurut Udemy, penggunaan AI generatif semakin merambah ke bidang non-teknis seperti pemasaran, manajemen sumber daya manusia, sales, dan project management.
Global Workplace Learning Index Udemy juga menyoroti peningkatan konsumsi topik-topik seperti ChatGPT (mengalami kenaikan 386 persen secara global), Generative AI (278 persen), dan Prompt Engineering (190 persen).
Perusahaan-perusahaan juga mulai mengeksplorasi penggunaan AI generatif dengan lebih mendalam untuk memanfaatkan potensinya.
Misalnya seperti meningkatkan optimisasi mesin pencari (SEO), menyederhanakan proses perekrutan talenta, meningkatkan responsivitas layanan dukungan pelanggan, dan menciptakan pesan pemasaran email yang dipersonalisasi.
Selain ChatGPT, laporan ini juga menyoroti topik-topik lain yang paling banyak diminati oleh para profesional di Indonesia di kuartal dua tahun 2023.
Tercatat, ada lonjakan minat 96 persen terhadap Spring Framework, dan peningkatan sebesar 80 persen pada keterampilan komunikasi, jika dibandingkan dengan kuartal pertama.
Advertisement
AI Bisa Ubah 65 Persen Keterampilan Kerja di Dunia
Di sisi lain, AI diperkirakan akan mengubah setidaknya 65 persen keterampilan kerja di seluruh dunia pada tahun 2030, menurut data LinkedIn.
"AI membawa kita ke dunia kerja yang baru, membentuk ulang pekerjaan, bisnis, dan industri," kata Rohit Kalsy, Country Leader LinkedIn di Indonesia.Â
Melalui siaran persnya, dikutip Sabtu (7/10/2023) Rohit mengatakan dengan banyak perubahan ini, para pimpinan bisnis harus menilai keterampilan yang dibutuhkan sekarang dan di tahun-tahun berikutnya.
LinkedIn mencatat ada pergeseran signifikan yang terjadi, di mana lowongan kerja yang menyebut AI atau Generative AI, meningkat lebih dari 2 kali lipat di Asia Tenggara dua tahun terakhir.
Lowongan pekerjaan ini mengalami pertumbuhan jumlah lamaran sekitar 1,7 kali di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir, dibandingkan lowongan yang tidak menyebutkan AI atau Generative AI.
Riset platform jejaring sosial profesional itu juga menemukan, tenaga profesional di Indonesia jadi yang paling antusiasi soal penggunaan kecerdasan buatan dalam bekerja, dibandingkan pasar lain di Asia Pasifik.
Mereka mencatat, angka di Indonesia bahkan mencapai 99 persen, dibandingkan Australia (84 persen), Singapura (97 pesen), Malaysia (96 persen), dan Jepang (67 persen).
Â
Divisi HR Juga Bisa Manfaatkan AI
Hampir 67 persen tenaga profesional di Indonesia, juga menanti penggunaan AI untuk mendapatkan nasehat karir, atau menangani situasi yang sulit di tempat kerja (82 persen).
Menurut LinkedIn, agar tenaga kerja siap menghadapi perubahan di masa mendatang, pimpinan bisnis dapat menempatkan divisi Human Resources (HR) dan tim perekrutan di garda terdepan.
Sekitar 95 persen tenaga perekrutan talenta di Asia Tenggara mengatakan, peran mereka menjadi lebih strategis dalam setahun terakhir, khususnya di lingkup talent acquisition.
AI pun dinilai menjadi alat penting untuk menyelesaikan tugas-tugas berat agar tim HR dapat fokus terhadap pekerjaan yang lebih strategis.
80 persen tenaga HR global percaya, AI bisa membantu mereka dalam lima tahun ke depan, untuk fokus pada peran yang lebih strategis dan humanis.
(Dio/Dam)
Advertisement