Liputan6.com, Jakarta - Satelit Satria-1 berhasil memasuki orbit di luar angksa pada Senin, 30 Oktober 2023. Tibanya Satria-1 di orbit Geostationer sesuai dengan perencanaan tim.
Baca Juga
Satelit yang akan membantu pemerintah hadirkan internet di daerah 3T ini mengorbit di 146° Bujur Timur atau berada tepat di atas Pulau Papua. Ketinggiannya mencapai lebih dari 36.000 km di atas permukaan Bumi.
Advertisement
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso, menyatakan bahwa satelit telah berhasil melalui proses Electrical Orbit Raising (EOR).
Ini adalah proses di mana satelit Satria-1 melakukan pergerakan secara berkala menggunakan sistem pendorongnya menuju ke orbit. Kini, satelit tersebut dinyatakan telah sampai di orbitnya dengan sukses.
“Satria-1 merupakan sejarah besar bagi Indonesia, untuk itu kami sangat bersyukur satelit ini sampai dengan sukses di orbit 146° Bujur Timur setelah diluncurkan pada 18 Juni 2023 lalu dan setelah itu berhasil melakukan EOR menuju posisi orbitnya," kata pria yang karib disapa Adi, dikutip dari keterangan, Selasa (31/10/2023).
Ia menjelaskan, Satria-1 telah melalui deployment ketiga antena satelit yang merupakan salah satu tahapan kritis.
Setibanya di orbit,bakal dilakukan uji coba komunikasi (communication payload) hingga akhir November 2023. Selanjutnya tim menargetkan satelit dapat beroperasi penuh pada Desember 2023.
"Ini milestone penting bagi Indonesia karena jaringan Satria-1 bisa segera menghadirkan koneksi internet yang menjangkau seluruh Nusantara," kata Adi.
Masuki Tahap Pra-operasional
Sementara itu, Direktur Operasional PSN sekaligus Wakil Project Director SNT, Heru Dwikartono, menjelaskan Satria-1 saat ini akan menjalani tahapan pra-operasional lainnya yang secara intensif akan masuk pada sesi integrasi dan pengujian segmen satelit dan segmen ruas bumi.
“Pada segmen satelit, SNT harus memastikan terlebih dahulu hasil pengetesan akhir untuk menyatakan bahwa satelit berada dalam kondisi nominal setelah fase orbit raising," ia menuturkan.
Lebih lanjut Heru menjelaskan, setelah memasuki fase Final Insertion dan Electrical Station Keeping (ESK) pertama, satelit akan menjalani tahapan In-Orbit Testing (IOT) pada tanggal 6 November.
Tujuannya adalah untuk memeriksa performa satelit terutama untuk subsistem payload.
Setelah berakhirnya IOT, SNT akan menjalani proses integrasi dengan sistem ground dan ujicoba End-to-End agar siap beroperasi.
Advertisement
11 Stasiun Bumi
Dalam proyek Satria-1, PSN Group melalui SNT menyiapkan 11 Stasiun Bumi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Seluruh pengujian pada infrastruktur pendukung ruas bumi seperti pengujian stasiun bumi (gateway), jaringan komunikasi, dan lain-lain ini merupakan tahapan penting yang dapat memastikan beroperasinya Stasiun Bumi dengan baik dan terhubung dengan satelit.
Adapun seluruh rangkaian pengujian terkait infrastruktur pendukung ruas bumi telah dilalui dengan hasil baik dan siap untuk mendukung beroperasinya Satria-1.
Sebanyak 11 Stasiun Bumi difungsikan untuk memantau sekaligus mengontrol satelit dengan Stasiun Bumi yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, menjadi stasiun kontrol satelit utama dan pusat operasi jaringan (Network Operation Center).
Adapun stasiun kontrol satelit cadangan (Back-Up Satellite Control Center) berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Stasiun Bumi lainnya akan difungsikan sebagai gateway antara lain berlokasi di Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Satria-1 Bawa Kapasitas 150 Gbps
Adi menambahkan, Satria-1 adalah satelit dengan teknologi mutakhir Very High-Throughput Satellite (VHTS) pertama di Indonesia.
Satelit ini membawa total kapasitas 150 Gbps yang diproyeksikan menjadi satelit yang membantu program transformasi digital di Indonesia.
“Setelah dipastikan semuanya berfungsi dengan baik, satelit Satria-1 akan digunakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (BAKTI Kominfo) untuk memberikan layanan internet bagi daerah-daerah di seluruh penjuru Indonesia,” Adi menutup.
Advertisement