Liputan6.com, Jakarta - Transformasi digital berjalan pada empat pilar, yang meliputi infrastruktur digital, ekonomi digital, masyarakat digital, dan peraturan.
Deputy of Cybersecurity and Cryptography for Government and Human Development dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Sulistyo, mengatakan semakin tinggi kualitas dan kuantitas transformasi digital, serangan siber justru kian tinggi.
Baca Juga
Hal ini dibuktikan dengan adanya laporan ditemukannya 3.041.000 anomali traffic yang 3 persen di antaranya berpotensi menjadi serangan siber.
Advertisement
"Pelaku serangan siber menggunakan metode APT yang dapat menyebabkan kerugian besar terhadap finansial korban dan reputasi, baik aktif maupun pasif," ungkap Sulistyo dalam acara National Cybersecurity Connect 2023 di Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Sekadar diketahui, APT atau Advanced Persistent Threat adalah metode serangan siber tingkat lanjut yang bertujuan untuk mencuri data sensitif berjangka waktu lama. Dengan target serangan meliputi bisnis kecil, bisnis menengah, hingga sistem informasi nasional.
Berkaitan dengan serangan siber ini, sejak 1 Januari 2023 hingga 23 Oktober 2023, BSSN telah mengirimkan 1.570 notifikasi serangan siber ke sejumlah lembaga di Indonesia.
Dari notifikasi yang dikirimkan, sebanyak 42 persen telah mendapatkan respons, sedangkan 58 persen lainnya belum direspons. Hal ini berkaitan dengan kesadaran terhadap adanya keamanan siber.
Untuk membangun kesadaran keamanan siber, perlu adanya kesamaan mindset, serta visi misi yang jelas.
"Setiap serangan siber hanya membutuhkan satu titik lemah. Sedangkan tim keamanan siber, membutuhkan semua lapisan untuk melakukan perlindungan dari serangan tersebut," ucap Sulistyo.
Dengan demikian, perlu adanya deteksi lebih awal sebelum ada aktivitas (serangan siber) yang masuk.
Dengan kemampuan dalam mendeteksi kemungkinan adanya serangan siber dan pembatasan akses ke semua lingkup elektronik, keamanan siber dapat ditangani dengan baik.
Keamanan Siber Jadi Tantangan Bagi Para Pemimpin Perusahaan di Era Transformasi Digital
Transformasi digital kini menjadi salah satu prioritas nasional, seiring dengan perluasan akses dan infrastruktur digital yang kian berkembang pesat.
Diungkapkan Founder and Deputy Chairman Indonesian Leader Association, Arif Ilham Adnan, transformasi digital kini mencakup berbagai sektor strategis. Mulai dari kesehatan, industri, sampai ke sumber daya mineral dan lain-lain.
Menurut Arif Ilham di acara National Cybersecurity Connect 2023, dalam era transformasi digital ini, pengembangan talenta digital dan sumber daya manusia berfokus ke digital sangat diperlukan.
Peran pemimpin pun tidak lepas dan penting dalam mendukung keberhasilan transformasi digital. Untuk itu inisiatif pemimpin jadi hal yang penting menyokong suksesnya transformasi digital di sebuah organisasi.
Namun, kata Arif Ilham, yang menjadi permasalahan adalah apakah pemimpin dapat memahami persoalan terkait transformasi digital. Menurutnya, pertanyaan ini didasarkan pada kenyataan jarak usia antara leader dan customer dalam organisasi.
“Ini yang menjadikan pemahaman terkait transformasi digital menjadi sangat kritikal,” ujar Arif Ilham.
Keamanan Siber Jadi Tantangan Transformasi Digital
Arif Ilham juga menyatakan, transformasi digital ini membawa tantangan terkait computing power data. Menurutnya, keamanan siber perlu diperkuat untuk memastikan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap transformasi digital.
Di sisi lain, Chief of Cyber Security Indonesian Internet Service Provider Association (APJII), Arry Abdi Syalman, mengungkapkan, “Indonesia kini memiliki 996 operator, tertinggi di dunia dan dalam dua tahun terakhir telah naik dua kali lipat. Hal ini menjadi alasan keberadaan ruang siber di Indonesia perlu dijaga.”
APJII pun berupaya mengelola protokol internet di Indonesia dan memastikan tata internet yang baik. Dalam hal ini, Arry menyebutkan APJII bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Advertisement
Trafik Internet Tumbuh, Serangan Siber Juga Tumbuh
Vice President Product Innovation & DEVT Telin, Akhmad Perdana Kusuma, mengungkap pertumbuhan trafik atau lalu lintas internet bertambah dua kali lipat saat pandemi. Pertumbuhan trafik internet ini dibarengi dengan pertumbuhan serangan global yang juga naik empat kali lipat.
Perlunya Kesadaran Mitigasi Serangan Siber
“Maka dari itu diperlukan mitigasi serangan trafik, karena jika tidak infrastruktur internet kita akan lumpuh,” kata Arry.
Ia juga menambahkan, membangun kesadaran ini tidak mudah. Maka dari itu, butuh peran pemimpin untuk mendorong kesadaran tersebut.
"Untuk meningkatkan keamanan yang paling penting adalah adanya kesadaran dan komitmen. Jadi, ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga manusianya," ia menuturkan.
Dalam satu tahun ini, transformasi digital terjadi secara besar-besaran. Sejak terjadinya pandemi, orang-orang bisa bekerja di mana saja. Dengan demikian, akan ada banyak data di mana-mana.
Maka dari itu, Fredriko Ekha selaku Country Sales Manager Forcepoint memberitahukan pentingnya perlindungan penggunaan data bisnis yang berkelanjutan dengan keamanan data terdepan di industri.
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement