Liputan6.com, Jakarta - Twitch dipastikan akan menutup platform live streaming mereka di Korea Selatan pada 27 Februari 2024 mendatang.
Kabar Twitch tutup layanan mereka di Korea Selatan ini tergolong cukup mengejutkan, khususnya para pembuat konten di negara tersebut.
Baca Juga
Apa yang menjadi alasan platform livestreaming ini angkat kaki dari Korea Selatan? CEO Twitch Dan Clancy mengungkap hal tersebut di laman blog resmi perusahaan.
Advertisement
Mengutip blog resmi perusahaan, Rabu (6/12/2023), CEO Twitch Dan Clancy mengatakan, "Alasan layanan Twitch tutup karena biaya operasi perusahaan di Korea Selatan sangat mahal."Â
Sebelum menutup layanan, perusahaan sudah berupaya untuk mengurangi biaya operasi setiap harinya. Twitch juga bereksperimen dengan model peer-to-peer untuk kualitas video saat live streaming.
Meskipun kami telah menurunkan biaya, biaya jaringan kami di Korea masih 10 kali lebih mahal dibandingkan di sebagaian besar negara lain," tulis CEO Twitch.
Dia menjelaskan, Twitch sudah "berdarah-darah" selama beroperasi di Korea dengan kerugian signifikan.
"Sayangnya, sudah tidak ada jalan lain agar bisnis kami dapat berjalan lebih lama lagi di Korea Selatan," ujar Dan.
Berdasarkan laporan Sully Gnome, kanal Twitch berbahasa Korea mengantongi 98,8 juta jam tontonan selama 30 hari terakhir.
Jumlah ini hanya mencakup 5,5 persen dari seluruh jam ditonton di platform livestreaming tersebut.
Untuk memotivasi streamer di Korea, Twitch telah menawarkan bantuan untuk membangun komunitas mereka di platform live streaming tersebut.
Sejak mengumumkan rencana penutupan layana, Twitch berencana untuk menjangkau pesain mereka di Korea Selatan untuk mendukung streamer transisi ke layanan lain.
Sully Gnome menyebutkan, ada sekitar 18.5000 afiliasi dan mitra aktif streaming dalam bahasa Korea.
Twitch Batasi Kualitas Streaming Video di Korea Selatan Cuma Sampai 720p
Sebelumnya, Twitch mengumumkan mereka akan membatasi kualitas streaming video di Korea Selatan hanya sampai 720p saja.
Hal ini menyusul adanya proposal pemerintah setempat, yang akan meminta penyedia konten global membayar layanan lokal untuk kemacetan di jaringan mereka.
 Sebelumnya, para pengguna internet di Korea Selatan, dapat menikmati kualitas video hingga 1080p atau HD, mengingat negara ini menjadi salah satu negara yang paling terkoneksi dengan internet.
Namun, mengutip The Gamer, Senin (3/10/2022), pemerintah Korea Selatan berusaha agar platform konten seperti Netflix, Twitch, dan YouTube, menanggung sebagian beban keuangan dari semua data yang mengalir melalui jaringan Korea.
Pemerintah mengusulkan, biaya penggunaan jaringan dikenakan pada platform yang jadi penyebab beban lalu lintas jaringan yang berat.
Jika disahkan, rancangan aturan ini mengharuskan platform konten untuk menggandeng ISP (Internet Service Provider/penyedia layanan internet) lokal untuk membayar biaya standar.
Rencana ini pun mendapatkan reaksi yang sebagian besar negatif, di mana Netflix dan YouTube disebut-sebut akan mengubah layanan mereka untuk pengguna internet di Korea Selatan. Sementara Twitch, menanggapinya dengan membatasi kualitas video.
Advertisement
Demi Mempertahankan Operasional
"Twitch telah secara konsisten mematuhi peraturan dan persyaratan lokal Korea Selatan, sambil dengan setia membayar semua biaya jaringan dan biaya terkait lainnya," kata platform milik Amazon tersebut.
Perusahaan mengatakan, biaya operasional layanan Twitch di Korea Selatan dapat meningkat, dan akan berlanjut di masa mendatang. Sehingga menurut mereka, diperlukan solusi baru untuk mempertahankan operasional layanan di negara itu.
"Untuk menemukan solusi baru agar kami dapat terus mengoperasikan layanan kami di Korea, kami akan menyesuaikan kualitas asli untuk pemirsa Korea di saluran yang menyediakan transcode (penyesuaian kualitas) mulai 30 September."
"Dengan kata lain, kualitas video di Korea akan mencapai 720p pada saluran yang menyediakan transcode," kata Twitch.
Twitch Ubah Sistem Pembagian Pendapatan
Keputusan ini pun membuat para kreator dan pengguna platform Twitch di Korea Selatan geger, karena kualitas streaming mereka akan dibatasi pada 720p.
Sejauh ini, baru Twitch yang merespon aturan tersebut dengan mengubah layanan mereka. Tidak diketahui apakah platform konten lain seperti YouTube dan Netflix akan menerapkan strategi serupa.
Sebelumnya, Dan Clancy, Presiden dari Twitch, mengumumkan perubahan pada sistem pembayaran untuk para streamer di platformnya.
Mengutip Sportskeeda, Clancy mengatakan perusahaan akan mengganti pembagian pendapatan dengan streamer yang sebelumnya 70/30, menjadi dibagi 50/50 untuk kreator konten mitra yang terpilih.
Clancy mengklaim, mengirim konten dengan high-definition untuk streamer yang menayangkan streaming hingga durasi 200 jam, membuat platform harus menanggung beban hingga USD 1.000 (sekitar Rp1 5 juta) setiap bulannya.
Advertisement