Liputan6.com, Jakarta - Obsbot, merek kamera berteknologi artificial intelligence (AI, kecerdasan buatan), lewat PT. Denka Pratama Indonesia meluncurkan kamera streaming PTZ (Pan-Tilt-Zoom) teranyar.
Obsbot Tail Air adalah kamera streaming PTZ 4K, dengan dukungan teknologi AI teranyar. Perusahaan mengklaim, multi-kamera streaming ini dapat menghasilkan video berkualitas tinggi dengan efisiensi dan fleksibilitas.
Baca Juga
Berkat teknologi ini, kreator dapat membuat konten streaming dinamis, interaktif, dan menarik dengan mudah dan tidak perlu khawatir tentang pengaturan kamera, pencahayaan, atau gimbal.
Advertisement
Mengutip keterangan resminya, Senin (15/1/2024), Obsbot Tail Air dapat mengikuti subjek secara otomatis berkat teknologi AI besutan perusahaan.
Kamera AI ini juga dapat mengelola banyak adegan dengan mudah menggunakan fungsi AI Director Grids.
Obsbot Tail Air telah mendapatkan banyak pujian dari pasar. Produk ini pertama kali menarik perhatian besar di NAB Show 2023, pameran teknologi terbesar di dunia.
Tak hanya itu, produk ini juga berhasil mengumpulkan lebih dari USD 1,11 juta di Kickstarter, jauh melebihi target pendanaannya.
Obsbot Tail Air juga telah meluncur di Indonesia melalui PT Denka Pratama Indonesia.
Fitur di Obsbot Tail Air:
- Resolusi 4K dan tingkat kecerahan pada cahaya rendah:
Multi-kamera streaming ini dapat menghasilkan gambar dengan resolusi 4K@30fps dan 1080p@60fps.
Obsbot Tail Air juga dapat beradaptasi dengan kondisi cahaya redup bersensor CMOS StarLight 1/1,8" dan aperture lebar ƒ/1,8.
Fitur Obsbot Tail Air
- Pelacakan Otomatis AI:
Perangkat ini mampu melacak subjek di depan kamera menggunakan teknologi TOF (Time of Flight), dan menghitung jarak antara kamera dan target dengan presisi.
Obsbot Tail Air dapat melacak manusia, hewan peliharaan, atau objek apa pun dengan kecepatan 120 derajat per detik, sehingga Anda dapat bergerak bebas tanpa khawatir kehilangan fokus.
- AI Director Grids untuk Kontrol Kreatif:
Obsbot Tail Air memiliki aplikasi Obsbot Start dapat diintegrasikan dengan perangkat Android atau iOS, dan memberikan kemampuan untuk mengelola banyak adegan dengan mudah menggunakan fungsi AI Director Grids.
- Dukungan NDI|HX3 untuk Streaming Latensi Rendah:
Obsbot Tail Air mendukung format NDI|HX3 menyediakan streaming latensi rendah berkualitas tinggi. Format ini cocok untuk pengaturan tunggal dan multi-kamera.
- Opsi Konektivitas Serbaguna:
Perusahaan juga menyertakan port HDMI, USB-C, Ethernet, dan WI-FI memudahkan Anda menghubungkan Obsbot Tail Air dengan berbagai alat streaming langsung.
Lalu berapa harga Obsbot Tail Air? Sudah tersedia di Indonesia, perangkat ini dijual senilai Rp. 8,1 juta, dan Obsbot Tail Air Remote Controller seharga Rp. 1.249.000 garansi 1 tahun.
Advertisement
Google Akan Ubah Kamera Android Jadi Webcam?
Lebih lanjut, smartphone saat ini diperkuat dengan kamera dengan hasil yang mendekati kamera profesional. Namun kini, pengguna tidak bisa langsung menggunakannya untuk streaming di Twitch atau memperesentasikan materi di meeting, sebagai webcam.
Namun menurut Analis Android Mishaal Rahman, pengguna bakal segera bisa melakukannya. Menurut Rahman, Google mungkin akan mengizinkan penggunaan ponsel Android sebagai webcam. Demikian dikutip dari Android Headlines, Senin (6/2/2023).
kini pengguna sudah bisa menggunakan HP Android sebagai webcam, tapi dibutuhkan software tambahan. Misalnya program Droidcam, yang memungkinkan penggunaan ponsel sebagai webcam nirkabel. Namun, pengguna perlu mengunduh aplikasi Android tersebut.
Kemungkinan bahwa Google akan mengizinkan ponsel Android jadi webcam nirkabel masih merupakan bocoran semata, jadi bisa jadi benar atau tidak benar.
Mishaal Rahman melakukan analisa di sistem operasi tersebut. Dari situ, ia menyimpulkan kalau Google mungkin akan mengizinkan penggunaan ponsel sebagai webcam tanpa perlu peralatan atau software tambahan.
Bocor dari Kode Android
Beberapa kode baru dikirimkan ke Android Open Source Project yang mengisyaratkan fitur potensial ini. AOSP merupakan proyek pengembangan Android. Karena open source, itu artinya komunitas dapat menyumbangkan kode mereka sendiri, tapi tetap diawasi dengan ketat oleh Google.
Rahman mengunggah foto tangkapan layar dan di sana ada tulisan, "DeviceAsWebcam adalah layanan baru yang mengubah sebuah perangkat Android menjadi webcam."
Yang perlu dicatat, fitur ini akan menargetkan perangkat yang mendukung UVC alias USB Video Class. Ini merupakan standar yang mengizinkan perangkat untuk mengirimkan video melalui USB.
Karena hal ini masih baru, belum diketahui bagaimana fitur ini akan bekerja atau akan terlihat seperti apa. Namun, idealnya, ketika pengguna memasang smartphone dan memilih opsi yang pas dari konektivitas USB di smartphone, komputer pengguna akan melihat perangkat Android sebagai webcam.
Advertisement