Sukses

Ketua Umum AMSI: Perlunya Kolaborasi Media untuk Membuat Perubahan

Meski pengaruh AMSI kian meluas, asosiasi publisher digital ini masih dihadapkan pada ekosistem bisnis media digital yang penuh tantangan, setidaknya di tiga area. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Di hari jadinya yang ke-7 tahun, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kini sudah berdiri di hampir semua wilayah Indonesia dengan anggota lebih dari 400 media online. 

Meski pengaruh AMSI kian meluas, asosiasi publisher digital ini masih dihadapkan pada ekosistem bisnis media digital yang penuh tantangan, setidaknya di tiga area. 

Pertama, sumber pendapatan untuk media makin terbatas karena jumlah media online terus bertambah, sementara belum ada standar yang disepakati di industri soal klasifikasi media dan standar layanan. 

Kedua, teknologi digital terus berkembang, bahkan kini sudah masuk era artificial intelligent (AI), sementara banyak media online belum punya kapasitas untuk mengadopsi dan memonetisasinya.

Ketiga, reach dan engagement media terus tergerus karena konten jurnalistik berkualitas makin terdilusi di berbagai platform digital, terutama media sosial.

Menurut Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, banyaknya tantangan bukan berarti AMSI surut melangkah. 

“Semangat pendirian AMSI tujuh tahun lalu mengajarkan tentang pentingnya kolaborasi antar media. Bersama-sama, AMSI harus bisa membuat perubahan”, ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (18/4/2024). 

Menurut Wahyu, disahkannya Perpres Publishers Rights pada Februari 2024 adalah tonggak keberhasilan bersama. AMSI akan mengawal implementasinya sampai pada negosiasi kompensasi yang fair antara platform dan publishers. 

“Ke depan, AMSI perlu mendata regulasi apa yang dibutuhkan untuk membuat ekosistem bisnis yang makin baik dan melakukan lobi ke instansi pemerintah terkait, termasuk Kementerian Keuangan (soal pajak untuk media yang seharusnya dikurangi) dan Kementerian Dalam Negeri (soal perlunya SOP pengadaan layanan media digital yang berkualitas di APBD),” Wahyu menambahkan.

 

 

2 dari 4 halaman

Terus Berinovasi

AMSI juga harus mendata perkembangan industri media digital dari tahun ke tahun dengan survei berkala dan riset mendalam, agar semua stakeholder bisa memetakan masalah dan menawarkan solusi-solusi untuk perbaikan ekosistem informasi digital, baik dari sisi bisnis maupun teknologi.

AMSI juga tidak boleh berhenti berinovasi, baik di manajemen media masing-masing maupun secara kolektif, lalu membagikan pengalaman dari eksperimen, agarAMSI bisa terus belajar dari satu sama lain. 

Dengan kebersamaan semacam itu, AMSI bisa mencapai tujuan pendiriannya tujuh tahun lalu: membuat bisnis media digital yang makin sehat dan kontennya makin berkualitas. 

 

3 dari 4 halaman

Deretan Program AMSI

Setiap tahun, AMSI selalu mengadakan Indonesian Digital Conference, sebuah ajang diskusi tentang teknologi digital terbaru dan dampaknya pada industri media. 

AMSI juga rutin mengadakan AMSI Award untuk memberikan penghargaan pada media digital dengan pencapaian bisnis dan konten yang paling inspiratif. 

Semua pelajaran bisnis penting itu sudah dirangkum menjadi modul pelatihan yang kini bisa diakses secara digital di platform e-learning AMSI https://elearning.amsi.or.id/ 

Untuk menyehatkan ekosistem bisnis media digital, AMSI juga sudah memiliki aggregator https://amsinews.id/ yang menjadi etalase konten semua media anggota, juga agency iklan programmatic IDIA https://amsi.or.id/agensi-amsi/ 

Selain itu, AMSI juga meluncurkan standar indikator berita terpercaya https://amsi.or.id/trust-worthy-news/ yang diadopsi makin banyak media di tanah air. 

Tak ketinggalan inisiatif cekfakta AMSI bersama AJI dan Mafindo di https://cekfakta.com/ yang berkontribusi besar pada gerakan anti hoaks sejak 2018.   

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS JOURNAL_Berbagai Fakta Mengenai Gerakan Cancel Culture di Media Sosial (Liputan6.com/Abdillah)