Sukses

Bikin Adem, Warganet Tabur Pesan Kedamaian di Hari Raya Nyepi dan Ramadan

Awal minggu ini merupakan momen yang sangat spesial bagi umat Hindu dan Islam, di mana perayaan Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1946, beriringan dengan awal Ramadan 1445 H.

Liputan6.com, Jakarta - Awal minggu ini merupakan momen yang sangat spesial bagi umat Hindu dan Islam, di mana perayaan Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1946, beriringan dengan awal Ramadan 1445 H.

Umat Hindu menyambut dengan Tawur Agung Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh, sementara umat Islam menyambut bulan puasa dengan Tarhib Ramadan dan Qiyamul-Lail.

Pantauan Tekno Liputan6.com di platform X alias Twitter, Senin (11/3/2024), banyak warganet yang membalut momen spesial ini dengan pesan yang penuh makna dan kedamaian.

"Awal Ramadan dan Nyepi datang bersamaan. Punya pesan yang kurang lebih sama: menahan diri, introspeksi, dan menghidupkan keheningan. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan dan Nyepi," tulis @dadi***

"Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan bagi seluruh saudara yang sedang menjalankan. Selamat Hari Raya Nyepi untuk semua saudara yang sedang merayakannya. Semoga kedamaian menghampiri kita semua, dan semoga diberi kelancaran dalam menjalankan ibadah masing-masing," cuit @abas***

"Selamat menyambut Bulan Suci Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan. dan selamat merayakan hari raya Nyepi bagi Umat Hindu di seluruh Tanah Air," ucap @nusi***

"Pengen suatu hari nanti bisa merasakan Nyepi di Bali untuk bener-bener dapet suasananya. Selamat Nyepi untuk umat Hindu Bali. Selamat menyambut puasa Ramadan juga buat temen-temen yang muslim," timpal @Merie***

"Selamat Hari Raya Nyepi bagi yang merayakan, dan selamat berpuasa Ramadan buat yang sudah memulainya," tandas @Meri***

2 dari 4 halaman

Nyepi Beriringan Ramadan, Menag Yaqut: Momentum Introspeksi, Saling Hormati Ritual dan Tradisi

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi untuk umat Hindu dan juga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan bagi umat Islam di seluruh Tanah Air.

"Selamat merayakan Hari Suci Nyepi tahun baru Caka 1946 bagi umat Hindu di seluruh Indonesia. Semoga umat Hindu dapat terus meningkatkan kualitas diri dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama anak bangsa, dan dengan lingkungan," tutur Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam siaran persnya, Minggu (10/3/2024).

"Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1445 H bagi umat Islam. Semoga keistimewaan Ramadan dapat meningkatkan kualitas ketakwaan," sambungnya.

Baik Nyepi maupun puasa Ramadan, lanjut Yaqut, menjadi momentum yang baik bagi umat Hindu dan Islam untuk melakukan introspeksi.

Umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan/bersenang-senang), sementara umat Islam selama Ramadan menjalani ibadah puasa.

"Catur Brata Penyepian, waktu tepat untuk umat Hindu melakukan kontemplasi. Puasa Ramadan juga sangat baik untuk muhasabah bagi umat Islam. Jadi keduanya adalah momentum instrospeksi," jelas dia.

3 dari 4 halaman

Semangat Instropeksi

Dalam semangat instrospeksi, sikap saling menghormati sangat penting karena adanya perbedaan ekspresi keberagamaan. Hari Suci Nyepi meniscayakan keheningan, sementara giat mengisi Ramadan, sarat dengan ekspresi syiar.

"Mari saling menghormati dalam menjalani ritual ibadah dan tradisi keagamaan masing-masing," kata Yaqut.

Pawai Ogoh-ogoh dan Tarhib Ramadan juga diperkirakan berlangsung pada momen yang beriringan. Menag meminta Kanwil Kemenag Provinsi bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forkopimda dapat mengatur agar giat keduanya bisa tetap berjalan dengan semangat toleransi.

"Saya mengapresiasi langkah Kanwil, FKUB, dan Forkopimda yang telah mengatur pelaksanaan Pawai Ogoh-ogoh dan Tarhib Ramadan sehingga keduanya tetap bisa berjalan dengan baik dan tertib dengan semangat toleran," Yaqut menandaskan.

4 dari 4 halaman

Infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).