Liputan6.com, Jakarta Kabel optik bawah laut di Laut Merah mengalami kerusakan sehingga mengganggu jaringan telekomunikasi dan memaksa penyedia layanan untuk mengubah rute seperempat trafiknya di Asia, Eropa, dan Timur Tengah--termasuk lalu lintas internet.
Kabel milik empat jaringan telekomunikasi besar bahkan dilaporkan telah putus dan menyebabkan gangguan signifikan terhadap jaringan komunikasi di Timur Tengah. Demikian menurut perusahaan telekomunikasi Hong Kong, HGC Global Communications, sebagaimana dikutip dari CNN Internasional, Selasa (5/3/2024).
Baca Juga
HGC memperkirakan 25% jaringan internet di Asia dan Eropa serta Timur Tengah terkena dampaknya. Perusahaan mengatakan terpaksa harus mengubah rute lalu lintas untuk meminimalkan gangguan bagi pelanggan dan juga memperluas bantuan kepada bisnis yang terkena dampak.
Advertisement
Pun demikian, HGC tidak memberikan informasi detail mengenai penyebab kerusakan kabel optik atau siapa yang bertanggung jawab.
Penyedia layanan telekomunikasi Seacom di Afrika Selatan, yang memiliki salah satu sistem kabel yang terkena dampak, mengungkapkan langkah perbaikan tidak akan dilakukan setidaknya satu bulan lagi.
Hal itu disebabkan karena lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan izin beroperasi di wilayah tersebut.
Kepala petugas digital Seacom, Prenesh Padayachee, mengatakan bahwa memperoleh izin dari otoritas maritim Yaman untuk memperbaiki kabel bawah laut bisa memakan waktu hingga delapan minggu.
Kabel bawah laut sendiri adalah kekuatan tak kasat mata yang menggerakkan internet. Dalam beberapa tahun terakhir banyak kabel yang didanai oleh raksasa internet seperti Google, Microsoft, Amazon, dan induk Facebook (Meta).
Kerusakan pada jaringan bawah laut ini dapat menyebabkan pemadaman internet secara luas, seperti yang terjadi setelah gempa bumi Taiwan pada tahun 2006.
Kabel Laut Dirusak Pemberontak Houti?
Putusnya kabel di Laut Merah terjadi beberapa minggu setelah pemerintah resmi Yaman memperingatkan kemungkinan pemberontak Houthi akan menargetkan kabel tersebut.
Militan yang didukung Iran itu telah mengganggu rantai pasokan global dengan menyerang kapal-kapal komersial di jalur air penting tersebut.
Laporan minggu lalu dari media Israel, Globes, menyatakan bahwa Houthi berada di balik kerusakan kabel tersebut. Namun, pemimpin pemberontak Yaman, Abdel Malek al-Houthi, membantah tuduhan tersebut.
“Kami tidak berniat menargetkan kabel laut yang menyediakan internet ke negara-negara di kawasan ini,” tegasnya.
Kelompok Houthi kemudian menyalahkan unit militer Inggris dan AS yang beroperasi di wilayah tersebut atas putusnya kabel optik itu. Demikian menurut laporan dari kantor berita resmi pemberontak.
Advertisement