Liputan6.com, Jakarta - XL Axiata mendorong adopsi teknologi internet of things (IoT) di kalangan pondok pesantren melalui program Pesantren Digital.
Melalui Pesantren Digital, XL Axiata memberikan pelatihan digital untuk para santri, mulai dari pelatihan membuat konten, mendesain website, hingga melatih santri untuk mempelajari teknologi terbaru termasuk solusi internet of things (IoT).
Baca Juga
Terbaru, dalam program Pesantren Digital ini, XL Axiata mengajari para santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sekar Anyar, Pamekasan, Madura, Jawa Timur untuk memanfaatkan solusi berbasis IoT di bidang budi daya maggot alias belatung.
Advertisement
Group Head XL Axiata East Region Dodik Ariyanto mengatakan, solusi IoT untuk budi daya maggot ini lahir dari hasil inkubasi IoT di Laboratorium XCamp milik XL Axiata.
Dodik mengatakan, di tempat XCamp, dipilih sejumlah solusi yang cocok dan dapat diterapkan di lingkungan pesantren, terutama yang dapat mendukung upaya pemberdayaan ekonomi di pesantren.
"Melalui program Pesantren Digital, XL Axiata turut menyediakan sejumlah solusi digital, salah satunya IoT, yang bisa dimanfaatkan oleh teman-teman pengelola pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan kegiatan ekonomi di pesantren," kata Dodik di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Kamis (9/11/2023).
Kenapa XL Pilih Budi Daya Maggot Alias Belatung?
Lebih lanjut dikatakan oleh Head New Ventures & Technology Incubation XL Axiata, Novi Arian, maggot atau belatung dibudidayakan lantaran memiliki potensi bisnis yang tinggi dan berbagai manfaat yang diberikan.
Misalnya, kata Arian, hasil budi daya maggot bisa menjadi pakan ternak yang berkualitas tinggi. Manfaat lain, belatung juga bisa membantu mengurai sampah menjadi organik dan nonorganik. Sampah organik ini pada akhirnya bisa menjadi pupuk berkualitas tinggi.
"Secara teknis, solusi IoT untuk budi daya maggot ini memiliki sejumlah fitur pemantauan lingkungan dan kontrol suhu atau kelembaban di lokasi peternakan Black Soldier Fly (BSF). BSF adalah jenis lalat yang telurnya kemudian menjadi larva maggot," ujar Novi memberikan penjelasan.
Ia melanjutkan, secara teknis, untuk menghasilkan maggot yang bisa menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, dibutuhkan suhu dan kelembapan yang optimal, dengan rentang 20-25 derajat celcius. Selain itu, dibutuhkan juga kelembaban yang ideal dalam beternak maggot, yaitu 50-70 persen.
Ia menyebut, penggunaan solusi IoT akan membantu mempermudah mengukur suhu dan kelembaban terbaik secara real time. XL Axiata tak sendirian dalam menerapkan proyek edukasi ini. Perusahaan menggandeng Yayasan Benihbaik.
Advertisement
Manfaat Solusi IoT
Selain untuk meningkatkan produktivitas, solusi IoT ternyata bisa mengurangi biaya operasional serta bisa jadi sumber data untuk keperluan big data dan AI. Selain itu teknologi ini juga bisa untuk mempermudah perencanaan, proyeksi, hingga perawatan.
Diungkapkan oleh Pengasuh PP Miftahul Ulum Sekar Anyar RKH Afifurrahman, pihaknya mengapresiasi dukungan literasi digital hingga pelatihan budi daya maggot berbasis IoT yang dilakukan XL Axiata. Ia berharap program ini bisa berhasil dan jadi percontohan buat pesantren-pesantren lainnya.
"Semoga program ini berhasil dan bisa mengangkat perekonomian, terutama yang di pesantren ini. Saya berharap pesantren kami ini bisa mandiri dan program ini bisa menggali potensi-potensi yang ada," kata RKH Afifurrahman.
Sekadar informasi, nilai ekonomi yang bisa dihasilkan dari budi daya maggot terbilang cukup tinggi. Maggot dibutuhkan untuk pakan ternak seperti unggas dan lele.
Maggot bisa menjadi pakan ternak berkualitas tinggi yang dapat mempercepat pertumbuhan hewan ternak. Dengan demikian, budi daya maggot ini juga dapat mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Dukung Pengelolaan Sampah Organik
Budi daya maggot pun terbilang cukup mudah karena pakannya berasal dari limbah rumah tangga atau sampah organik yang mudah didapatkan.
Karena itu, budidaya maggot juga mendukung program pengolahan dan pemberdayaan sampah organik di pesantren, serta diharapkan turut berkontribusi terhadap pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Selain di Pamekasan, solusi IoT untuk budi daya maggot juga telah diterapkan di Pesantren Hidayatulloh, Depok, Jawa Barat, Ponpes Pesantren Al Idrisiyah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Ponpes KH Mas Mansur Madrasah Boarding School (MBS), Brebes, Jawa Tengah.
Advertisement