Sukses

YouTube Uji Coba Tombol Play Misterius, Bisa Tonton Video Acak Sekali Pencet

YouTube dilaporkan menguji fitur baru secara terbatas yang memungkinkan pengguna memutar video secara acak dengan satu kali pencet.

Liputan6.com, Jakarta - YouTube kembali dilaporkan tengah mencoba fitur baru di aplikasinya. Kali ini, platform streaming video itu menjajal tombol video baru yang misterius muncul di bagian kanan bawah layar.

Fitur baru YouTube ini pertama ditemukan Zachary Kew-Denniss di aplikasi miliknya. Dikutip dari Android Police, Minggu (26/11/2023), dengan mengetuk tombol Play yang baru ini, pengguna akan membuka konten Shorts secara acak berdasarkan rekomendasi YouTube.

Sebelumnya, YouTube mencoba fitur serupa dengan membuatkan sebuah banner khusus di tengah layar yang dapat mengacak tontonan ketika diketuk. Sekarang, peletakan tombol di sisi bawah ini membuatnya jauh lebih mudah digunakan oleh pengguna.

Untuk diketahui, tombol ini akan sangat berguna ketika kamu merasa bosan dan bingung karena kehabisan ide tontonan di YouTube. 

Oleh sebab itu, menurut prediksi Android Police, ada kemungkinan fitur tombol Play baru ini akan menggantikan fitur banner tengah layar. Jadi, tampilan aplikasi akan terlihat lebih simpel dan minimalis. 

Sejauh ini, belum ada keterangan resmi yang menjelaskan fitur baru di aplikasi YouTube ini. Namun, ada kemungkinan fitur ini memutarkan video acak berdasarkan riwayat pengguna, kreator/channel berlangganan, juga video yang disukai.

Berdasarkan ketersediaannya, fitur ini masih dalam uji coba rahasia, sehingga tidak diuji coba ke semua pengguna. Hal ini tentu berbeda dari beberapa fitur sebelumnya yang secara resmi diumumkan raksasa streaming video ini.

2 dari 4 halaman

Fitur Baru YouTube untuk Ambil Tangkapan Layar Sekali Pencet

Di sisi lain, YouTube juga menguji fitur Save Frame, yang akan mempermudah proses pengambilan tangkapan layar dari video YouTube.

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengambil tangkapan layar dari video YouTube dengan mengklik kanan pada video yang sedang diputar di browser, seperti Chrome dan Microsoft Edge. Kedua browser ini ditenagai mesin Chromium yang sama, sehingga kemungkinan fitur ini akan tersedia di keduanya.

Save Frame memungkinkan pengguna untuk mengambil tangkapan layar dalam resolusi asli dan format PNG, memberikan kualitas gambar yang lebih tinggi dibandingkan dengan format JPG. 

Langkah ini diambil untuk mempermudah proses pengambilan tangkapan layar di web, menghilangkan langkah-langkah kompleks seperti snipping tool atau menekan tombol fungsi di sebagian laptop.

Menurut News18, dikutip Senin (20/11/2023), pengguna smartphone telah lama memiliki kemudahan mengambil tangkapan layar dengan menekan tombol daya dan volume secara bersamaan. 

Save Frame menggunakan pendekatan yang sama mudahnya, memungkinkan mereka mengambil tangkapan layar tanpa perlu mengandalkan pintasan keyboard yang kompleks.

Meskipun masih dalam tahap uji coba, diharapkan bahwa fitur baru ini akan segera diluncurkan untuk semua pengguna Chrome dan Edge dalam beberapa minggu mendatang. Dengan demikian, pengalaman menonton video di YouTube akan semakin praktis dan nyaman bagi pengguna browser desktop.

 
3 dari 4 halaman

YouTube Uji Coba Fitur Baru Berbasis AI

Sebelum itu, YouTube dilaporkan sedang menguji dua fitur baru yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI) sebagai upayanya meningkatkan keterlibatan pengguna dan memperbaiki pengalaman di platform tersebut.

Fitur pertama yang diuji coba YouTube adalah kemampuan untuk mengindentifikasi topik yang ada di kolom komentar. Jadi, AI bertugas mengenali dan mengatur komentar yang diberikan sesuai tema atau topik yang relevan. 

Fitur ini membantu penonton dan kreator dengan cepat menemukan diskusi yang spesifik di bagian komentar. 

Nantinya, pembuat konten konten juga memiliki opsi mengatur fitur ini dengan menghapus komentar seseorang yang terkait dengan topik tersebut.

Selain itu, fitur ini hanya terbatas dibuat untuk komentar yang dipublikasikan, tidak termasuk komentar yang diblokir atau yang sedang ditinjau. 

Dilansir Gizmochina, Jumat (10/11/2023), fitur YouTube terbaru ini sedang dalam tahap uji coba dan terbatas pada beberapa video berbahasa Inggris.

Fitur kedua adalah alat bantu percakapan AI semacam chatbot, yang dirancang untuk meningkatkan keterlibatan pemirsa selama pemutaran video. 

Penonton YouTube dapat mengajukan pertanyaan, menerima rekomendasi konten terkait, dan bahkan mengikuti kuis untuk meningkatkan pemahaman mereka. 

Alat ini terintegrasi tanpa mengganggu pemutaran video, serta menggunakan pemrosesan bahasa alami untuk memberikan tanggapan yang akurat dan relevan.

Kedua fitur ini sejauh ini hanya tersedia untuk sejumlah anggota YouTube Premium dan terus menjalani uji coba serta pengembangan lebih lanjut. 

4 dari 4 halaman

YouTube Paksa Pengguna Matikan Ad Block untuk Nonton Video

Selain itu, YouTube sudah mulai merealisasikan rencananya agar pengguna layanan konten berbagi video tersebut tidak menggunakan ekstension ad block di peramban, seperti Google Chrome hingga Mozilla Firefox.

Sebelumnya, YouTube sudah menyebarkan pesan agar menonaktifkan ad block di peramban untuk dapat lanjut menonton video di layanan streaming milik Google tersebut.

Pada kala itu, hanya beberapa pengguna mendapatkan notifikasi saat nonton video di YouTube bertuliskan, "Ad blockers are not allowed on YouTube."

Pengguna yang tidak berlangganan YouTube Premium, atau tidak menonaktifkan adblock dapat mengeklik simbol [X] di jendela kanan atas pesan pop-up tersebut.

Kini, pengguna akan diminta untuk menonaktifkan beragam ekstensi ad block ini untuk dapat menonton video di YouTube. Jika tidak, mereka tidak dapat menonton.

Mengutip The Verge, Rabu (1/11/2023), YouTube memperluas praktik untuk menindak keras aplikasi atau ekstensi ad block (pemblokir iklan). 

"Pemblokiran ini telah meluncur secara global, dengan upaya untuk mendorong pengguna mengizinkan iklan atau berlangganan YouTube Premium," kata manajer komunikasi YouTube, Christopher Lawton.

YouTube mengonfirmasi sudah "mematikan" video bagi pengugna yang menggunakan ekstensi ad block sejak Juni 2023. Lawton mengatakan, "penggunaan ad block menyalahi aturan dari terms of service layanan streaming tersebut."