Liputan6.com, Jakarta - Electronic Arts (EA) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawan di studio pembuat gim F1, Codemasters.
Kabar ini juga telah dikonfirmasi oleh EA, namun mereka tidak mengungkapkan lebih rinci mengenai jumlah karyawan yang terkena pemangkasan.
Baca Juga
Dilaporkan IGN, dikutip Sabtu (9/12/2023), pekerja dari studio yang berbasis di Inggris ini terkena PHK, menyusul "perubahan organisasi berskala kecil" yang dilakukan oleh EA.
Advertisement
"Bisnis kami terus berubah seiring kami berusaha menghadirkan permainan dan layanan luar biasa yang membuat para pemain kami tetap terlibat, terhubung, dan terinspirasi," tulis EA dalam pernyataannya.
"Terkadang, hal ini mengharuskan perusahaan untuk melakukan perubahan organisasi berskala kecil yang menyelaraskan tim dan sumber daya kami untuk memenuhi kebutuhan dan prioritas bisnis yang terus berkembang."
Electronic Arts juga mengklaim akan memberikan dukungan bagi mereka yang terdampak PHK di perusahaan pengembang F1 23 dan EA Sports WRC itu.
EA membeli Codemasters pada 2021 dengan harga USD 1,2 miliar. Perusahaan ini saat itu sudah terkenal dengan waralaba balap Grid, F1, dan Dirt.
Kala itu, bos EA Andrew Wilson mengatakan, dia ingin membiarkan perusahaan mempertahankan identitasnya, tanpa terlalu banyak campur tangan dari pihak luar.
Codemasters lalu ditinggal sang CEO Frank Sagnier, serta CFO Rashid Varachia tak lama kemudian. Perusahaan lalu menjadi bagian dari EA Sports.
Mei tahun lalu, EA menggabungkan tim developer di Codemasters Cheshire dengan Criterion Games di Guildford, untuk menciptakan satu studio besar untuk menggarap Need for Speed Unbound. Sayangnya, game ini gagal menggaet audiens di pasaran.
Pada 2023, Codemasters meluncurkan dua game balap yaitu F1 2023 pada bulan Juni serta EA Sports WRC pada bulan November. Namun keduanya gagal secara komersial.
Codemasters memegang lisensi resmi World Rally Championship, dan WRC adalah game rally pertama studio yang memiliki lisensi resmi sejak Colin McRae Rally 3 pada tahun 2002.
Dikutip dari GamesIndustry.biz, awal tahun ini EA juga mengumumkan rencana restrukturisasi, yang berdampak pada 6 persen pekerja karena PHK.
EA PHK Karyawan di Bulan April 2023
Di bulan April 2023, EA juga sudah mengumumkan melakukan PHK terhadap sekitar 6 persen karyawan atau sekitar 780 orang.
Kabar ini kemudian dikonfirmasi oleh CEO EA Andrew Wilson melalui blog, yang menyebut pengurangan karyawan ini terjadi karena mereka ingin mengevaluasi kembali strategi investasinya, serta mengurangi ruang kantor.
"Saat kami mendorong fokus yang lebih besar di seluruh portofolio kami, kami beralih dari proyek yang tidak berkontribusi pada strategi, meninjau jejak real estat, dan merestrukturisasi beberapa tim kami," kata Wilson.
"Keputusan ini diperkirakan berdampak pada sekitar enam persen tenaga kerja perusahaan," imbuhnya, seperti dikutip dari The Verge, Jumat (31/3/2023).
Dilaporkan oleh Wall Street Journal, Electronic Arts memiliki sekitar 13.000 karyawan pada tahun 2022 lalu. Ini berarti pemangkasan jumlah hingga enam persen bisa berakibat pada PHK di sekitar 780 pekerja.
Meskipun begitu, Wilson tidak mengungkapkan lebih rinci mengenai departemen apa saja yang akan terkena dampak EA PHK karyawan.
"Sebisa mungkin, kami menyediakan kesempatan bagi kolega kami untuk beralih ke proyek lain," ujarnya dalam pengumuman yang juga disampaikan ke para karyawan tersebut.
Advertisement
PHK di EA Diperkirakan Berlanjut
EA juga sudah mulai mengabarkan beberapa karyawan yang akan terkena dampak awal PHK di kuartal ini, dan diperkirakan kondisi itu bakal "berlanjut hingga awal tahun fiskal berikutnya."
Sementara itu, karyawan EA yang terkena dampak PHK akan menerima pesangon, perawatan kesehatan, dan layanan transisi.
EA sebelumnya juga sudah memberhentikan sekitar 200 penguji Apex Legends di bulan Februari melalui panggilan Zoom, seperti dilaporkan oleh Kotaku.
Pada bulan Januari, mereka juga mengumumkan rencana untuk menutup Apex Legends Mobile dan menahan pengembangan dari versi mobile dari game Battlefield. Game Titanfall baru pun juga kabarnya dibatalkan.
PHK di EA pun menyusul sejumlah perusahaan teknologi lain yang juga mengumumkan pemangkasan jumlah karyawan karena kondisi ekonomi.
Spotify PHK 1,500 Karyawan
Sebelumnya, Spotify menjadi perusahaan teknologi terkini yang harus melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK, dan terdampak ke seluruh karyawannya di berbagai negara di dunia.
Kabar Spotify PHK 1,500 karyawan ini diungkap secara langsung oleh CEO dan co-founder perusahaan, yaitu Daniel Ek.
Mengutip GSM Arena, Selasa (5/12/20023)), 17 persen atau 1,500 karyawan Spotify di PHK untuk memangkas biaya operasi perusahaan. Saat ini, perusahaan memiliki sekitar 9,241 karyawan di seluruh negara di dunia.
Dalam memo internal yang dikirim oleh CEO dan co-founder platform streaming audio tersebut, Daniel mengatakan, keputusan PHK ini diambil karena lambatnya pertumbuhan eknomi dan kenaikan biaya.
“Saat ini, kita masih memiliki terlalu banyak orang berdedikasi untuk mendukung pekerjaan, dan melakukan pekerjaan di sekitar pekerjaan dibandingkan memberikan kontribusi terhadap peluang dengan dampak nyata,” tulis Daniel Ek.
Informasi, ini merupakan PHK ketiga kali perusahaan harus memutus hubungan kerja karyawan pada tahun ini, sebagaimana dilansir The Verge.
Advertisement