Sukses

Jaringan Internet di Gaza Lumpuh Lagi, Pemadaman Listrik Terjadi Secara Konsisten

Israel lagi-lagi memutuskan jaringan internet dan telepon di jalur Gaza, pemadaman listrik juga terjadi secara konsisten dan aktivitas pengeboman di wilayah tersebut masih terus dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari Minggu (5/11/2023), Israel lagi-lagi memutuskan jaringan internet dan telepon di jalur Gaza. Ini adalah yang ketiga kalinya Gaza mengalami kelumpuhan, berdasarkan laporan perusahaan telekomunikasi Paltel.

“Kami dengan menyesal mengumumkan penutupan total layanan komunikasi dan internet di Gaza setelah pihak Israel memutus servernya,” kata Paltel terkait aksi pemutusan jaringan internet di Gaza, mengutip dari Live Mint, Senin (6/11/2023).

Dilansir The New York Times, NetBlocks, sebuah layanan pemantauan internet, juga mengungkapkan kalau terjadi pemadaman listrik dari sekitar pukul 16:20 waktu setempat. Pemadaman listrik pertama berlangsung selama 36 jam dan pemadaman kedua selama 10 jam.

Pada peristiwa ini, badan pengungsi Palestina dari PBB juga melaporkan kalau mereka kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota tim UNRWA (Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB) akibat pemadaman tersebut.

Paltel mengungkapkan, gangguan total semua layanan komunikasi dan Internet disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja oleh pihak Israel.

Beberapa saat setelah pemadaman listrik, tentara Israel kembali melancarkan pemboman di Gaza dan zona terdekat lainnya di sebelah utara wilayah tersebut.

Atas kejadian ini, Kelompok Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan di media sosial, pemadaman listrik berdampak pada lebih dari dua juta warga sipil. Selain itu, setelah terjadinya pengeboman, akses layanan medis darurat terputus.

Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan keprihatinannya.

Ia juga mengatakan melalui media sosialnya, "tanpa konektivitas, masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis segera tidak dapat menghubungi rumah sakit dan ambulans.” Karenanya, ia meminta semua saluran komunikasi termasuk internet harus segera dipulihkan. 

2 dari 4 halaman

Pemadaman Listrik Terjadi Secara Konsisten dan Diperkirakan Akan Terjadi Lagi

Direktur NetBlocks, Alp Toker, mengatakan bahwa organisasinya tidak dapat segera menentukan penyebab dari terjadinya pemadaman listrik. Apakah disebabkan oleh tindakan teknis Israel ataukah kerusakan fisik pada infrastruktur telekomunikasi Gaza.

Ia mengatakan hilangnya konektivitas di Gaza pada hari Minggu, secara teknis sepenuhnya konsisten dengan dua pemadaman listrik sebelumnya. Yang pertama, berlangsung hampir 36 jam dan yang kedua berlangsung sekitar 10 jam.

Di samping itu, ia juga mengungkapkan, pemadaman listrik ini diperkirakan akan terjadi lagi.

Setelah pemadaman listrik pertama, dua pejabat Amerika Serikat yakin Israel bertanggung jawab atas terputusnya komunikasi di Gaza. Mereka juga mengaku telah mendesak Israel untuk menghalangi pemulihan layanan.

3 dari 4 halaman

Internet di Gaza Juga Sempat Lumpuh Akhir Oktober 2023 Lalu Akibat Serangan Udara Israel

Sebelumnya, pada hari Jumat (27/10/2023), jalur Gaza juga telah mengalami pemadaman konektivitas total ketika Pasukan Pertahanan Israel mengumumkan perluasan operasi darat di wilayah tersebut.

"Di tengah laporan pemboman besar-besaran; perusahaan ini adalah operator besar terakhir memasok layanan karena konektivitas menurun di tengah pertempuran  berlangsung dengan Israel," ungkap NetBlocks dalam postingan tersebut.

Tidak hanya Paltel, pada hari Kamis (26/10/2023), layanan penyedia internet lain bernama NetStream juga terdampak serangan udara Israel.

NetBlocks mengonfirmasi melalui postingan X, "NetStream, salah satu penyedia internet terakhir yang tersisa di Gaza, telah kolaps beberapa hari setelah operator memberi tahu pelanggan layanan akan berakhir karena kekurangan pasokan bahan bakar."

Sejak Israel memutus sebagian besar akses listrik ke Gaza awal bulan Oktober 2023, jalur tersebut bergantung pada sumber listrik lain seperti generator untuk mendukung konektivitas. 

Namun, dalam beberapa hari terakhir, bombardir serangan udara telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur pendukung.

Akibatnya, organisasi kemanusiaan Palestine Red Crescent Society mengatakan  bahwa mereka mungkin tidak dapat menyediakan layanan medis darurat karena hilangnya layanan komunikasi. 

4 dari 4 halaman

Internet di Gaza Sempat Pulih Sebagian

Setelah pemadaman internet pada akhir Oktober lalu, sebagian konektivitas di Gaza juga sempat pulih. Pada hari Minggu (29/10/2023), sebuah sistem pemantau internet IODA melaporkan mulai terjadinya pemulihan konektivitas internet di Gaza, mengutip dari Tech Crunch, Selasa (31/10/2023).

CEO perusahaan telekomunikasi utama Palestina Paltel Group, Abdulmajeed Melhem, mengatakan kepada The Times bahwa internet telah kembali aktif. Meski begitu, perusahaan mengaku belum melakukan perbaikan apa pun.

Kemudian, pada hari Senin (30/10/2023), Gaza dikabarkan sudah memiliki akses internet yang kurang lebih sama seperti sebelum terjadinya pemadaman. 

“Terjadi pemadaman total selama 34 jam dari Jumat hingga Minggu – yang pertama di Gaza. Lalu terjadi pemadaman sebagian di Gaza Utara tadi malam,” kata Direktur Analisis internet Madory, kepada TechCrunch

Madory juga mengungkapkan bahwa situasi saat ini masih tidak ada listrik dan hanya tersedia sedikit air. Layanan internet juga masih berpotensi terputus kapan saja.