Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk kembali membuat gaduh ranah media sosial. Baru-baru ini, pemilik X Twitter itu membuat banyak warganet geram atas cuitannya di platform media sosial itu.
Lewat cuitannya pada Sabtu, 18 November 2023, Elon Musk mengancam akan men-suspend atau menangguhkan akun yang membuat cuitan 'decolonization' dan 'from the river to the sea'.
Baca Juga
As I said earlier this week, “decolonization”, “from the river to the sea” and similar euphemisms necessarily imply genocide.Clear calls for extreme violence are against our terms of service and will result in suspension. https://t.co/1fCFo5Lezb
— Elon Musk (@elonmusk) November 17, 2023
"Seperti yang saya katakan awal pekan ini, 'decolonization', 'from the river to the sea', dan eufemisme serupa memiliki makna genosida," cuit Elon Musk di X Twitter.
Advertisement
"Seruan jelas untuk melakukan kekerasan ekstrem melanggar persyaratan layanan kami, dan akan mengakibatkan penangguhan."
Adapun kalimat 'from the river to the sea' mengacu pada wilayah utara Laut Mediterania dan Sungai Yordan, dan sudah tertanam kuat dalam identitas dan budaya Palestina.
Tak hanya itu, kalimat ini juga mengacu pada batas wilayar negara Palestina sebelum akhirnya diduduki paksa oleh Israel.
Sontak cuitan Elon Musk ini membuat banyak warganet kesal dan murka, sehingga mereka pun berbondong-bondong mencuitkan "from the river to the sea" sebagai bentuk dukungan untuk Palestina.
Saking ramainya cuitan tersebut, keyword "from the river to the sea" pun trending topic di X Twitter sejumlah negara, termasuk di Indonesia.
Pantauan tim Tekno Liputan6.com, Senin (20/11/2023), keyword "from the river to the sea" sudah dicuitkan sebanyak 205 ribu kali hingga saat ini di Twitter.
X Twitter Banjir Cuitan
Dear @elonmusk,From the river to the sea,Palestine will be free. pic.twitter.com/UNnZ3Aoa0T
— YB𝕏 (@ybperpaduan) November 18, 2023
FROM THE RIVER TO THE SEAPalestine will be FREE 🇵🇸#IsraelTerrorism #GazaHospital#INDvsAUSfinal #IsraelIsATerrorist @elonmusk pic.twitter.com/O3S9UER99k
— Mohd Abdul Sattar (@SattarFarooqui) November 18, 2023
Selepas diugut oleh Elon Musk, kalimah FROM THE RIVER TO THE SEA trending di beberapa negara..Terbaik!Teruskan.Dari sungai ke samudera, Palestin pasti merdeka. pic.twitter.com/khsceyAaBF
— Awan Wafdan (@seketulawan) November 19, 2023
MR. ELON MUSK,"FROM THE RIVER, TO THE SEA," PALESTINE WILL BE FREE!!! 🇵🇸 pic.twitter.com/LH4MPLu8vW
— Shahkar Kazmi (@shahkar_kazmi) November 19, 2023
Dari hulu ke hilir kami bersama Palestina.Palak bapak kau @elonmusk
— Halusel (@Rosidin_Sumsel) November 20, 2023
From the river to the seaPalestine will be free!#ZionistCensorship pic.twitter.com/MtPHROoDKz
— Muhammed Esat Altıntaş (@altintasme) November 18, 2023
Advertisement
Perbedaan Interpretasi
Sekadar informasi, kalimat from the river to the sea kerap dipakai oleh aktivis atau pendukung Palestina untuk upaya pembebasan Palestina atau Free Palestine.
Dengan kata lain, ini merupakan seruan untuk menghentikan pendudukan Israel dan membebaskan wilayah Palestina, yakni antara Laut Mediterania hingga Sungai Yordan.
Namun, ada perbedaan interpretasi yang signifikan bagi pendukung Israel dan kelompok advokasi Yahudi dalam melihat kalimat ini. Mereka melihatnya sebagai retorika antisemitik yang menggambarkan penghancuran Yahudi dan Israel.
Perlu dicatat, pandangan terhadap frasa atau kalimat ini cukup bervariasi di kalangan individu atau kelompok yang berbeda. Bagi Elon Musk, penggunaan kalimat from the river to the sea dianggap sebagai dekolonisasi dan memiliki eufimisme yang mengimplikasikan genosida.
"Seperti saya katakan awal pekan ini, "dekolonisasi", "from the river to the sea" dan eufimisme serupa secara mutlak menyiratkan genosida. Teguran keras untuk kekerasan ekstrim melanggar ketentuan layanan kami dan akan mengakibatkan penangguhan," kata Elon Musk dalam cuitan di X Twitter.
Disebut Dukung Genosida
"Dengan risiko menyatakan yang jelas, siapa pun yang menganjurkan genosida terhadap setiap kelompok akan ditangguhkan dari platform ini," kata Elon Musk.
Elon Musk sendiri menggambarkan dirinya sebagai orang yang mendukung kebebasan bicara secara absolut. Ia mengklaim menjalankan X Twitter berdasarkan prinsip keterbukaan berbicara.
Bos SpaceX ini juga mengambil posisi bahwa istilah yang sangat diperdebatkan seperti from the river to the sea merupakan ujaran kebencian yang menghasut pada kekerasan ekstrim.
Sebelumnya, Apple, IBM hingga Disney menghentikan iklannya di platform X alias Twitter sejak 17 November 2023. Sejumlah pengiklan besar antara lain Paramount, NBCUniversal, Comcast, Lionsgate dan Warner Bros Discovery juga hentikan iklan.
Hal ini gara-gara Elon Musk disebut-sebut telah mengeluarkan pernyataan kontroversial yang bernada anti-semit. Selain itu, X juga dilaporkan telah menampilkan iklan Apple di samping konten yang bernada pro-Hitler.
Advertisement
Apple sampai Disney Cabut Iklan dari X Twitter
Sebelumnya sejumlah merek terkemuka hentikan iklannya di platform X dahulu bernama Twitter pada Jumat, 17 November 2023. Hal itu memberikan pukulan reputasi terhadap terhadap platform X milik Elon Musk setelah menerima teori konspirasi antisemite yang didukung supremasi kulit putih.
Dikutip dari CNN, ditulis Minggu (19/11/2023), selain Disney, sejumlah pengiklan besar antara lain Paramount, NBCUniversal, Comcast, Lionsgate dan Warner Bros Discovery juga hentikan iklan.
Platform X juga dilaporkan kehilangan Apple. Namun, Apple tidak menanggapi beberapa permintaan komentar. Kecepatan dan cakupan penarikan dari X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter terjadi di tengah meningkatnya reaksi keras terhadap Elon Musk karena semakin vokal mendukung keyakinan ekstremis.
Hal ini menimbulkan keraguan baru terhadap masa depan bisnis yang telah dijanjikan oleh Elon Musk dan CEO platform X Linda Yaccarino yang akan kembali hasilkan keuntungan pada awal 2024.
Penghentian iklan sementara itu mengikuti langkah serupa yang dilakukan IBM pada Kamis, 16 November 2023. Iklan untuk IBM dan merek-merek besar lainnya ditemukan muncul bersamaan dengan konten pro-Nazi di platform tersebut, menurut sebuah laporan pada Kamis, 16 November 2023 oleh kelompok pengawas media Media Matters.