Sukses

Fntastic Tutup Usai Rilis The Day Before, Game MMO yang Gagal Penuhi Ekspektasi Gamer

Fntastic, studio game asal Singapura, mengumumkan tutup setelah merilis game MMO The Day Before yang mendapat banyak kritik dan ulasan negatif dari gamer.

Liputan6.com, Jakarta - The Day Before menjadi game terakhir studio Fntastic, di mana perusahaan berbasis Singapura itu resmi mengumumkan tutup.

Baru empat hari merilis The Day Before ke platform Steam, Fntastic akhirnya setop beroperasi setelah berjalan hingga 8 tahun.

Mengutip cuitan di akun X resmi @FntasticHQ, Selasa (12/12/2023), Fntastic mengakui "telah gagal secara finansial, dan kekurangan dana untuk melanjutkan pengembangan game."

The Day Before sendiri padahal sempat menjadi salah satu game paling dinanti tahun ini, khususnya di platform Steam.

Saking dinantinya, game ini sempat masuk daftar game terlaris dan paling banyak dimainkan di Steam. Akan tetapi, hal itu berubah 180 derajat setelah rilis.

Hanya dalam hitungan beberapa jam, peringkat game The Day Before ini langsung turun drastis seiring dengan banjirnya ulasan negatif dari gamer.

Lanjut ke nasib perusahaan, Fntastic sendiri mengatakan diri mereka sudah berupaya keras untuk mengembangkan game The Day Before ini.

"Kami telah menginvestasikan semua upaya, sumber daya, dan jam kerja ke game besar pertama kami," tulis Fntastic di akun X Twitter mereka.

Dalam pernyataannya, perusahaan mengklaim ingin merilis patch untuk mengungkap potensi penuh dari game ini.

"Sayangnya update The Day Before patch tidak dapat diwujudkan. Kami tidak memilik dana untuk melanjutkan pekerjaan," katanya.

Kabar Fntastic tutup memang mengejutkan banyak gamer, namun tidak sedikit pula menganggap hal ini akan terjadi mengingat buruknya gim The Day Before.

Sejumlah pihak menuduh Fntastic menipu gamer tentang The Day Before sebenarnya, dengan banyak berkomentar game ini bergenre ekstraksi shooter ketimbang MMO dengan konsep open world dijanjikan.

2 dari 4 halaman

Valve Hadirkan Steam Deck Versi Baru

Steam Deck OLED (Valve)

Di sisi lain. Valve meluncurkan Steam Deck yang mendapatkan sejumlah pembaruan, di mana yang paling signifikan adalah layarnya yang kini menggunakan OLED.

Meski tidak ada pembaruan yang fokus pada performa, namun tampaknya, Steam Deck OLED punya kinerja yang baik daripada versi awal, dengan sederet penyempurnaan.

Melalui situs resmi Steam Deck, dikutip Minggu (12/11/2023), perusahaan mengklaim perangkat ini punya daya tahan baterai yang lebih lama, dengan 30 sampai 50 persen.

Valve menyebut, hal ini karena mereka menyematkan baterai yang lebih besar dalam case, serta layar OLED yang memakan lebih sedikit daya.

Steam Deck OLED juga datang dengan Wifi 6E untuk peningkatan bandwidth dan latensi lebih rendah. Sehingga, download bisa tiga kali lebih cepat, dan permainan online juga lebih stabil.

 

3 dari 4 halaman

Steam Pakai Layar OLED

Steam Deck OLED (Valve)

Valve juga membawa kipas yang lebih besar dan termal yang diperbarui, membuat perangkat jadi lebih dingin. Layarnya juga bikin bobotnya cuma 30 gram, atau lima persen lebih ringan dari model LCD.

Pada bagian layar, Steam Deck OLED juga memiliki aktif area yang lebih besar di 7,4 inci dibandingkan sebelumnya 7,0 inci. Refresh rate-nya juga naik ke 90Hz, dari 60Hz.

Kecerahan layar di versi OLED juga ditingkatkan sehingga dapat mencapai 1.000 nits, dan touchscreen polling rate menjadi 180Hz untuk latensi dan akurasi yang lebih baik.

Selain itu, ditambahkan juga dukungan untuk Bluetooth 5.3, mendukung codec yang lebih baru seperti aptX HD dan aptX latensi rendah Ada juga antena ketiga di dekat bagian atas perangkat, untuk kinerja Bluetooth yang lebih baik, termasuk saat dipasang ke dok.

Steam Deck OLED juga mendapatkan dukungan untuk menggunakan rangkaian mikrofon onboard, secara bersamaan dengan konektor headphone 3,5 mm.

4 dari 4 halaman

Harga Steam Deck OLED

Steam Deck OLED (Valve)

Dari segi controller, bahan dan bentuk bagian atas stick analog telah disesuaikan, untuk meningkatkan ketahanan terhadap genggaman dan penumpukan debu.

Trackpad didesain ulang untuk meningkatkan fidelitas dan deteksi tepi. Pengalaman trackpad haptic juga lebih baik dan presisi.

Selain baterainya yang ditingkatkan dari 40Wh menjadi 50Wh, peningkatan juga dihadirkan untuk pengisian daya lebih cepat. LED pengisian daya juga diganti jadi WRGB. Tak cuma itu, Steam Deck versi OLED juga hadir dengan berbagai peningkatan lainnya.

Meski begitu, Steam Deck OLED ini masih datang dengan spesifikasi prosesor yang sama dengan versi pendahulunya.

RAM-nya juga masih 16GB LPDDR5, dengan penyimpanan NVMe M.2 2230 SSD. Resolusi layar dan aspect ratio juga masih 1280 x 800, kompatibilitas game dan update software pun masih sama.

Mengutip The Verge, walau hadir dengan banyak peningkatan, Steam Deck OLED bukankah Steam Deck generasi terbaru atau Steam Deck 2. Hal ini karena Valve punya rencana untuk tidak memproduksi handheld yang lebih cepat, dalam beberapa tahun ke depan.

Steam Deck OLED dijual mulai harga USD 549 (Rp 8,6 juta), dan baru akan tersedia pada 16 November 2023. Ada juga edisi terbatas 1TB seharga USD 679 (Rp 10,6) di Amerika Serikat dan Kanada.

Sayangnya, belum ada tanda-tanda kehadiran resmi untuk perangkat yang satu ini di Indonesia.