Sukses

iPhone 16 Bakal Punya Kapasitas RAM 8GB, Naik dari Model iPhone 15

Berdasarkan laporan analis Jeff Pu, Apple akan membenamkan RAM dengan kapasitas lebih besar untuk lini iPhone 16.

Liputan6.com, Jakarta - Apple dikabarkan akan meningkatkan kapasitas RAM di iPhone 16 yang rilis tahun ini. Informasi ini diketahui dari laporan analis Jeff Pu pada Haitong International Securities.

Dikutip dari GSM Arena, Selasa (16/1/2024), dalam laporan itu, Jeff menyebut, ada kemungkinan Apple akan menggunakan RAM 8GB di seluruh lini iPhone 16 dan iPhone 16 Pro. Ini jelas merupakan peningkatan signifikan untuk iPhone 16 dan iPhone 16 Plus.

Alasannya, pendahulu kedua model tersebut masih menggunakan RAM 6GB. Selain itu, iPhone 16 varian non-Pro juga akan mendapatkan dukungan konektivitas Wi-Fi 6E, fitur yang sebelumnya hanya ada di model iPhone 15 Pro.

Lalu untuk iPhone 16 Pro, Pu menyebut, Apple akan menggunakan modem Snapdragon X75 5G. Modem ini akan menggantikan model Snapdragon X70 yang digunakan di lini iPhone 15.

Kendati demikian, penggunaan Snapdragon X75 hanya berlaku untuk varian Pro. Sementara di varian non Pro, Apple tetap memilih untuk menggunakan Snapdragon X70.

Prediksi ini menambah daftar rumor seputar iPhone 16 yang sudah beredar sebelumnya di internet. Sebelumnya, rumor juga menyebut semua model iPhone terbaru akan menggunakan chip A18.

Selain itu, Apple bakal membenamkan sistem iOS 18 untuk seluruh lini iPhone 16. Yang menarik, perusahaan asal Amerika Serikat itu dilaporkan pula akan menghadirkan tombol baru di smartphone besutannya ini.

Berdasarkan sejumlah rumor, Apple akan menyertakan tombol baru yang dikhususkan untuk mengambil video atau foto. Kabarnya, tombol ini akan disebut sebagai capture button.

2 dari 4 halaman

Penjualan Apple Merosot 30 Persen di China, Warga Lebih Cinta Huawei Ketimbang iPhone

Di sisi lain, analis Jefferies mengindikasikan adanya penurunan penjualan Apple di China dan kondisi ini dinilai akan bertahan hingga tahun 2024.

Penjualan seri iPhone 15 mengalami awal yang sangat lamban, sehingga mengakibatkan penurunan penjualan sebesar 30% dari tahun ke tahun.

Penjualan Apple sangat kontras jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan Huawei yang mengesankan, didorong kesuksesan penjualan jajaran Mate 60 di pasar Tiongkok.

Dilaporkan Bloomberg, seperti dikutip dari Gizchina, Senin (15/1/2023), peluncuran iPhone 15 terjadi hanya dua minggu setelah pengumuman mengejutkan dari Huawei Mate 60 Pro.

Para analis berpendapat bahwa rasa patriotisme di kalangan konsumen membuat mereka memilih produk andalan Huawei, terutama karena prosesor baru buatan China. Namun, detail mengenai prosesor ini belum diungkapkan secara resmi oleh Huawei.

Jefferies memperkirakan pengiriman ponsel Huawei mencapai 35 juta unit, dan angka ini berpotensi lebih tinggi jika bukan karena kendala pasokan tertentu.

Performa kuat dari jajaran Mate 60 disebut berkontribusi signifikan terhadap kesuksesan Huawei di pasar domestik.

3 dari 4 halaman

Penurunan Penjualan Apple Akan Berlanjut hingga 2025

Laporan tersebut menunjukkan bahwa penurunan volume penjualan iPhone sebesar dua digit, dapat berlanjut hingga tahun mendatang.

Selama seminggu terakhir bahkan ada penurunan harga iPhone yang ditawarkan di sejumlah platform belanja online Tiongkok.

Namun penurunan harga tersebut tidak berdampak pada peningkatan volume penjualan. Hal ini menantang posisi Apple di pasar Tiongkok.

Sementara itu, Huawei terus menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan, didorong oleh kesuksesan peluncuran produk unggulan dan kehadiran yang kuat di negara asalnya.

Dinamika pasar ponsel pintar Tiongkok tetap dinamis dan kompetitif. Preferensi konsumen dan loyalitas merek lokal memainkan peran penting dalam membentuk lanskap penjualan. 

4 dari 4 halaman

Apple Mulai Ganti Rugi Pengguna iPhone Lawas Usai Skandal Batterygate

Tidak hanya itu, Apple dilaporkan telah melakukan ganti rugi pada sejumlah pemilik iPhone lawas yang terdampak penurunan performa. Untuk pengingat, pada 2017, Apple mengaku telah sengaja membuat performa iPhone lawas mereka lebih lambat.

Ketika itu, perusahaan berdalih langhkah ini dilakukan untuk melindungi baterai lithium ion yang menua. Akibatnya, sejumlah pengguna merasakan performa iPhone mereka menjadi lebih lambat.

Sejumlah pengguna di Amerika Serikat pun melayangkan gugatan hukum pada Apple. Mereka menuntut perusahaan karena sengaja menurukan performa iPhone lawas tanpa memberikan informasi. Kasus ini pun dikenal dengan nama batterygate.

Kemudian di 2020, Apple pun setuju menyelesaikan gugatan tersebut dan akan melakukan ganti rugi. Kini, seperti dikutip dari MacRumors, Rabu (10/1/2024), proses ganti rugi ternyata mulai dilakukan.

Apple dilaporkan telah mulai melakukan ganti rugi pada pengguna yang mengajukan klaim. Pendistribusian ganti rugi telah dimulai sejak Januari 2024, dan dilakukan secara terjadwal.

Berdasarkan kesepakatan awal, ganti rugi yang diberikan ke pemilik iPhone akan berkisar USD 25 atau sekitar Rp 388 ribuan. Namun, alokasi tersebut ternyata berbeda.

Sejumlah pengguna yang mengaku mendapatakan ganti rugi menyebut, mereka memperoleh USD 92 atau sekitar Rp 1,4 juta per klaim.

Adapun kesepakatan ini hanya berlaku untuk pengguna iPhone lawas di Amerika Serikat yang mencakup iPhone 6, iPhone 6 Plus, iPhone 6s, iPhone 6s Plus, termasuk iPhone SE.

Selain itu, iPhone tersebut harus menjalankan iOS 10.2.1 atau versi lebih lawas sebelum 21 Desember 2017.

Kesepakatan ini juga berlaku untuk pengguna iPhone 7 atau iPhone 7 Plus yang menjalankan iOS 11.2 atau versi lebih lawas sebelum 21 Desember 2017.Â