Liputan6.com, Jakarta - Layanan berbagi video, YouTube, kini lebih agresif dalam melawan AdBlocker. Salah satu caranya menghentikan praktik adblocker adalah dengan menargetkan aplikasi pemblokir iklan pihak ketiga yang kini tengah populer.
Sebelumnya, YouTube memulai perang melawan AdBlocker dengan mencegah video YouTube diputar di browser yang menggunakan ekstensi AdBlock.
Baca Juga
Pengguna yang menggunakan ekstensi pemblokir iklan itu akan menerima peringatan dari aplikasi YouTube untuk berhenti menggunakan pemblokir iklan.
Advertisement
Bahkan, beberapa mengeluhkan pemuatan video yang lambat meski YouTube kemudian mengatakan bahwa mereka tidak memperlambat video bagi pengguna yang memiliki pemblokir iklan aktif.
Saat ini, mengutip dari Android Headlines, Kamis (18/4/2024), YouTube menargetkan untuk membatasi pengguna yang menggunakan aplikasi pemblokir iklan YouTube pihak ketiga, seperti ReVanced untuk mengakses video di platform tersebut.
Anak perusahaan dari Google itu mengatakan aplikasi ReVanced melanggar persyaratan layanannya karena memungkinkan pengguna mematikan iklan, dan mematikan iklan mencegah pembuat konten mendapatkan imbalan untuk video yang diputar di YouTube.
“Kami ingin menekankan bahwa persyaratan kami tidak mengizinkan aplikasi pihak ketiga untuk menonaktifkan iklan karena hal itu menghalangi pembuat konten untuk mendapatkan imbalan atas penayangannya, dan Iklan di YouTube membantu mendukung pembuat konten dan memungkinkan miliaran orang di seluruh dunia menggunakan layanan streaming,” kata YouTube dalam halaman Support.
YouTube akan Turunkan Kualitas Video bagi Pengguna Yang Tetap Pakai AdBlock
Bagi pengguna yang masih menonton video melalui aplikasi pemblokir iklan, baik melalui Android atau iOS kemungkinan besar akan mengalami penurunan kualitas video.
YouTube secara khusus menyatakan bahwa pengguna yang menonton melalui aplikasi ini mungkin mengalami buffering. Mereka mungkin juga melihat error tertulis bahwa konten yang mereka coba tonton tidak tersedia di aplikasi tersebut.
Langkah tersebut semata-mata dilakukan YouTube agar pengguna beralih untuk berlangganan ke layanan Premium mereka yang bebas iklan.
Namun aplikasi ReVanced telah memberi pengguna cara untuk menyiasatinya hingga saat ini. YouTube juga mengatakan akan mulai menindak aplikasi yang melanggar kebijakannya.
Untuk saat ini, tampaknya pengguna mungkin akan mengalami pemutaran video yang melambat. Atau beberapa video mungkin tidak dapat ditonton sama sekali.
Namun di masa mendatang, beberapa aplikasi ini mungkin tidak dapat lagi menggunakan API YouTube.
Advertisement
Makin Banyak Kreator Konten yang Cari Cuan di YouTube Shorts
YouTube terus meningkatkan program monetisasi konten melalui video pendek Shorts.
Dikutip dari Engadget, perusahaan mengumumkan bahwa lebih dari seperempat kreator yang tergabung dalam Program Partner dari YouTube kini menghasilkan uang dari video berdurasi pendek.
Pencapaian ini terjadi kurang lebih setahun setelah YouTube mulai membagi pendapatan iklan dengan pembuat konten Shorts.
YouTube mengatakan saat ini mereka memiliki lebih dari 3 juta kreator konten di seluruh dunia yang tergabung dalam Program Partner.
Dengan program mitra itu, jumlah kreator YouTube Shorts yang menghasilkan uang dari platform ini telah mencapai ratusan ribu.
Karena iklan di Shorts muncul di antara klip di feed, struktur bagi hasil untuk Shorts berbeda dengan konten berdurasi lebih panjang di YouTube.
Pendapatan iklan dikumpulkan dan dibagi di antara pembuat konten yang memenuhi syarat berdasarkan faktor-faktor seperti jumlah penayangan dan lisensi musik yang dipakai dalam video.
Perusahaan dari Google ini mengatakan bahwa aturan yang diterapkan jauh lebih menguntungkan bagi kreator dibandingkan Creator Fund di TikTok.
YouTube Wajibkan Label Khusus di Konten Video yang Dibuat Pakai AI
Di sisi lain, YouTube akan memberikan kebijakan baru untuk video yang menggunakan AI untuk pembuatan konten.
Mulai saat ini, platform berbagi video dari Google itu akan mewajibkan kreator konten yang memakai AI dalam pembuatan video mereka menyertakan label tambahan.
Label tersebut diperlukan untuk menandakan kalau video itu menggunakan AI dalam proses pembuatan. Selain itu, pemberian label itu juga bertujuan untuk memberikan transparansi di setiap konten yang diunggah.
YouTube beralasan, konten yang dibuat dengan AI cenderung mudah disalahartikan oleh sebagian pengguna dalam penyampaian informasi tentang sebuah peristiwa, tempat, maupun kejadian tertentu seperti dikutip dari Engadget.
Nantinya, apabila pembuat konten membuat tiruan dari suara orang sebenarnya untuk menarasikan video, atau mengganti wajah seseorang dengan wajah orang lain, kreator itu perlu memberikan label saat mengunggahnya.
Advertisement