Liputan6.com, Jakarta - Banjir besar dilaporkan tengah terjadi di Dubai. Dimulai sejak 16 April 2024, sejumlah ruas jalan di Dubai tergenang air, termasuk di wilayah pemukiman dan tempat usaha.
Bahkan, landasan Bandara Internasional Dubai juga dilaporkan tidak luput dari banjir. Beredar video di media sosial yang memperlihatkan sejumlah pesawat harus melaju di tengah arus banjir yang deras.
Baca Juga
Banjir yang melanda Dubai ini pun sempat dikaitkan dengan upaya pemerintah Uni Emirat Arab yang melakukan modifikasi cuaca dengan melakukan penyemaian awan untuk membuat hujan.
Advertisement
Menanggapi hal tersebut, satuan tugas UEA membantah hal tersebut. Dikutip dari NBC News, Kamis (18/4/2024), Pusat Meteorologi Nasional UEA menyatakan fenomena banjir besar yang melanda negara tersebut bukan karena modifikasi cuaca.
Menurut Pusat Meteorologi Nasional UEA, pihaknya belum melakukan modifikasi cuaca jelas badai besar yang terjadi di Dubai baru-baru ini. Karenanya, badai yang terjadi di Dubai merupakan peristiwa alami.
"Pusat Meteorologi Nasional tidak melakukan operasi penyemaian awan selama kejadian cuaca ekstrem," tutur Wakil Direktur Jenderal Pusat Meteorologi Nasional UEA, Omar Al Yazeedi.
Dengan demikian, banjir Dubai yang terjadi merupakan akibat curah hujan alami yang begitu ekstrem di wilayah tersebut. Berdasarkan catatan, curah hujan yang terjadi di Dubai kemarin memang sangat tinggi di beberapa wilayah, seperti Al Ain yang mencapai 250 mm.
Sementara di Dubai sendiri, curah hujan yang terjadi mencapai 100mm. Sebagai perbandingan, rata-rata curah hujan tahunan di UEA sendiri sekitar 140 hingga 200mm.
Selain itu, ada kemungkinan infrastruktur dan bangunan di UEA disebut memang dirancang mengikuti pola cuaca di wilayah tersebut. Karenanya, sistem drainase di negara itu, termasuk Dubai kesulitan mengimbangi hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di sisi lain, metode penyemaian awan untuk meningkatkan curah hujan memang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari UEA dalam misi mereka untuk mengatasi kekurangan air.
Misi penyemaian awan ini dimulai pada 1990-an dan masih berlangsung hingga sekarang. Saat ini, penyemaian awan telah dilakukan lebih dari 1.000 jam setiap tahunnya.
Banjir Picu Kekacauan di Bandara Dubai, 440 Penerbangan Dibatalkan Picu Penumpang Telantar, Kelaparan dan Marah
Di sisi lain, mengutip kanal Global Liputan6.com, hujan deras telah melanda negara-negara Teluk, menyebabkan banjir bandang yang mematikan serta mengganggu penerbangan di bandara tersibuk kedua di dunia itu.
Laporan BBC yang dikutip Kamis (18/4/2024) menyebut Bandara Internasional Dubai mengatakan mereka menghadapi "kondisi yang sangat menantang".
Pihaknya menyarankan beberapa penumpang untuk tidak keluar karena area tersebut terendam air banjir Dubai. Lebih jauh ke utara, seorang pria meninggal ketika mobilnya terjebak banjir bandang.
Di Oman, tim penyelamat menemukan mayat seorang gadis di Saham, sehingga jumlah korban tewas di negara itu menjadi 19 sejak Minggu 4 April 2024.
Pada hari Rabu (17/4), sekitar 290 penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Dubai – pusat utama untuk penerbangan lanjutan ke setiap benua – dibatalkan, menurut data Flight Aware pada pukul 21:00 GMT (22:00 BST).
Ada 440 penerbangan yang tertunda, data menunjukkan.
Bandara tersebut, yang tahun lalu melayani lebih dari 80 juta penumpang, nomor dua setelah Atlanta di Amerika Serikat, memperingatkan pemulihan akan memakan waktu "beberapa waktu".
Â
Advertisement
Tangguhkan Check-In untuk Penumpang di Bandara
Dikatakan bahwa pembaruan terbarunya menyarankan agar tidak mengunjungi Terminal 1 tanpa konfirmasi dari maskapai penerbangan dan menghindari perjalanan ke bandara.
Emirates, maskapai penerbangan internasional besar yang berkantor pusat di Dubai, telah menangguhkan check-in bagi penumpang yang berangkat dari kota tersebut hingga Kamis (18/4).
Pihak berwenang memperingatkan bahwa diperkirakan akan terjadi lebih banyak badai petir, hujan lebat, dan angin kencang, dan banyak daerah dataran rendah masih terendam air.
Oman Juga Banjir
Uni Emirat Arab (UEA), tetangga utara Oman, pada hari Selasa (16/4) mengalami curah hujan terbesar sejak pencatatan dimulai 75 tahun yang lalu.Â
Pusat Meteorologi Nasional mengumumkan bahwa curah hujan 254,8 mm (9,7 inci) telah mengguyur Khatm al-Shakla, di wilayah al-Ain, dalam waktu kurang dari 24 jam.
Curah hujan rata-rata di negara ini adalah 140-200 mm per tahun, sedangkan Dubai biasanya hanya menerima curah hujan 97 mm. Rata-rata bulanan untuk bulan April hanya sekitar 8 mm.
Rekaman dari pusat kota Dubai menunjukkan lusinan kendaraan yang terendam di bagian Jalan Sheikh Zayed yang terendam banjir, serta kemacetan panjang di tempat lain di jalan raya 12 jalur tersebut.
Advertisement