Liputan6.com, Bandung - Ada yang berbeda dari optimalisasi jaringan Telkomsel untuk menghadapi momen Natal dan Tahun Baru, tahun ini. Diungkap oleh VP Global Network Telkomsel Galumbang Pasaribu, tahun ini Telkomsel mengimplementasikan teknologi bernama Autonomous Network (AN) untuk mendukung optimalisasi jaringannya.
Dalam kasus optimalisasi jaringan jelang Natal dan Tahun Baru, Telkomsel menggunakan autonomous network yang mengombinasikan antara kecerdasan buatan, machine learning, dan otomatisasi untuk mendeteksi terjadinya anomali jaringan.
Baca Juga
Menurutnya, dari 427 titik keramaian atau Point of Interest (POI) saat Natal dan Tahun Baru yang dianalisa tim network, Telkomsel menerapkan autonomous network di 37 titik.
Advertisement
"Sekarang kami pilih 37 POI dari 427 POI, ini dikelola oleh autonomous network. AN ini bisa mendeteksi, misalnya ketika pelanggan yang ada di 37 POI ini mengalami degradasi layanan," kata Galumbang.
Ia melanjutkan, "Kalau dulu (layanan) jatuh, orang akan cek. Sekarang (sistem) akan tahu apa yang jatuh. Namanya autodetect. Kemudian, dia mendiagnosa dengan kemampuan machine learning yang bisa belajar dari histori."
Dari diagnosa penggunaan machine learning itu bisa diketahui apa penyebab layanan mengalami gangguan hingga analisa apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan.
"Jadi autodetect, kemudian (sistem) akan diagnosa, dan memerintahkan dirinya untuk selfhealing dan recover sendiri," katanya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, pada Natal dan Tahun Baru ini Telkomsel implementasikan AN di 37 POI yang secara hitungan, mengkover 1,8 juta pelanggan.
"Mereka (para pelanggan di area ke-37 POI) akan tanpa sadar jaringannya dikontrol oleh mesin. Jadi diharapkan nanti ketika ada degradasi, sistem akan merekover," tutur Galumbang, memberikan penjelasan.
Oleh karenanya, ketika nanti terjadi degradasi atau penurunan layanan pelanggan tidak perlu komplain. Pasalnya, sistem AN akan mengenali tiap gejala atau degradasi yang mengarah pada alasan kenapa network down.
Kenapa Telkomsel Hanya Terapkan AN di 37 POI?
Meski AN merupakan sistem baru, Galumbang mengatakan teknologi ini sudah diuji di beberapa wilayah di Jakarta dan Bandung dan hasilnya sistem ini bisa diandalkan untuk mengenali degradasi jaringan serta upaya recovery-nya.
Namun, kenapa dalam optimalisasi jaringan hanya diterapkan di 37 POI, padahal Telkomsel menghitung ada 427 POI di seluruh Indonesia?
Galumbang mengatakan, ini merupakan pertama kalinya AN dicoba secara masif. "Agar autonomous network bisa digunakan secara masif, nanti akan digunakan di semua area, tetapi kami butuh infrastruktur tambahan yang sedang dibangun juga."
"Yang 37 POI ini sebenarnya sudah bisa digunakan di seluruh Indonesia, bahkan di Jawa sudah bisa dilakukan. Namun momen ini kita jadikan trial, benar enggak sih? Proven enggak sih?" tuturnya.
Lebih lanjut, pengujian yang dilakukan di Jakarta hanya di beberapa titik dan hasilnya terbukti bisa menangani jaringan dengan lebih baik.
"Kita coba di 37 POI yang sangat masif, jadi kalau kami tahu ada namanya super POI, kami bisa lihat sejago apa dia bisa menghitung, bagaimana machine learningnya berjalan, dan membuat algoritma AI baru, sehingga nanti akan penuh dengan logika-logika baru. Dari situ baru implementasi semuanya," ujar pria berkaca mata itu.
Advertisement
Tentang Autonomous Network
Adapun AN merupakan teknologi baru yang mengikuti tren dalam industri telekomunikasi. Di mana, operator mendorong transformasi jaringan komunikasi ke jaringan produksi untuk berbagai industri.
Penggunaan autonomous network sendiri memerlukan kemampuan jaringan otomatis yang cerdas agar bisa memberikan pengalaman digital lebih baik, cepat, dan efisien secara operasional.
Galumbang menyebut, Telkomsel jadi operator pertama dan saat ini satu-satunya yang memakai teknologi autonomous network. Bahkan, Telkomsel jadi salah satu pendiri autonomous di dunia.
"Telkomsel satu-satunya operator di Indonesia yang mengimplementasikan autonomous network di pengelolaan operasional jaringan. Ada sekitar 12 kontributor utama autonomous network, Telkomsel salah satunya," kata Galumbang, memberikan penjelasan.
Peningkatan Trafik 13 Persen Saat Momen Natal dan Tahun Baru
Sebelumnya, Telkomsel mempersiapkan jaringan broadband untuk menyambut momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Hal ini lantaran pada kedua momen tersebut, biasanya operator seluler pelat merah ini melihat lonjakan komunikasi terutama penggunaan layanan internet.
Perusahaan memprediksi pada momen Natal dan Tahun Baru, akan ada lonjakan trafik internet hingga 13 persen dibandingkan hari biasa. Sementara, jika dibandingkan dengan Natal dan Tahun Baru yang lalu, kenaikan trafik internet diperkirakan capai 10,8 persen.
Menurut VP Global Network Operations Telkomsel Galumbang Pasaribu, lonajakan trafik internet bakal terjadi puncaknya pada H+1 Tahun baru dengan puncak payload 55,2 petabyte.
Peningkatan payload ini disebabkan karena lonjakan penggunaan layanan digital oleh pelanggan yang disumbang oleh aplikasi OTT pesan, game mobile, streaming, sampai e-commerce.
Galumbang menyebut, komunikasi dengan SMS akan mengalami peningkatan 4,4 persen, berbeda dengan hari-hari biasanya yang trennya terus mengalami penurunan.
Dengan proyeksi di atas, Galumbang mengatakan, Telkomsel perlu memastikan bahwa jaringannya bisa menangani pelanggan dengan baik. Oleh karenanya, perusahaan menggunakan langkah memproyeksi titik keramaian saat momen Natal dan Tahun Baru.
"Telkomsel mengidentifikasi ada 427 titik keramaian alias POI, tempat berkumpulnya orang saat Natal dan Tahun Baru," kata Galumbang, dalam konferensi pers kesiapan jaringan Telkomsel Natal dan Tahun Baru 2023, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/12/2023).
Adapun ke-427 titik yang disebutkan Galumbang meliputi 27 area residensial, 48 area transit transportasi seperti bandara, pelabuhan dan stasiun, 321 area spesial seperti mal, alun-alun, dan pusat keramaian, 29 area di rute mudik seperti jalur mudik, rest area dan SBPU, dan 2 gereja atau rumah ibadah.
Advertisement