Liputan6.com, Jakarta - Microsoft baru-baru ini meluncurkan dukungan untuk aplikasi Office untuk headset virtual reality (VR) Meta Quest.
Dengan begitu, pengguna Meta Quest akan bisa membuka aplikasi Microsoft Office seperti Microsoft Word, Excel, hingga PowerPoint dari perangkat tersebut, dan bisa dipakai untuk menulis, mengedit spreadsheet, hingga membuat presentasi.
Baca Juga
Mengutip Engadget, Jumat (22/12/2023), dilaporkan Android Central, paket basic dari Microsoft Office bisa dipakai di Oculus Quest, Meta Quest 2, Meta Quest Pro, dan Meta Quest 3.
Advertisement
Pengguna headset VR Meta ini bisa mengunduh aplikasi-aplikasi tersebut dari Meta Quest store secara gratis.
Meta pertama kali mengumumkan aplikasi Microsoft 365 untuk perangkat headset di acara Connect 2022. Mereka juga menjanjikan akses ke Outlook, Teams, dan Windows, sebagai bagian dari kemitraannya dengan Microsoft.
Untuk dapat menggunakan aplikasi dasar Office suite di perangkat mereka, pengguna harus memiliki dan masuk ke akun Microsoft-nya.
File aplikasinya cukup kecil karena dijalankan di cloud, yang menurut Android Central masing-masing hanya sekitar 1,3 MB, sehingga bisa dengan cepat diunduh dan dapat dijalankan secara berdampingan untuk multitasking.
Meski begitu, The Verge melaporkan, aplikasi-aplikasi ini tidak sepenuhnya dioptimalkan untuk virtual reality. Pengguna mungkin harus menemukan ikon yang terlalu kecil, atau elemen lain yang kurang berfungsi dengan baik saat digunakan dalam lingkungan VR.
Pengguna headset VR juga disarankan untuk menghubungkan perangkat dengan aksesoris keyboard Bluetooth apabila ingin bekerja, mengingat mengetik di kibor layar Quest bukan hal yang mudah.
Dokter Bedah Pakai Meta Quest 2 untuk Bantu Operasi
Sebelumnya, teknologi VR milik Meta dilaporkan telah membantu para ahli bedah dan perawatan pasien.
Menurut laporan CNBC, dikutip Minggu (17/9/2023), hanya beberapa hari sebelum membantu operasi penggantian bahu pertamanya pada 2022, Dr. Jake Shine mengenakan headset virtual VR dan mulai bekerja.
Sebagai residen ortopedi tahun ketiga di Kettering Health Dayton di Ohio, Shine berdiri di laboratorium VR yang ditunjuk pusat medis dengan dokter yang merawatnya, untuk mengawasi prosedur.
Kedua dokter tersebut mengenakan headset Meta Quest 2 saat mereka memasuki ruang simulasi 3D operasi.
Prosedur yang disebut artroplasti bahu total terbalik ini berlangsung sekitar dua jam dan mengharuskan dokter bedah untuk mengoperasi secara hati-hati di sekitar struktur neurovaskular dan paru-paru.
Setelah prosedur simulasi, Shine membawa pulang headset-nya untuk berlatih. Dia melakukannya kira-kira dua kali sehari sebelum operasi.
"Anda benar-benar dapat menyempurnakan dan mempelajari apa yang harus dilakukan, juga apa yang tidak boleh dilakukan (dalam operasi), tanpa risiko bagi pasien," kata Shine kepada CNBC dalam sebuah wawancara.
Â
Advertisement
Potensi Teknologi VR di Bidang Kesehatan
Pada akhirnya, tidak ada komplikasi dalam prosedur ini dan pasien sembuh total, katanya.
"Secara anekdot, saya pikir ini berjalan lebih lancar dan lebih cepat daripada yang seharusnya," kata Shine, daripada jika dokter yang merawat "Harus memandu saya melalui setiap langkah dalam kasus ini dengan cara yang sama seperti yang dia lakukan di VR."
Sementara VR tetap menjadi produk yang menghabiskan banyak uang untuk CEOÂ Meta, Mark Zuckerberg, teknologi ini terbukti bermanfaat di beberapa sudut perawatan kesehatan.
Kettering Health Dayton adalah salah satu dari puluhan sistem kesehatan di AS yang bekerja dengan teknologi baru seperti VR sebagai salah satu alat untuk membantu dokter melatih dan merawat pasien.
Konsep "Extended Reality" mencakup headset VR seperti Quest 2 milik Meta, dan perangkat augmented reality (AR), yang memungkinkan pengguna untuk melihat lingkungan dunia digital di atas lingkungan dunia nyata.
Â
Â
Komitmen Meta untuk Metaverse
Apakah teknologi yang baru lahir ini dapat menjadi produk murah di seluruh industri medis, masih menjadi pertanyaan banyak orang, tetapi tes awal menunjukkan adanya potensi kegunaan VR dalam membantu dunia kesehatan.
Meta, yang dulu dikenal sebagai Facebook, memasuki pasar dengan membeli Oculus pada 2014. Tiga tahun kemudian, perusahaan memperkenalkan headset pertama yang berdiri sendiri.
Pada 2021, Facebook berganti nama menjadi Meta, dan Zuckerberg berkomitmen untuk menghabiskan miliaran dolar, bertaruh bahwa metaverse akan menjadi "bab berikutnya untuk internet."
Sejak awal 2022, unit Reality Labs Meta, yang mengembangkan VR dan AR perusahaan, telah kehilangan lebih dari USD 21 miliar.
Advertisement