Sukses

Google Perluas Akses Bard AI untuk Remaja, Bisa Bantu Kerjakan Tugas sampai Daftar Kuliah

Google perluas akses Bard AI sebagai alat pembelajaran yang berguna bagi remaja, bisa membantu mengerjakan tugas sekolah, pendaftaran universitas, dan mempelajari hobi serta aktivitas baru.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah memperluas peluncurannya dan menambahkan dukungan bahasa di berbagai wilayah, kini Google Bard AI menghadirkan chatbot untuk remaja.

Dilansir Gadgets 360, Selasa (21/11/2023), dalam postingan blognya, Google mengatakan bakal membuka akses Bard untuk remaja di sebagian besar negara di dunia. 

“Remaja di negara-negara tersebut yang memenuhi persyaratan usia minimum untuk mengelola Akun Google akan dapat mengakses Bard dalam bahasa Inggris, dan akan ada lebih banyak bahasa yang hadir seiring berjalannya waktu,” kata Tulsee Doshi, Kepala Produk untuk Responsible AI, dalam postingan tersebut.

Google menghadirkan Bard sebagai alat pembelajaran yang berguna bagi remaja. Disebutkan, pengguna remaja dapat memakai chatbot tersebut untuk membantu tugas sekolah, pendaftaran universitas, dan mempelajari hobi serta aktivitas baru. 

Tidak hanya itu, Bard juga dapat membantu siswa dalam pelajaran, seperti sains, sejarah, dan matematika.

Bahkan, untuk membantu pengguna remaja dalam pelajaran matematika, Bard tidak hanya menjawab soal-soal, tetapi juga menghadirkan alat visualisasi data seperti bagan dan tabel.

Sebelumnya, Google telah berkonsultasi dengan pakar keselamatan dan perkembangan anak agar pengalaman Bard tetap aman bagi remaja.

Perusahaan juga mengembangkan pengalaman orientasi untuk remaja di Bard yang mencakup Panduan Literasi AI dan video baru berisi tips tentang cara menggunakan AI (kecerdasan buatan) generatif secara bertanggung jawab.

Selain itu, Google telah melatih chatbot-nya untuk mengidentifikasi konten dan subjek yang diduga tidak pantas untuk remaja, sekaligus menerapkan perlindungan untuk mencegah konten tidak aman muncul dalam tanggapan Bard.

2 dari 4 halaman

3 Tips Efektif untuk Memanfaatkan Bard AI

Berikut ini 3 tips berguna untuk memaksimalkan chatbot Bard AI:

1. Analisis dan Buat Gambar

Google menyebut pengguna bisa mengunggah dan memanfaatkan Bard untuk menganalisis gambar, termasuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai gambar tersebut.

Sebagai contoh, kamu dapat meminta Bard membuat konten yang terinspirasi dari gambar tersebut atau mengurai gambar catatan tulisan tangan menjadi ringkasan melalui email.

2. Coding

Selain itu, Bard bisa sangat bermanfaat bagi para developer software. Sebab, Google telah menyiapkan halaman khusus yang mengulas kemampuan Bard dalam coding.

Bard juga dapat membantu dalam menjelaskan potongan kode, terutama jika kamu sedang belajar pemrograman untuk pertama kalinya atau memerlukan bantuan dalam memahami hasil dari suatu blok kode.

3. Rencanakan Liburan dengan Lebih Mudah

Bard juga dapat membantu Anda merencanakan perjalanan liburan berdasarkan minat Anda. Semakin detail informasi yang Anda berikan, semakin baik pula rencana perjalanan yang dapat Bard buat untuk Anda.

Sekadar informasi, tahun ini ditandai dengan berkembangnya teknologi chatbot AI, termasuk Bard dari Google, ChatGPT dari OpenAI, dan chatbot dari Microsoft Bing. Karenanya, perlu diingat bagi kamu yang menggunakannya untuk tetap waspada dalam membagikan informasi. 

3 dari 4 halaman

Pakar Ungkap Kecerdasan Buatan AI Permudah Aksi Kejahatan Siber

Seperti diketahui, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan teknologi mempermudah hidup manusia apabila dimanfaatkan dengan baik. Sayangnya, AI teryata juga dapat mempermudah aksi kejahatan siber melalui chatbot tiruan ChatGPT.

Chatbot tiruan dengan fitur kriminal ini muncul di dark web dan dapat diakses dengan biaya bulanan dirasa masuk akal, termasuk pembayaran satu kali selayaknya ChatGPT.

Dikutip dari New York Post, Rabu (15/08/2023), perusahaan keamanan siber SlashNext menemukan berbagai chatbot dark web, termasuk DarkBERT, WormGPT, dan FraudGPT.

Chatbot itu disebut mampu membuat penipuan phishing dan pesan palsu melalui gambar sangat meyakinkan.

Dengan demikian, penjahat siber akan memanfaatkan chatbot mereka untuk membuat akun samaran hingga meminta bank memberikan informasi penting nasabahnya kepada mereka. 

Jenis penipuan ini bukan hal baru dalam dunia maya, tapi Lisa Palmer, seorang ahli strategi AI untuk perusahaan konsultan AI Leaders, memperingatkan penipuan ini sekarang lebih mudah dilakukan karena kecerdasan buatan.

"Ini adalah jenis kejahatan yang dapat disesuaikan dengan sejumlah besar target sekaligus. Para penipu dapat merancang kampanye massal dengan tingkat personalisasi yang tinggi, alih-alih membuatnya satu per satu," katanya. 

Menurut pakar keamanan siber, kemampuan meniru identitas merupakan masalah yang sedang jamak tersebut. Terlebih, dengan gambar dan suara palsu, jenis penipuan ini tidak hanya rentan bagi orang tua, tapi juga instansi besar. 

Menurut Palmer, penjahat dapat mengumpulkan data terkait bisnis tertentu yang memungkinkan mereka melakukan ancaman yang disertai dengan permintaan tebusan hingga perusakaan reputasi. 

Meskipun demikian, Palmer akui tak akan mudah untuk menuntut pihak chatbot AI ilegal ini ke lembaga hukum.

Selain itu, chatbot AI ilegal ini juga bisa memudahkan seseorang tanpa keterampilan teknologi tinggi melakukan tindakan ilegal dalam dunia siber. Berbeda dari chatbot resmi seperti ChatGPT yang bisa membatasi perintah ilegal dari penggunanya. 

4 dari 4 halaman

Ada Penipu Sebarkan Malware Berkedok Download AI Bard

Sementara itu, baru-baru ini Google mengumumkan bakal mengambil langkah hukum, usai menemukan adanya penipuan yang mengatasnamakan chatbot kecerdasan buatan mereka Bard.

Melalui unggahan di blog The Keyword, Google mengatakan gugatan mereka menargetkan penipu, yang telah memasang iklan dan postingan atas nama Google Bard, namun dengan tujuan menyesatkan pengguna agar mereka mengunduh malware.

 Perlu diingat bahwa chatbot AI (artificial intelligence) Bard milik Google, dapat diakses secara langsung melalui bard.google.com, tanpa perlu mengunduh atau menginstal apapun.

Google menyebut, para penipu ini membuat halaman di media sosial, dan memasang iklan yang mendorong orang untuk mengunduh chatbot AI Bard, yang sebenarnya tersedia gratis dan tidak perlu di-download.

"Iklan tersebut malah mengarahkan orang untuk mengunduh malware yang menyusupi akun media sosial mereka. Sejak bulan April, kami telah mengajukan sekitar 300 penghapusan terkait dengan kelompok pelaku kejahatan ini," tulis Google.

Menurut Google, dikutip Rabu (15/11/2023), mereka sedang mencari perintah untuk menghentikan para penipu menyiapkan domain semacam ini, dan mengizinkannya untuk mematikannya di pendaftar domain Amerika Serikat.

Dalam laporan The Verge, dikutip dari 9to5google, grup ini diperkirakan berbasis di Vietnam, dan menyebarkan malware ini sebagian melalui laman dan grup Facebook.

Menurut gugatan yang diajukan di California, Amerika Serikat, seperti dilaporkan The Verge, diduga penipu tersebut juga memakai promosi Facebook berbayar, untuk menampilkan malware ke lebih banyak pengguna.