Liputan6.com, Jakarta - ByteDance, perusahaan di belakang TikTok baru saja menjadi perhatian karena ketahuan menggunakan teknologi OpenAI. Hal ini kemudian menimbulkan dilema etika dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).Â
ByteDance menyatakan, hanya sekelompok kecil engineer menggunakan API OpenAI dan penggunaannya sesuai dengan ketentuan layanan.Â
Baca Juga
Perusahaan mengklaim, teknologi OpenAIÂ itu digunakan untuk menciptakan layanan bersaing. Mereka mengatakan, ini sebagai bagian dari eksperimen internal tidak akan diumumkan ke publik.
Advertisement
Menurut GizmoChina, Senin (18/12/2023), kejadian ini mencerminkan kompleksnya kolaborasi dan kompetisi dalam industri AI berkembang pesat.Â
Seperti perusahaan China lainnya, Bytedance berusaha untuk mengejar kemajuan di bidang AI generatif.
Namun, penangguhan sementara akses ByteDance ke layanan OpenAI menunjukkan batasan dan ketidakpastian dalam kerjasama internasional pengembangan teknologi AI canggih.
Situasi ini menyoroti kebutuhan akan pendekatan bijaksana dalam inovasi AI, mempertimbangkan kekayaan intelektual dan etika penggunaannya.Â
Seiring evolusi industri, tantangan seperti pemborosan sumber daya dan kebutuhan akan orisinalitas dalam pengembangan AI mendorong perusahaan untuk mengambil langkah hati-hati.
Kasus ByteDance menjadi fokus dalam persaingan AI global, menunjukkan batas tipis antara inspirasi dan peniruan.Â
Dengan kemajuan teknologi, pentingnya standar etika kuat semakin ditekankan untuk mencegah penyalahgunaan dan melindungi inovasi sejati.
ByteDance Induk TikTok Lakukan PHK, Publisher Game Marvel Snap Terdampak
Di sisi lain, perusahaan induk TikTok ini juga dikabarkan bakal memangkas ratusan karyawan mereka, di mana divisi gaming kabarnya akan jadi yang paling terdampak.
Menurut laporan terbaru, Nuverse, yang merupakan publisher (penerbit) gim Marvel Snap, disebut-sebut akan jadi yang terdampak, di mana ada rencana untuk penghentian brand tersebut oleh ByteDance.
"Kami secara berkala meninjau bisnis kami dan melakukan penyesuaian untuk fokus pada area pertumbuhan strategis jangka panjang," kata ByteDance kepada Reuters.
"Setelah peninjauan baru-baru ini, kami mengambil keputusan sulit untuk merestrukturisasi bisnis game kami," ujar mereka, seperti dikutip dari The Verge, Kamis (30/11/2023).
Nuverse adalah anak perusahaan yang didirkan oleh induk TikTok itu pada tahun 2019, dan fokus pada game mobile dan web games, termasuk Marvel Snap yang paling populer.
ByteDance juga dikabarkan akan menarik diri mereka dari sejumlah judul gim yang sudah dirilis Nuverse seperti Marvel Snap dan Crystal of Atlan.
Selain itu, para karyawan juga diberitahu pada hari Senin, diminta untuk tidak melanjutkan pengerjaan game yang belum dirilis pada bulan Desember. ByteDance belum mengumumkan berapa banyak peran yang akan terkena dampak restrukturisasi tersebut.
Namun, laporan oleh TechCrunch mengklaim bahwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal telah dikonfirmasi dan sedang berlangsung pada hari Senin.
Â
Advertisement
Marvel Snap Tetap Bisa Dimainkan
Â
Sementara itu, pengembang Marvel Snap menyatakan bahwa game-nya akan tetap bisa dimainkan, menurut pengumuman yang dibagikan di X alias Twitter melalui akun resmi @MARVELSNAP.
"Beberapa pemain kami telah menyatakan keprihatinan mereka mengenai laporan perubahan struktural di Nuverse," tulis akun tersebut.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan meyakinkan Anda bahwa apa pun perubahan apa pun di Nuverse, SNAP akan terus beroperasi dan berkembang di masa depan!" kata mereka.
Mengutip Polygon, Marvel Snap digarap oleh studio indie Second Dinner yang berbasis di Irvine, California, Amerika Serikat.
ByteDance Mau Jual Moonton?
Sebelumnya, beredar kabar yang menyebutkan bahwa ByteDance sedang mempertimbangkan untuk menjual perusahaan developer atau pengembang Mobile Legends: Bang Bang, Moonton Technology.
Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan juga telah bertemu dengan beberapa pembeli potensial. Namun, ByteDance dan Moonton menolak berkomentar soal rumor ini.
Dikutip dari Esports Insider, Kamis (16/11/2023), salah satu perusahaan yang tengah menjajaki kemungkinan ini disebut-sebut berasal dari Arab Saudi.
Namun, laporan tersebut menyebutkan bahwa perundingan tersebut masih berada pada tahap awal, sehingga belum ada jaminan kesepakatan. Menurut Reuters, sumber mereka menyoroti keinginan ByteDance untuk fokus pada bisnis inti mereka.
Mengutip GamesIndustry.biz, ByteDance mengakuisisi Moonton dua tahun yang lalu, melalui sebuah kesepakatan bernilai USD 4 miliar, menjadikan induk TikTok itu masuk ke industri game.Â
Advertisement