Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi smartphone telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi-aplikasi yang ada di smartphone telah menyediakan segala jenis kebutuhan, mulai dari urusan perbankan, perbelanjaan hingga berselancar di media sosial dan menikmati hiburan.
Aplikasi yang tersedia saat ini biasanya dunduh melalui toko aplikasi resmi yang telah tersedia secara default di smartphone. Namun, beberapa aplikasi hanya dapat diunduh melalui sumber pihak ketiga.
Baca Juga
Sadar atau tidak, meningkatnya popularitas dari aplikasi smartphone menjadi pemicu maraknya aktivitas penipuan yang menargetkan pengguna yang tidak waspada.
Advertisement
Penipuan melalui aplikasi smartphone dapat mengakibatkan kerugian finansial, peretasan identitas, dan membahayakan informasi yang sensitif. Penipuan melalui smartphone yang masif telah menjadi ancaman yang serius bagi pengguna.
Dalam artikel ini, Tekno Liputan6.com menggali secara menyeluruh beberapa jenis penipuan menggunakan aplikasi smartphone, meliputi aplikasi palsu, upaya phising, dan cara untuk mengetahui bentuk pencurian data.
Tekno Liputan6.com juga memberikan panduan praktis mengenai bagaimana pengguna dapat mengenali dan menghindari praktik-praktik penipuan melalui aplikasi smartphone untuk melindungi data dan keuangan pribadi.
Jenis-Jenis Penipuan Melalui Aplikasi
Mengutip Gizchina, Selasa (20/2/2024), berikut adalah jenis-jenis penipuan melalui aplikasi yang marak digunakan:
1. Aplikasi Palsu
Salah satu jenis penipuan melalui aplikasi yang paling umum digunakan adalah aplikasi palsu atau aplikasi yang menjiplak aplikasi asli. Aplikasi palsu ini sering menjiplak layanan maupun brand yang sudah terkenal.
Aplikasi ini membujuk pengguna untuk mengunduh aplikasi palsu melalui toko aplikasi yang tidak resmi atau melalui situs web phising. Setelah aplikasi terinstal, aplikasi palsu ini dapat mengambil data pribadi, menampilkan iklan yang mengganggu, bahkan dapat menanamkan malware pada perangkat yang terinstal aplikasi palsu.
2. Percobaan Phising
Praktik phising menargetkan pengguna melalui email penipuan, SMS, maupun notifikasi aplikasi yang muncul dari sumber yang terkenal.
Pesan yang terkirim ini seringkali mendorong pengguna untuk mengakses link yang mencurigakan ataupun mengirimkan informasi sensitif seperti login dengan email dan kata sandi, memasukkan detail kartu kredit, dan PIN keamanan.
Percobaan phising dapat meyebabkan pencurian identitas, penipuan finansial, atau akses tidak sah ke akun pribadi.
3. Pencurian Identitas
Pencurian identitas terjadi ketika penipu yang tidak bertanggung jawab mencuri informasi pribadi pengguna dan menyalahgunakan data tersebut.
Data yang dicuri oleh para penipu meliputi nama, alamat, tanggal lahir, kata sandi atau PIN, pencurian data tersebut digunakan untuk tujuan penipuan.
Penipuan melalui aplikasi mobile melibatkan pencurian identitas yang termasuk permintaan verifikasi identitas palsu, akses tidak sah ke akun pribadi, atau penggunaan data pribadi untuk melakukan penipuan finansial.
Advertisement
Tips Untuk Mengetahui dan Menghindari Penipuan Melalui Aplikasi Mobile
1. Verifikasi Keaslian Aplikasi
Sebelum mengunduh aplikasi, terutama dari aplikasi pihak ketiga atau sumber yang tidak dikenal. Pastikan keaslian aplikasi dengan cek nama developer, rating aplikasi, dan ulasan dari aplikasi yang akan diunduh.Â
Aplikasi yang resmi biasanya ditawarkan oleh perusahaan yang terkemuka dengan rekam jejak keamanan dan kualitas yang terpercaya.
2. Gunakan Toko Aplikasi yang Resmi
Pastikan untuk selalu mengunduh aplikasi hanya dari toko aplikasi resmi seperti Apple App Store untuk perangkat iOS atau Google Play Store untuk perangkat Android.
Toko aplikasi resmi menerapkan proses peninjauan aplikasi dan langkah-langkah kemanan yang ketat unutuk meminimalisir resiko aplikasi berbahaya yang dapat diunduh oleh pengguna.
3. Waspada Terhadap Pesan yang Tidak Jelas
Berhati-hatilah saat menerima email, pesan teks, atau notifikasi aplikasi yang tidak diminta yang meminta informasi pribadi atau informasi keuangan. Hindari mengakses situs mencurigakan atau memberikan data yang sensitif kecuali kamu telah memastikan sumber pengirimnya.
Jika tiba-tiba kamu menerima pesan yang muncul di layar memberitahu bahwa ruang penyimpanan ponsel penuh, sebaiknya jangan langsung mengklik notifikasi tersebut. Periksa penyimpanan untuk memastikan bahwa penyimpanan smartphone benar-benar penuh.
Apabila kamu perlu membersihkan ruang penyimpanan, lakukan secara manual dengan menghapus beberapa multimedia yang tersimpan di smartphone kamu. Jangan melakukan pembersihan pesan melalui pesan notifikasi yang kamu tidak yakin sumber dari notifikasi tersebut.
Â
4. Periksa perizinan dan ulasan aplikasi
Sebelum menginstal aplikasi, periksa perizinan dan pengaturan privasi aplikasi untuk memastikan aplikasi yang akan diinstal tidak meminta perizinan yang berlebihan ke perangkat atau data pribadi kamu.
Selain itu, baca ulasan dan masukan pengguna untuk memastikan aplikasi yang diinstal dapat dipercaya dan ulasan dari aplikasi tersebut positif.
5. Aktifkan Autentikasi Dua-Faktor (2FA)
Perkuat keamanan akun online kamu dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor apabila tersedia. Two-factor authentication menambah keamanan ekstra dengan mewajibkan pengguna memverifikasi identitas melalui bentuk otentikasi pengguna. Misalnya melalui OTP atau kata sandi sekali pakai yang dikirimkan ke ponsel kamu.
6. Update Software
Perbarui aplikasi dan perangkat lunak ponsel Anda secara rutin ke versi yang terbaru untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi potensi resiko penyalahgunaan oleh penipu dan penjahat siber.
7. Tingkatkan Edukasi dan Tetap Terinformasi
Dapatkan informasi tentang penipuan melalui aplikasi dan ancaman keamanan dengan membaca artikel tentang keamanan siber yang terpercaya, blog, dan pengumuman resmi dari pengembang aplikasi dan perusahaan teknologi.
Tingkatkan edukasi Anda dan keluarga Anda mengenai taktik penipuan yang sering terjadi dan lakukan cara-cara terbaik agar tetap aman saat online.
Advertisement