Liputan6.com, Jakarta - Daya saing digital Indonesia dilaporkan naik ke posisi 45 dunia, berdasarkan riset World Competitiveness Ranking (WCDR 2023). Riset ini dilakukan oleh IMD (International Institute for Management Development) asal Swiss.
Indonesia disebut mencatat peningkatan daya saing digital yang terbilang signifikan, hingga enam peringkat dari posisi 51 dunia di 2022. Bahkan, dalam lima tahun terakhir, daya saing digital Indonesia terus naik hingga 11 peringkat.
Baca Juga
"Pada 2019, Indonesia ada di posisi ke-56 dan kini naik ke posisi 45 dunia. Hal ini menunjukkan keberhasilan perbaikan transformasi digital yang signifikan," tutur Direktur IMD WCC (World Competitiveness Center) Arturo Bris dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (1/2/2024).
Advertisement
Untuk informasi, riset IMD WCC 2023 ini membandingkan peringkat kemapanan daya saing digital dari 64 negara. Riset ini menyebut lima negara dengan saing digital terbaik di 2023 adalah Amerika Serikat, Belanda, Singapura, Denmark, dan Swiss.
Dalam riset ini, Indonesia juga tercatat menunjukkan daya saing digital yang lebih unggul dibandingkan negara Asia lain, seperti India (peringkat 49), Filipina (peringkat 59), dan Mongolia (peringkat 63).
Kendati demikian, untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia masih kalah dari sejumlah negara tetangga, seperti Singapura (peringkat 3), Malaysia (peringkat 33), dan Thailand (peringkat 35).
IMD menilai ada dua faktor utama yang mendongkrak daya saing digital Indonesia. Pertama, pertumbuhan investasi yang agresif disebut berhasil mendongkrak kesiapan digital Indonesia, terutama dari sektor telekomunikasi, perbankan, dan venture capital.
Faktor lain adalah pertumbuhan para entrepreneur teknologi yang ikut menyokong kesiapan teknologi Indonesia di masa depan.Â
Â
Tingkatkan Kecepatan Internet Indonesia
Di sisi lain, Indonesia juga dianggap perlu melakukan peningkatan kecepatan internet untuk mendorong daya saing digital.
Alasannya, kecepatan Indonesia saat ini berada di posisi nyaris terakhir, yakni urutan ke 62 dari keseluruhan 64 negara yang diteliti. Selain itu, jumlah pengguna internet di Indonesia juga perlu ditingkatkan, sebab hanya ada di urutan 60 dunia.
IMD juga mencatat, masalah maraknya pembajakan software menjadi persoalan yang masih perlu diselesaikan untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia.
Sementara untuk faktor yang menghambat peningkatan daya saing digital Indonesia, IMD menilai ada dua hal, yakni pendidikan dan pelatihan, serta kurangnya riset dan pengembangan teknologi.
Dalam lima tahun terakhir, Indonesia tercatat terus mengalami penurunan dalam dua hal tersebut.
Â
Advertisement
Cara Perbaiki Daya Saing Digital Indonesia
Tidak hanya itu, Indonesia juga perlu meningkatkan hibah paten teknologi terbaru sekaligus meningkatkan angka pekerja dengan keahlian dan pengetahuan teknologi khusus. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki daya saing digital.
Sementara soal pendidikan dan pelatihan, Indonesia dianggap perlu menambah total anggaran untuk pendidikan, rasio murid-guru di pendidikan tinggi, angka lulusan sains, jumlah sarjana perempuan, dan prestasi di pendidikan tinggi.
"Berdasarkan banyak riset yang telah kami lakukan, peningkatan investasi pendidikan dan pelatihan terbukti meningkatkan daya saing digital lantaran memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang ada," tutur Arturo menambahkan.
Ia juga memprediksi, kalau akan terjadi lonjakan permintaan tenaga kerja untuk teknologi dan AI di masa depan.
Sekadar informasi, WDCR 2023 meneliti daya saing digital dari 64 negara dengan melihat tiga faktor utama, yakni pengetahuan, teknologi, dan kesiapan masa depan.
Â