Sukses

ChatGPT Dikeluhkan Jadi Malas, Ini Kata OpenAI

OpenAI sedang menyelidiki keluhan tentang ChatGPT yang menjadi “malas”, perusahaan mengatakan bahwa tidak ada perubahan yang dilakukan pada model ini.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, OpenAI mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki keluhan tentang ChatGPT yang menjadi “malas”.

Dalam beberapa hari terakhir, perusahaan menerima keluhan dari para pengguna ChatGPT versi terbaru yang dibuat berdasarkan model GPT-4 OpenAI. Mereka mengaku bahwa chatbot menolak perintah yang diberikan dan tidak menjawab pertanyaan mereka.

Mengutip Independent, Jumat (15/12/2023), saat pengguna ChatGPT meminta serangkai kode, misalnya, chatbot ini hanya memberikan sedikit informasi dan kemudian menginstruksikan pengguna untuk mengisi sisanya. 

Tidak hanya itu, beberapa orang juga mengeluhkan, chatbot kecerdasan buatan itu mengatakan mereka bahwa mereka (pengguna) "mampu melakukan pekerjaan itu sendiri".

Sementara itu, di thread Reddit dan postingan di forum pengembang OpenAI sendiri, pengguna mengeluh bahwa sistem menjadi kurang berguna. 

Mereka juga berspekulasi bahwa perubahan tersebut sengaja dilakukan oleh OpenAI agar ChatGPT lebih efisien dan tidak memberikan jawaban yang panjang.

OpenAI telah mengetahui keluhan mengenai sistem tersebut. Namun, mereka mengatakan bahwa tidak ada perubahan yang dilakukan pada model ini.

“Kami telah mendengar semua tanggapan Anda tentang GPT4 yang semakin malas!,” tulis perusahaan kecerdasan buatan tersebut di Twitter/X. 

“Kami belum memperbarui modelnya sejak 11 November, dan ini tentu saja tidak disengaja. perilaku model tidak dapat diprediksi, dan kami sedang berupaya memperbaikinya,” tambahnya lebih lengkap.

 

2 dari 4 halaman

ChatGPT OpenAI Lebih Banyak Digunakan Oleh Remaja

Di samping itu, sebuah penelitian terbaru Ofcom di Inggris menemukan bahwa remaja dan anak-anak cenderung lebih banyak menggunakan AI (kecerdasan buatan) generatif dibandingkan orang dewasa.

Regulator mengatakan studi terbarunya menunjukkan bahwa empat dari lima remaja berusia 13-17 tahun kini menggunakan alat AI generatif, termasuk chatbot seperti ChatGPT. Bahkan, 40% dari remaja berusia 7-12 tahun juga menggunakan teknologi tersebut.

Sementara itu, untuk pengguna internet dewasa yang pernah menggunakan teknologi AI hanya 31%. Dan di antara 69% yang belum pernah menggunakannya, 24% tidak mengetahui apa itu teknologi. Demikian seperti yang dilaporkan Independent, dikutip Selasa (5/12/2023).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Ofcom, ChatGPT OpenAI menjadi alat AI generatif yang paling banyak digunakan oleh peserta penelitian. Dengan 23% dari mereka yang berusia 16 tahun adalah pengguna chatbot tersebut.

58% dari mereka menggunakan ChatGPT hanya untuk bersenang-senang. Sementara itu, sepertiga dari mereka menggunakannya untuk bekerja dan seperempatnya untuk membantu studi mereka. Tidak hanya itu, beberapa juga menggunakannya untuk mencari saran terkait sesuatu.

 

3 dari 4 halaman

Sebagian Orang Khawatir Akan AI di Masa Depan, Regulator Keamanan Lindungi Keselamatan Pengguna

Yih-Choung Teh, Direktur Strategi dan Penelitian Grup Ofcom, mengatakan “Meningkatkan kecepatan dengan teknologi baru sudah menjadi kebiasaan bagi Gen Z, dan AI generatif tidak terkecuali."

Ia juga mengungkapkan bahwa para pengguna internet yang lebih dewasa mengeksplorasi kemampuan teknologi tersebut untuk bekerja maupun bersantai.

“Kami juga menyadari bahwa sebagian orang khawatir mengenai AI di masa depan. Sebagai regulator keamanan online, kami telah berupaya membangun pemahaman mendalam tentang peluang dan risiko teknologi baru dan yang sedang berkembang, sehingga inovasi dapat berkembang, sekaligus keselamatan pengguna tetap terlindungi," kata Yih-Choung Teh.

Di samping itu, penelitian Ofcom juga menyebutkan bahwa lebih dari seperlima anak berusia 8-17 tahun memiliki profil media sosial dengan usia palsu, yaitu 18 tahun ke atas.

Dengan demikian, hal ini bisa saja berisiko memunculkan konten yang berpotensi membahayakan.

4 dari 4 halaman

Google Luncurkan Gemini, Model AI yang Diklaim Lebih Canggih dari ChatGPT-4

Sementara itu, Google baru saja merilis Gemini, model kecerdasan buatan (AI) terbaru yang menjadi saingan ChatGPT. Meskipun sebelumnya ada laporan tentang penundaan peluncuran, kini Gemini sudah tersedia dan dapat digunakan. 

Mengutip Android Police, Jumat (8/12/2023), pengguna bisa mengakses AI ini melalui Google Bard, termasuk versi "Nano" yang dapat beroperasi secara lokal di ponsel Pixel 8 Pro.

Dalam pengumumannya, Google menyebut Gemini sebagai model paling canggih dan mumpuni mereka. Keunggulan utama Gemini terletak pada sifat multimodal-nya, yang memungkinkan AI ini bekerja dengan teks, gambar, audio, video, dan kode. 

Gemini juga dapat mengintegrasikan, memahami, dan beroperasi dengan semua jenis informasi ini secara mulus. Fleksibilitasnya juga memungkinkan Gemini beradaptasi dengan berbagai lingkungan. 

Untuk diketahui, Gemini tersedia dalam tiga ukuran (Ultra, Pro, dan Nano), sehingga dapat dijalankan baik di ponsel maupun pusat data.

Google tidak ragu-ragu membandingkan Gemini secara langsung dengan GPT-4. Dalam berbagai pengujian, Gemini Ultra dinilai lebih baik dalam tujuh dari delapan kriteria yang berfokus pada teks, termasuk kemampuan penalaran, matematika, dan pengkodean. 

Lalu, pengujian multimodal juga menunjukkan keunggulan Gemini dalam 10 aspek gambar, video, dan audio. 

Bahkan, Gemini disebut mengungguli para ahli manusia dalam tugas-tugas MMLU (pemahaman bahasa multitask yang masif), menggabungkan 57 mata pelajaran untuk menguji pengetahuan dunia dan kemampuan pemecahan masalah.