Sukses

Google Rilis Alat Deteksi Phishing dan Malware untuk Pengguna Android, Begini Cara Kerjanya

Google diam-diam merilis fitur Android baru yang melindungi pengguna dari upaya serangan phishing dan malware. Begini cara kerjanya.

Liputan6.com, Jakarta - Google diam-diam merilis fitur Android baru yang melindungi pengguna dari upaya serangan phishing dan malware.

Hal tersebut diungkap oleh Pakar Android Mishaal Rahman saat menerima informasi tentang halaman "Android Safe Browsing" yang muncul di beberapa perangkat Google Pixel dan Samsung Galaxy.

Mengutip Mashable, Jumat (16/2/2024), berdasarkan tangkapan layar miliknya yang diunggah di platform X, Safe Browsing memperingatkan pengguna akan ancaman keamanan.

"Misalnya, kamu mungkin mendapat peringatan jika mengetuk tautan di aplikasi berita yang akan membawa kamu ke situs phishing," cuit Rahman di platform X alias Twitter.

Di halaman yang sama, pengguna juga melihat fitur "Use live threat protection" atau “Gunakan perlindungan ancaman langsung”. Jika fitur ini diaktifkan, tampaknya Google telah memastikan deteksi ancaman yang lebih akurat.

Menurut Komisi Perdagangan Federal, penipuan phishing sering kali datang dalam bentuk email atau pesan teks. Hal itu mencakup tindakan mendesak seperti mengeklik tautan untuk memperbarui informasi pembayaran atau memverifikasi identitas berdasarkan dugaan aktivitas mencurigakan.

Rahman menjelaskan Android Safe Browsing kemungkinan bekerja dengan memeriksa ulang aplikasi dan situs melalui daftar ancaman yang diketahui Google Play Sevices melalui SafetyNet Safe Browsing API.

Karena Google Play Services menyediakan fitur tersebut, maka secara otomatis akan disertakan sebagai bagian dari pembaruan Android.

Menurut portal berita teknologi Tech Radar, peringatan tersebut akan memberi tahu pengguna tentang tautan mencurigakan sehingga mereka dapat memutuskan apakah akan melanjutkan atau tidak.

Google sudah mulai meluncurkan fitur ini, sejak halaman tersebut muncul di pengaturan privasi dan keamanan beberapa pengguna.

Bagi kamu yang belum menerima fitur Android Safe Browsing, tetap waspada dan hindari mengeklik tautan apa pun yang tidak jelas atau mencurigakan.

2 dari 4 halaman

Android 14 akan Kasih Tahu Aplikasi Mana Saja yang Akses Data Fingerprint Pengguna

Android 14 bakal memberi tahu ke pengguna aplikasi mana saja yang membutuhkan akses ke perlindungan fingerprint.

Mengutip Android Headlines, Selasa (13/2/2024), program beta terbaru dari Android 14 QPR3 Beta 1 memungkinkan pengguna untuk mencoba fitur-fitur baru dan memberikan feedback sebelum resmi dirilis.

Salah satu fitur yang ada di update Beta ini adalah kemampuan Android 14 untuk memberi tahu ke pengguna, aplikasi mana yang mengakses ke sidik jari pengguna.

Lewat update beta tersebut, Android akan menginformasikan ke pengguna dari mana asal sebuah prompt keamanan biometrik.

Jadi, tiap kali perangkat Android kamu meminta sidik jari atau pembukaan wajah setelah pengguna melewati layar kunci, ikon untuk aplikasi yang meminta biometrik akan dimunculkan.

Perubahan ini sudah diterapkan di Android 14 QPR3 Beta 1 pada perangkat Pixel. Di mana, layar akan menunjukkan ikon aplikasi tepat di bagian atas prompt biometrik. Sebelumnya, pemberitahuan semacam ini tidak ditampilkan sama sekali.

Perubahan ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan pengguna sekaligus memberikan kejelasan.

Jadi, jika ada aplikasi lain mencoba mencuri otentikasi biometrik termasuk fingerprint pengguna atas alasan apa pun atau jika otentikasi dipicu secara bersamaan dengan cara tertentu, Android bakal menunjukkan ke pengguna, aplikasi apa yang sebenarnya sedang dibuka.

3 dari 4 halaman

Lindungi Pengguna dari Aplikasi Jahat yang Curi Data Biometrik

Sejauh ini pengguna juga tak tahu jika aplikasi jahat bisa saja mendapatkan akses ke sidik jari atau Face ID tanpa sepengetahuan mereka.

Oleh karenanya, aplikasi jahat bisa saja menyusup ke sekitar OS dan mendapatkan akses ke hal-hal yang seharusnya tidak mereka dapatkan.

Android 14 pun punya cara untuk mengatasi kemungkinan adanya aplikasi jahat yang mengakses sidik jari atau face ID penggunanya.

Lewat pembaruan tersebut, ketika sebuah aplikasi meminta izin untuk mengakses sidik jari pengguna, mereka akan mendapatkan ikon aplikasi tersebut di bagian atas permintaan sidik jari.

Jika aplikasi lain memperoleh akses ke data wajah atau sidik jari pengguna, ikon aplikasi itu akan muncul.

Jadi, ketika si pengguna melihat aplikasi lain juga muncul, mereka akan tahu dan bisa segera menghapus aplikasi tersebut.

Selain itu, ketika pengguna melihat aplikasi lain mendapat akses ke data biometrik pengguna, si pengguna perlu melaporkan aplikasi tersebut. Hal ini meningkatkan kemungkinan Google akan menonaktifkan aplikasi tersebut.

4 dari 4 halaman

Infografis 7 Gelagat Pria Ketika Selingkuh via Ponsel. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Video Terkini