Sukses

Ada Penipu Sebarkan Malware Berkedok Download AI Bard, Google Tak Tinggal diam

Google mengambil langkah hukum usai ditemukan adanya penipu yang membuat iklan di media sosial dengan mengatasnamakan chatbot AI Bard, untuk menyebarkan malware.

Liputan6.com, Jakarta - Google mengumumkan bakal mengambil langkah hukum, usai menemukan adanya penipuan yang mengatasnamakan chatbot kecerdasan buatan mereka Bard.

Melalui unggahan di blog The Keyword, Google mengatakan gugatan mereka menargetkan penipu, yang telah memasang iklan dan postingan atas nama Google Bard, namun dengan tujuan menyesatkan pengguna agar mereka mengunduh malware.

Perlu diingat bahwa chatbot AI (artificial intelligence) Bard milik Google, dapat diakses secara langsung melalui bard.google.com, tanpa perlu mengunduh atau menginstal apapun.

Google menyebut, para penipu ini membuat halaman di media sosial, dan memasang iklan yang mendorong orang untuk mengunduh chatbot AI Bard, yang sebenarnya tersedia gratis dan tidak perlu di-download.

"Iklan tersebut malah mengarahkan orang untuk mengunduh malware yang menyusupi akun media sosial mereka. Sejak bulan April, kami telah mengajukan sekitar 300 penghapusan terkait dengan kelompok pelaku kejahatan ini," tulis Google.

Menurut Google, dikutip Rabu (15/11/2023), mereka sedang mencari perintah untuk menghentikan para penipu menyiapkan domain semacam ini, dan mengizinkannya untuk mematikannya di pendaftar domain Amerika Serikat.

Dalam laporan The Verge, dikutip dari 9to5google, grup ini diperkirakan berbasis di Vietnam, dan menyebarkan malware ini sebagian melalui laman dan grup Facebook.

Menurut gugatan yang diajukan di California, Amerika Serikat, seperti dilaporkan The Verge, diduga penipu tersebut juga memakai promosi Facebook berbayar, untuk menampilkan malware ke lebih banyak pengguna.

2 dari 5 halaman

Tidak Terafiliasi dengan Google

"Tergugat adalah tiga individu yang tidak diketahui identitasnya yang mengaku menyediakan, antara lain, 'versi terbaru' Google Bard untuk diunduh,” bunyi gugatan tersebut, seperti dikutip dari The Verge.

Perusahaan juga menegaskan bahwa mereka tidak terafiliasi dengan Google, dengan cara apapun.

"Mereka telah menggunakan merek dagang Google, termasuk Google, Google AI, dan Bard untuk memikat korban yang tidak curiga agar mengunduh malware ke komputer mereka."

Dalam blog yang sama, gugatan kedua Google menargetkan pelaku kejahatan yang menyalahgunakan DMCA (Digital Millennium Copyright Act), dengan menggunakan penghapusan hak cipta palsu untuk merugikan pesaing.

"Gugatan kami menargetkan pelaku jahat yang membuat lusinan akun Google dan menggunakannya untuk mengajukan ribuan klaim hak cipta palsu terhadap pesaing mereka," kata perusahaan.

"Klaim penipuan ini mengakibatkan penghapusan lebih dari 100.000 situs web bisnis, yang menyebabkan kerugian jutaan dolar dan hilangnya ribuan jam waktu karyawan."

3 dari 5 halaman

Google Hadirkan Pencarian Berbasis AI ke 120 Negara

Sebelumnya, setelah diluncurkan di AS, India, dan Jepang, kini penelusuran Google alias Google Search yang didukung AI (kecerdasan buatan) resmi diluncurkan secara global.

Mulai Kamis (9/11/2023), pengalaman percakapan berbasis AI yang dikenal sebagai SGE (Search Generative Experience) akan tersedia di lebih dari 120 negara. 

Tidak hanya itu, SGE juga akan mendukung empat bahasa baru, yaitu Spanyol, Portugis, Korea dan Indonesia, menurut laporan Tech Crunch. Sekadar diketahui, sebelumnya SGE telah mendukung bahasa Inggris, Hindi, dan Jepang. 

Adapun peningkatan dari teknologi ini, Google dilaporkan akan mulai menguji cara baru untuk mengajukan pertanyaan secara langsung di halaman hasil pencarian.

Kini, saat menjelajahi suatu topik, pengguna juga akan bisa melihat pertanyaan dan hasil penelusuran sebelumnya. Termasuk Search ads di slot khusus pada seluruh halaman.

Selain itu, Google juga melakukan perbaikan kecil pada SGE mengenai pertanyaan lanjutan dan fitur terjemahan serta definisi.

4 dari 5 halaman

Fitur-Fitur Baru yang Ditambahkan

Pada fitur terjemahan, saat pengguna meminta Penelusuran untuk menerjemahkan frasa yang tersusun dari beberapa kata bermakna ganda, pengguna dapat mengetuk kata-kata tersebut dan memilih arti yang dirasa sesuai.

Opsi ini juga dapat muncul ketika pengguna perlu menentukan gender spesifik untuk kata tertentu. Fitur ini direncanakan akan tersedia bagi pengguna AS untuk terjemahan bahasa Inggris ke bahasa Spanyol dalam beberapa minggu ke depan. 

Adapun untuk fitur definisi baru yang ditambahkan, pengguna bisa menanyakan definisi kata-kata asing yang ditemukan dalam jawaban tentang topik pendidikan tertentu dengan dukungan AI. 

Kini, selain sains, ekonomi, dan sejarah, pengguna juga bisa meminta definisi di berbagai bidang, seperti pengkodean dan informasi kesehatan.

Sekadar diketahui, SGE diluncurkan awal tahun 2023 ini. Mirip dengan Bing Chat, SGE memungkinkan pengguna web berinteraksi dengan AI menggunakan bahasa alami. 

Dengan SGE, pengguna dapat mengajukan pertanyaan dan menerima tanggapan tidak hanya berupa daftar tautan, tetapi juga kalimat lengkap dengan referensi yang dikutip.

5 dari 5 halaman

Infografis Fakta Fenomena Ngemis Online di Media Sosial