Sukses

Samsung Ungkap Teknologi HP Android Layar Lipat di CES 2024, Bakal Diadopsi ke Galaxy Z Flip Baru?

Samsung unjuk HP Android layar lipat dua arah di CES 2024. Teknologi ini bakal diadopsi ke Galaxy Z Flip baru?

Liputan6.com, Jakarta - Samsung memang kerap hadir dalam ajang Consumer Electronic Show (CES), dengan sejumlah inovasi teknologi mulai dari AI hingga TV transparan.

Di CES 2024, ada satu inovasi teknologi menuai sorotan. Hal tersebut adalah ponsel konsep HP Android layar lipat baru Samsung bernama Flex In & Out Flip.

HP Android konsep milik Samsung ini berbeda dari ponsel lipat di pasaran saat ini, di mana ponsel Flex In & Out Flip ini dapat dilipat dua arah alias 360 derajat.

Dengan kemampuan ini, Samsung dapat menghilangkan kebutuhan cover bodi belakang ponsel karena layar lipat utama dapat dilipat ke luar.

Tak hanya itu, desain ini juga memungkinkan Samsung untuk membuat HP Android layar lipat lebih ramping dan tipis.

"HP In & Out Flip adalah teknologi alternatif baru bagi konsumen suka smartphone berbentuk bar karena ketebalan produk dapat dilipat," ujar wakil Samsung Display, sebagaimana dilansir Android Authority, Jumat (12/1/2024).

"Saat dilipat ke luar, bagian depan dan belakang ponsel dapat dipakai sebagai layar, menciptakan pengalaman pengguna baru lewat Flex In & Out Flip ini," katanya.

Berbekal dengan inovasi di CES 2024 ini, bukan hal tidak mungkin Samsung akan membawa teknologi Flex In & Out Flip ke lini HP Galaxy Z Flip berikutnya.

Soal kapan atau seri berapa HP Galaxy Z Flip memakai teknologi ini hanya waktu yang bisa menjawab hal tersebut.

2 dari 5 halaman

Gebrakan Samsung di CES 2024

Jong-Hee Han, Vice Chairman, CEO, and Head of Device eXperience (DX) Division Samsung. Credit: Samsung Electronics

 Di ajang Consumer Electronics Show (CES 2024) di Las Vegas, Amerika Serikat, Samsung mengumumkan visi 'AI For All' tentang bagaimana teknologi artificial intelligence (AI) bisa membuat orang menikmati perangkat secara lebih intuitif.

Jong-Hee Han selaku Vice Chairman, CEO, and Head of Device eXperience (DX) Division Samsung, menjelaskan bagaimana AI akan memungkinkan teknologi yang terhubung untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari masyarakat, namun tetap bersifat non-intrusif dan berada di 'latar belakang'.

"Dengan munculnya kecerdasan buatan, pengalaman yang lebih cerdas dan lebih baik akan mengubah cara hidup kita," kata Han melalui keterangannya, Rabu (10/1/2023).

Ia memaparkan portofolio perangkat canggih Samsung yang luas bersama dengan upaya kolaborasi terbuka, akan membantu menghadirkan AI dan hiper-konektivitas untuk semua orang (AI For All).

3 dari 5 halaman

Hubungan Antara Pengguna dan Perangkat

Jong-Hee Han, Vice Chairman, CEO, and Head of Device eXperience (DX) Division Samsung. Credit: Samsung Electronics

Dalam kesempatan sama, Executive Vice President and Head of SmartThings Samsung, Jaeyeon Jung, menekankan cara-cara baru yang menarik di mana teknologi AI berdampak pada hubungan antara pengguna dan perangkat, termasuk visi perusahaan untuk SmartThings.

"Semakin banyak perangkat Samsung yang digunakan oleh pelanggan, semakin pintar perangkat tersebut dan semakin baik perangkat tersebut dapat memahami dan mendukung kehidupan sehari-hari," ia menjelaskan soal visi SmartThings.

Spatial AI, kata Jaeyeon, adalah kunci untuk mewujudkan visi ini, dengan membantu perangkat memahami ruang hidup dan rutinitas pengguna, sehingga memungkinkan pengalaman manajemen rumah yang lebih personal.

SmartThings menggunakan LiDAR pada perangkat yang terhubung seperti robot penyedot debu untuk membuat denah lantai digital sehingga pengguna dapat dengan mudah memeriksa status dan lokasi semua perangkat mereka.

Pada bulan Maret, SmartThings akan meluncurkan 3D Map View yang telah dikembangkan untuk pengalaman yang lebih detail pada smartphone dan TV Samsung.

Selain itu, sebuah kode QR sederhana akan memungkinkan pengguna untuk menambahkan keluarga dan teman ke dalam ekosistem SmartThings mereka, sehingga setiap anggota keluarga dapat menciptakan rutinitas mereka sendiri.

Dengan menggunakan sensor pintar dan AI, SmartThings dapat mendeteksi keadaan yang tidak biasa, seperti terjatuh, lalu mengirimkan peringatan kepada keluarga dan pengasuh yang ditunjuk.

4 dari 5 halaman

Akses Home-to-Car

Kantor pusat Samsung (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Samsung juga mengumumkan perkembangan di industri otomotif, dimulai dengan kemitraan dengan Hyundai Motor Group. Samsung dan Hyundai telah menandatangani memorandum of understanding (MOU), yang diumumkan menjelang CES 2024.

Berdasarkan perjanjian tersebut, pengguna akan memiliki akses ke layanan Home-to-Car dan Car-to-Home, berkat konektivitas SmartThings. Haeyoung Kwon, Head of Infotainment Development Center and SDV Execution Sub-Division di Hyundai Motor Group, memberikan pernyataan mengenai kemitraan tersebut.

"Dengan menggunakan kendaraan yang software-defined dari Hyundai Motor Group, SmartThings sekarang akan bekerja dengan kendaraan Hyundai, Kia, dan Genesis melalui aplikasi," kata Kwon.

"Kami semua di Hyundai Motor Group menghargai kemitraan kami dengan Samsung, dan kami sangat senang dengan fitur-fitur baru yang kami hadirkan ke kendaraan Anda melalui konektivitas yang lebih cerdas."

Melalui SmartThings, pengguna akan dapat menggunakan perintah suara untuk menjalankan fungsi-fungsi di mobil mereka dari jarak jauh, seperti memanaskan mobil terlebih dahulu atau membuka dan menutup jendela.

Konektivitas SmartThings juga berlaku sebaliknya, di mana pengguna dapat mengontrol fungsi rumah dari kendaraan mereka. Pengguna dapat membuka dan menutup pintu garasi secara otomatis berdasarkan lokasi mobil, serta mengatur suhu rumah. Semua tindakan ini dapat dilakukan melalui perintah suara.

5 dari 5 halaman

Keamanan dan Privasi

<p>Samsung Galaxy S24 Series Dibekali Galaxy AI, Apa Saja Keunggulannya? (Doc: Twitter| Samsung)</p>

Bicara soal keamanan, Samsung mengklaim menyadari bahwa keamanan dan privasi adalah hal yang terpenting.

Shin Baik dari Mobile eXperience Security Team menguraikan solusi keamanan perusahaan sebagai fondasi untuk era yang sangat terhubung ini.

"Salah satu solusi tersebut adalah Samsung Knox Matrix, yang kini menyediakan enkripsi end-to-end di banyak smartphone Samsung Galaxy dan smart TV," ujar Shin.

Ia menerangkan teknologi ini akan memungkinkan perangkat untuk saling memonitor satu sama lain untuk mengidentifikasi dan mengisolasi ancaman keamanan.

Knox Vault, yang membantu menjaga keamanan data pengguna di beberapa perangkat Samsung, kini telah diperluas untuk mencakup lebih banyak perangkat yang terhubung dengan SmartThings, seperti Samsung Neo QLED 8K TV.

Selain itu, kemitraan Samsung dengan perusahaan teknologi besar memungkinkan pengguna untuk merasakan keamanan dan privasi dengan cara yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik.

 

Video Terkini