Sukses

Google Meet Punya Fitur Baru, Cukup Angkat Tangan Saat Mau Bicara

Google Meet punya fitur baru, yang memungkinkan pengguna cukup mengangkat tangan saat ingin berbicara, tanpa harus memencet tombol "raise hand."

Liputan6.com, Jakarta - Google meluncurkan fitur baru buat platform pertemuan daring mereka, Google Meet, yang memudahkan peserta rapat untuk bertanya atau meminta waktu berbicara, tanpa harus menekan tombol.

Fitur Google Meet ini nantinya memungkinkan pengguna untuk cukup mengangkat tangan, tanpa harus memencet tombol raise hand yang biasanya ada di platform meeting online.

"Mulai hari ini, Anda juga dapat mengangkat tangan fisik dan Meet akan mengenalinya dengan deteksi gerakan," tulis Google Workspace awal pekan lalu dalam blog resminya, dikutip Minggu (26/11/2023).

Google mengatakan, untuk memastikan agar gestur tangan terdeteksi Google Meet, pengguna harus memastikan kameranya diaktifkan dan tangan terlihat kamera, jauh dari wajah dan badannya.

Sementara, apabila pengguna adalah pembicara yang sedang aktif, deteksi gerakan tidak akan terpicu. Namun, apabila pengguna sudah tidak lagi berbicara aktif, fitur deteksi gerakan pun akan aktif lagi.

Dalam GIF yang dibagikan oleh Google, pengguna cukup mengangkat tangannya, lalu Meet bakal melakukan proses deteksi bahwa dia sedang mengangkat tangan dalam beberapa saat.

Fitur ini akan non-aktif secara bawaan, namun bisa diaktifkan dengan memilih opsi More, lalu Reactions, dan Hand Raise Gesture.

Akses akan diluncurkan secara bertahap selama beberapa pekan ke depan, buat para pelanggan di berbagai paket business, enterprise, dan education dari Google Workspace.

Namun tidak disebutkan apakah atau kapan fitur tersebut akan tersedia bagi orang-orang yang dengan akun Google personal.

2 dari 4 halaman

Fitur AI Generatif di Google Meet

Sebelumnya, Google Workspace mengatakan bahwa fitur-fitur kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) generatif, juga dibawa oleh perusahaan ke platform pertemuan online mereka Google Meet.

Darryl McKinnon, Director, Asia Pacific, Google Workspace di kantor Google Singapura, Selasa (17/10/2023) mengungkapkan, di Google Meet misalnya, pengguna akan dapat memakai fitur Studio Look untuk meningkatkan kualitas tampilan pengguna.

"Dengan AI, kami mengatasi keburaman di kamera, mungkin karena bukan yang terbaru atau mungkin karena buram, dengan AI generatif, kami membuat tampilan terlihat jadi yang terbaik," ujarnya.

Selain itu, Google Meet juga punya fitur Studio Lighting untuk meningkatkan pencahayaan tampilan pengguna dengan bantuan AI generatif.

Fitur lain yang dipamerkan adalah Automatic Translated Captions, di mana AI di Google Meet dapat mengenali bahasa yang diucapkan pengguna, dan akan dapat diterjemahkan secara otomatis.

"Karena kami bisa menangkapnya, kami juga menangkapnya di meeting, sehingga Anda akan punya transkrip penuh dari rapat, baik dalam bahasa asli maupun yang diterjemahkan," kata McKinnon.

Untuk membantu presentasi, teknologi kecerdasan buatan di Google Meet juga bisa membantu menyediakan real-time teleprompter, termasuk saran mengenai bagaimana intonasi yang tepat.

 

3 dari 4 halaman

AI untuk Merangkum Catatan dalam Pertemuan

Fitur AI lainnya yang dapat membantu sebuah rapat di Google Meet adalah membuat catatan, di mana kecerdasan buatan dapat merangkum apa saja yang dibahas di pertemuan tersebut.

"Jadi apabila Anda telat, kita masih akan tetap bisa mendapatkan rangkuman dari pertemuan, sehingga bisa tetap diikuti dan rapat bakal dapat terus berlanjut," kata McKinnon.

Bantuan teknologi Duet AI di Google Meet pun juga dapat memungkinkan pengguna untuk membuat sendiri gambar latar belakang dengan kecerdasan buatan, sehingga bisa disesuaikan dengan pembahasan atau rapat yang digelar.

Fitur-fitur Duet AI di Google Meet ini sendiri tersedia melalui Google Workspace Enterprise.

Dalam kesempatan tersebut, McKinnon juga mengungkapkan bahwa saat ini pengguna Google Workspace sudah mencapai tiga miliar, dengan 10 juta penggunanya adalah pelanggan berbayar.

 

4 dari 4 halaman

AI Generatif Bisa Pangkas Tugas Harian

Sebelumnya, McKinnon juga menyebut, AI generatif dapat membantu perusahaan meningkatkan produktivitas mereka, dan memangkas pekerjaan rutin sehari-hari.

"Kami percaya AI generatif punya kemampuan untuk mengurangi tugas-tugas rutin yang dilakukan orang-orang," katanya.

Menurut McKinnon, tugas-tugas rutin seperti membuat jadwal, mengatur data, menulis dokumen dari nol, bisa dikurangi hingga 60 sampai 70 persen dari waktu pekerja setiap harinya.

"Kami tidak ingin menggantikan manusia, yang kami lakukan sebenarnya adalah membantu manusia mengganti tugas-tugas rutin mereka, membuat mereka jadi lebih fokus pada pekerjaan yang kreatif atau lebih penting," ujarnya di Google Cloud Gen AI SEA Media Summit.

"Membuat jadwal itu menghabiskan banyak waktu kan? Membuat tujuan, buat catatan, tulis ulang catatan, berpikir mulai dari mana, menulis email terima kasih, semua menghabiskan waktu," pungkasnya.