Sukses

Pelanggan YouTube Premium Lama Bakal Kena Kenaikan Harga Mulai Januari 2024

Google dikabarkan akan menaikkan harga langganan YouTube Premium untuk pengguna lama yang telah menjadi anggota YouTube Red dan Google Play Music mulai Januari 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Google dilaporkan akan menaikkan harga langganan YouTube Premium untuk pengguna lama yang telah menjadi anggota YouTube Red dan Google Play Music. Kenaikan harga ini akan berlaku mulai Januari 2024, dikutip dari Gadgets Now, Rabu (13/12/2023).

Sekadar diketahui, YouTube Premium telah mengalami beberapa kali kenaikan harga dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Google selalu mengecualikan pengguna lama.

Lalu kini, perusahaan menyebutkan kenaikan harga untuk pelanggan lama di masa mendatang. Berdasarkan laporan 9to5Google, perubahan harga ini disebut akan berlaku bagi mereka mulai siklus penagihan berikutnya.

Untuk saat ini, beberapa anggota lama YouTube Premium membayar biaya langganannya sebesar USD 7,99 atau Rp 124,8 ribu per bulan, dan beberapa lainnya membayar USD 9,99 atau Rp 156,1 ribu per bulan.

Sementara itu, para pengguna baru dikenakan biaya langganan sebesar USD 13,99 atau RP 218,6 ribu per bulan. Adapun untuk berlangganan melalui Apple App Store dikenai biaya USD 18,99 atau Rp 296,7 ribu per bulan.

Untuk paket keluarga, pelanggan harus membayar sebesar USD 17,99 atau Rp 281,1 ribu, dan USD 22,99 atau Rp 359,3 ribu di iOS. Sementara biaya berlangganan tahunan adalah USD 139,99 atau Rp 218,7 ribu.

Artinya, dengan adanya kenaikan harga ini, pengguna lama harus membayar hampir dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.

Terlepas dari itu, beberapa waktu lalu YouTube telah menghadirkan fitur baru untuk para pengguna Premium yang disebut Playables. Dengan fitur ini, pengguna bisa memainkan game langsung dari YouTube tanpa perlu men-download-nya.

2 dari 5 halaman

YouTube Uji Coba Fitur Playables untuk Pelanggan Premium, Main Game Langsung Tanpa Download

Playables merupakan bagian dari aplikasi YouTube termasuk situs web yang memungkinkan pengguna memainkan game tanpa harus mengunduhnya terlebih dulu.

Saat memasuki Playables, pengguna disajikan dengan dua tab yakni Home dan Browser. 

Tab Home menampilkan daftar game yang baru-baru ini dimainkan dan pilihan judul populer yang dikurasi, sedangkan tab Browser menawarkan lebih banyak game. 

Perlu diketahui, saat ini game yang ditawarkan YouTube Playables sekitar 37 judul. Semua game tersebut dapat dimainkan langsung di dalam aplikasi atau situs YouTube.

Adapun untuk pilihan awal game yang tersedia di Playables mencakup judul-judul populer, seperti Angry Birds Showdown, Brain Out, dan Daily Solitaire. 

Saat ini, Playables sedang dalam pengujian beta dan hanya dapat diakses oleh sekelompok pelanggan Premium terbatas. Namun, YouTube akan memperluas akses fitur tersebut secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang.

YouTube berencana terus menawarkan fitur Playables hingga 28 Maret 2024, baru kemudian perusahaan akan menilai kinerjanya. Jika Playables terbukti populer, fitur ini kemungkinan akan hadir secara permanen. 

3 dari 5 halaman

YouTube Hadirkan Fitur Jeda untuk Mudahkan Kreator Menyaring Komentar

Selain itu, YouTube telah memoderasi komentar baru lewat fitur “Jeda (Pause)”. Dengan adanya setelan ini, kreator dan moderator bisa mencegah viewers menambahkan komentar baru, tetapi tetap mempertahankan komentar yang sudah ada di video.

Ini menjadi solusi yang diberikan oleh YouTube, daripada menonaktifkan komentar sepenuhnya atau menahan komentar untuk meninjaunya secara manual.

Dengan setelan baru ini, kreator dan moderator bisa menjeda komentar untuk sementara waktu. Dengan begitu, mereka memiliki cukup waktu untuk menyaring troll dan hal-hal negatif. 

Mengutip Tech Crunch, Minggu (10 /12/2023), opsi Jeda terletak di pengaturan video-level comment, tepatnya di sudut kanan atas panel komentar pada halaman tonton di aplikasi atau di YouTube Studio. 

Jika Jeda diaktifkan, para viewers dapat melihat di bawah video bahwa kreator telah menjeda semua komentar serta komentar yang telah dipublikasikan.

Fitur Jeda ini telah diuji coba sejak Oktober 2023. Menurut YouTube, kelompok eksperimen melaporkan bahwa mereka merasa tidak terlalu kewalahan mengelola terlalu banyak komentar dan memiliki “lebih banyak fleksibilitas”.

YouTube juga mengganti nama beberapa pengaturan moderasi komentarnya. Nama baru yang lebih jelas mungkin memudahkan orang menentukan fungsi alat tersebut. Misalnya, Aktif (On), Tidak Ada (None), Tahan Semua (Hold All), dan Mati (Off).

Ada juga pengaturan Dasar (Basic) untuk menahan komentar yang berpotensi tidak pantas untuk ditinjau, dan Strict untuk menahan komentar yang berpotensi membahayakan secara luas.

Dalam berita terkait, YouTube juga sedang menguji fitur baru yang merangkum topik di komentar.

4 dari 5 halaman

YouTube Wajibkan Kreator Menandai Konten yang Diproduksi AI

Di samping itu, seperti yang dikutip dari Gadgets Now, Selasa (21/11/2023), YouTube adalah salah satu yang telah mengumumkan serangkaian perubahan kebijakan untuk memastikan penggunanya mendapat informasi mengenai konten buatan AI.

YouTube mengatakan AI dapat digunakan untuk menghasilkan konten yang berpotensi menyesatkan pengguna, terutama jika mereka tidak menyadari bahwa video tersebut telah diubah atau dibuat secara sintetis.

Untuk mengatasi masalah ini, YouTube akan memperkenalkan pembaruan yang memberi tahu pengguna jika konten yang mereka lihat adalah konten sintetis.

Pembaruan ini akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang dan mewajibkan content creator untuk menyatakan bahwa semua atau sebagian konten telah dibuat menggunakan AI.

Ini menjadi langkah penting dalam menghadapi konten-konten yang membahas topik sensitif. Misalnya, seperti pemilu, konflik terpanas, krisis kesehatan masyarakat, atau pejabat publik.

Adapun kebijakan dari YouTube bagi para content creator yang tidak menyatakan informasi bahwa kontennya dibuat dengan AI, mereka akan dikenai sanksi berupa penghapusan konten, penangguhan dari Program Mitra YouTube, atau hukuman lainnya.

Selain memberi label di panel deskripsi yang menunjukkan bahwa beberapa konten telah diubah atau sintetis, YouTube akan menerapkan label yang lebih menonjol pada pemutar video.

YouTube juga akan memungkinkan pengguna menghapus konten tertentu yang dibuat oleh AI atau konten sintetis atau diubah lainnya.

5 dari 5 halaman

Infografis Geger Akun Penyebar Hoaks di YouTube