Sukses

Chatbot AI Google Bard Mulai Belajar Memahami Video YouTube

Google mengatakan bahwa sedang mencoba kemampuan baru chatbot AI Bard, untuk dapat memahami video YouTube.

Liputan6.com, Jakarta - Chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) Google, Bard, mulai belajar untuk mampu memahami sebuah video YouTube.

Pembaruan uji coba kemampuan baru ini diungkap oleh Google, dalam catatan teranyar mereka mengenai eksperimen Bard pada tanggal 21 November 2023.

Melalui notifikasi pembaruannya, dikutip Jumat (24/11/2023), Google menyebut bahwa mereka "mengambil langkah pertama dalam kemampuan Bard untuk memahami video YouTube."

Sebagai contoh, apabila pengguna mencari video YouTube tentang cara membuat kue minyak zaitun, dia akan dapat menanyakan berapa banyak telur yang dibutuhkan dalam resep di video pertama.

"Kami mendengar Anda menginginkan interaksi yang lebih mendalam dengan video YouTube," kata Google

"Jadi kami memperluas YouTube Extension untuk memahami beberapa konten video sehingga Anda dapat melakukan percakapan yang lebih kaya dengan Bard tentang hal tersebut," kata mereka.

Tekno Liputan6.com pun mencobanya dengan menanyakan Bard mengenai video dari channel Gordon Ramsay di YouTube, yang berjudul "Gordon Ramsay Turns Rendang Into an Omelette in Indonesia | Scrambled."

Di sini, Bard akan bisa merespon prompt yang berisi salinan URL video, serta perintah tertentu, di mana di percobaan ini, saya memintanya memberitahu resep dari video tersebut. Hasilnya, Bard akan memberikan resep untuk omelet bumbu Rendang ala Indonesia.

Selain itu, pengguna juga akan bisa meminta rangkuman singkat dari sebuah video YouTube seperti podcast, atau konten-konten lainnya.

Meski begitu, kemampuan chatbot AI Google ini tampaknya memang masih dalam tahap uji coba, sehingga masih ditemukan sejumlah keterbatasan.

2 dari 4 halaman

Masih Ditemukan Sejumlah Keterbatasan

Saat mencoba meminta Bard merangkum video berbahasa Indonesia seperti dari podcast Raditya Dika atau Deddy Corbuzier, Bard "tidak dapat mengakses konten YouTube" tersebut. 

Selain itu, Bard juga menyebutkan beberapa kemungkinan alasan umum, yang membuat tidak bisa mengakses video tersebut.

Menurutnya, beberapa alasan ini seperti "konten tersebut bukan tautan YouTube yang valid, konten yang berpotensi tidak aman, atau konten tersebut tidak memiliki file teks yang dapat saya baca."

Keterbatasan lainnya, kemampuan Bard AI untuk memahami video YouTube ini juga sepertinya baru bisa dilakukan dengan perintah atau prompt berbahasa Inggris.

Berdasarkan percobaan, perintah dengan bahasa Indonesia masih belum bisa dilakukan, meskipun URL video YouTube berisi konten dengan bahasa Inggris dan punya subtitle Indonesia, di mana di uji coba ini memakai video dari kanal MrBeast.

Dikutip dari Engadget, Bard pertama kali mendapatkan kemampuan untuk mengambil data dari YouTube pada bulan September lalu.

Saat itu, Google memperbaruinya dengan mengintegrasikannya, ke produk-produk mereka lainnya seperti Docs, Maps, Lens, Flights, dan Hotels. Namun, saat itu dia belum bisa menguraikan perintah atau menjawab pertanyaan untuk konten video.

Untuk dapat berkomunikasi dengan Bard mengenai video YouTube, pengguna bisa mengaktifkan Youtube Extension di situs web chatbot AI tersebut.

3 dari 4 halaman

Ada Penipu Sebarkan Malware Berkedok Download Bard

Sebelumnya, Google mengumumkan bakal mengambil langkah hukum, usai menemukan adanya penipuan yang mengatasnamakan chatbot kecerdasan buatan mereka Bard.

Melalui unggahan di blog The Keyword, Google mengatakan gugatan mereka menargetkan penipu, yang telah memasang iklan dan postingan atas nama Google Bard, namun dengan tujuan menyesatkan pengguna agar mereka mengunduh malware.

Perlu diingat bahwa Bard Google, dapat diakses secara langsung melalui bard.google.com, tanpa perlu mengunduh atau menginstal apapun.

Google menyebut, para penipu ini membuat halaman di media sosial, dan memasang iklan yang mendorong orang untuk mengunduh chatbot AI Bard, yang sebenarnya tersedia gratis dan tidak perlu di-download.

"Iklan tersebut malah mengarahkan orang untuk mengunduh malware yang menyusupi akun media sosial mereka. Sejak bulan April, kami telah mengajukan sekitar 300 penghapusan terkait dengan kelompok pelaku kejahatan ini," tulis Google.

Menurut Google, dikutip Rabu (15/11/2023), mereka sedang mencari perintah untuk menghentikan para penipu menyiapkan domain semacam ini, dan mengizinkannya untuk mematikannya di pendaftar domain Amerika Serikat.

 

4 dari 4 halaman

Tidak Terafiliasi dengan Google

Dalam laporan The Verge, dikutip dari 9to5google, grup ini diperkirakan berbasis di Vietnam, dan menyebarkan malware ini sebagian melalui laman dan grup Facebook.

Menurut gugatan yang diajukan di California, Amerika Serikat, seperti dilaporkan The Verge, diduga penipu tersebut juga memakai promosi Facebook berbayar, untuk menampilkan malware ke lebih banyak pengguna.

"Tergugat adalah tiga individu yang tidak diketahui identitasnya yang mengaku menyediakan, antara lain, 'versi terbaru' Google Bard untuk diunduh,” bunyi gugatan tersebut, seperti dikutip dari The Verge.

Perusahaan juga menegaskan bahwa mereka tidak terafiliasi dengan Google, dengan cara apapun.

"Mereka telah menggunakan merek dagang Google, termasuk Google, Google AI, dan Bard untuk memikat korban yang tidak curiga agar mengunduh malware ke komputer mereka."