Liputan6.com, Jakarta - CEO Activision Blizzard Bobby Kotick mengumumkan akan mundur dari jabatannya secara resmi pada 29 Desember 2023.
Mundurnya Bobby Kotick dari jabatannya sebagai CEO, terjadi dua bulan setelah Activision Blizzard resmi bergabung dengan Microsoft.
Baca Juga
Microsoft belum menunjuk pengganti langsung dari Kotick, namun memindahkan jajaran eksekutif Activision Blizzard, di bawah Presiden Konten dan Studio Game Microsoft, Matt Booty.
Advertisement
Mengutip The Verge, sebelumnya juga terjadi perombakan besar-besaran dalam kepemimpinan Xbox, di mana Sarah Bond diangkat sebagai presiden, memimpin pekerjaan untuk platform dan hardware.
Sementara, Matt Booty dipromosikan sebagai presiden untuk konten dan studio game, termasuk mengawasi Bethesda dan ZeniMax. Sekarang, ia pun memiliki tanggung jawab lebih dengan Bethesda, Activision Blizzard, dan Xbox Game Studios di bawah pengawasannya.
Undur dirinya Bobby Kotick dari kursi kepemimpinan Activision Blizzard juga dia ungkapkan melalui email kepada karyawan, yang diunggah di situs resmi perusahaan.
"Saya tidak bisa cukup mengungkapkan rasa bangga terhadap orang-orang yang terus berkontribusi terhadap kesuksesan kita dan semua yang telah membantu selama 32 tahun saya memimpin perusahaan ini."
"Kita sekarang menjadi bagian dari perusahaan yang paling dikagumi di dunia. Itu bukanlah suatu kebetulan," tulis Kotick lebih lanjut, dikutip Selasa (26/12/2023).
Menurutnya, kombinasi bisnis antara Microsoft dan Activision Blizzard memungkinkan mereka untuk terus jadi pemimpin, seiring bertambahnya daftar pesaing yang mampu dan punya sumber daya yang baik.
"Phil (Spencer) berbagi nilai-nilai kita dan mengakui bakat kita. Dia sangat tertarik dengan game kita dan orang-orang yang membuatnya. Dia memiliki ambisi yang berani," kata Bobby Kotick.
Perombakan Kepemimpinan di Microsoft Gaming
Microsoft sebagian besar mempertahankan tim kepemimpinan Activision Blizzard, dengan beberapa pengecualian di tingkat eksekutif.
Kepala komunikasi Activision Blizzard Lulu Meservey akan meninggalkan perusahaan pada akhir Januari. Humam Sakhnini (vice chairman, Blizzard dan King) juga akan cabut pada akhir Desember. Sejumlah eksekutif Activision Blizzard juga akan undur diri pada bulan Maret.
Brian Bulatao (chief administrative officer), Julie Hodges (chief people officer), Armin Zerza (chief financial officer), dan Grant Dixton (chief legal officer), akan melapor ke Microsoft Gaming.
Sementara Thomas Tippl (vice chairman, Activision Blizzard) melapor ke Matt Booty untuk sekarang, namun akan meninggalkan Microsoft pada Maret bersama eksekutif Activision Blizzard lainnya.
Memo dari Matt Booty juga mengumumkan beberapa perubahan yang terjadi di ZeniMax dan Bethesda, termasuk Jill Braff yang ditunjuk sebagai kepala baru untuk studio tersebut.
Advertisement
Jabat Posisi CEO Activision pada 1991
Menurut Phil Spencer, CEO Microsoft Gaming, dalam memonya juga mengumumkan bahwa 29 Desember 2023 jadi hari terakhir Bobby Kotick di Microsoft Gaming.
"Di bawah pengawasan Bobby, Activision Blizzard dalam berbagai inkarnasinya telah menjadi pilar video game yang abadi," kata Spencer.
"Kemitraannya dalam menyelesaikan akuisisi Activision Blizzard, dan kolaborasinya setelah penutupan tersebut — dan saya mendoakan yang terbaik untuknya dan keluarganya di babak berikutnya," pungkasnya.
Mengutip GamesIndustry.biz, Kotick menjabat sebagai CEO Activision sejak 1991, lalu melanjutkan jabatannya di Activision Blizzard pada 2008, setelah merger dengan Vivendi Games.
Namun pada 2014, Vivendi mempertimbangkan untuk memecatnya, daripada mengizinkannya jadi bagian dari kelompok investor, di balik kesepakatan USD 8,2 miliar yang membuat Activision membeli kembali dirinya dari mantan perusahaan induknya.
Game Workers Unite juga sempat menyerukan pemecatan Kotick pada tahun 2019, setelah Activision Blizzard mengumumkan memberhentikan 800 staf usai mencatatkan rekor pendapatan selama satu tahun.
Diiringi Sederet Kontroversi
Juli 2021, Departemen Ketenagakerjaan California juga mengajukan gugatan terhadap Activision Blizzard, dengan tudingan budaya pelecehan dan diskriminasi terhadap perempuan di dalam perusahaan.
Bulan November lalu, The Wall Street Journal menerbitkan laporan yang menuduh Kotick mengetahui pelanggaran seksual di Activision Blizzard selama bertahun-tahun.
Laporan tersebut juga mengatakan sang CEO mengancam akan membunuh asistennya, dan dia membatalkan keputusan untuk memecat co-head Treyarch, Dan Bunting, yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang karyawan.
Sehari usai Microsoft mengumumkan bakal mengakuisisi Activision Blizzard di Januari 2022, Kotick diperkirakan akan mundur setelah kesepakatan ini diselesaikan, dengan membawa USD 390 juta dari sahamnya di perusahaan.
Adapun, Microsoft menyelesaikan Activision Blizzard senilai USD 69 miliar atau sekitar Rp 1.083 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.701) pada Oktober lalu, seperti dilansir Bisnis Liputan6.com.
Hal itu berdasarkan pengajuan peraturan perusahaan pada Jumat, 13 Oktober 2023. Kesepakatan tersebut merupakan terbesar yang dicatat Microsoft dalam 48 tahun.
Advertisement