Sukses

Tesla Banting Harga Mobil Listrik Model Y, X, dan S! Diskon hingga Rp 32,5 Juta

Tesla memangkas harga tiga tipe mobil listrik besutannya, yaitu Model Y, Model X, dan Model S.

Liputan6.com, Jakarta - Tesla memangkas harga tiga tipe mobil listrik besutannya, yaitu Model Y, Model X, dan Model S di pasar Amerika Serikat (AS).

Masing-masing model diskon sebesar USD 2.000 atau sekitar Rp 32,5 juta pada Jumat (18/4/2024), beberapa hari setelah pengiriman kuartal pertama Tesla meleset dari ekspektasi pasar.

Pembuat mobil listrik milik Elon Musk itu menurunkan harga untuk varian standar Model Y menjadi USD 42.990 (sekitar Rp 697 juta), sedangkan varian long-range dan performance masing-masing dibanderol USD 47.990 (sekitar Rp 778 juta) dan USD 51.490 (sekitar Rp 835 juta).

Mengutip Reuters, Minggu (21/4/2024), versi standar Model S sekarang dipatok USD 72.990 (sekitar Rp 1,2 miliar) dan varian plaid-nya USD 87.990 (sekitar Rp 1,4 miliar).

Lalu varian standar Model X sekarang dijual USD 77.990 (sekitar Rp 1,25 miliar) dan varian plaid-nya dilego USD 92.900 (sekitar Rp 1,5 miliar).

Tesla Amerika Utara juga mengatakan dalam sebuah posting di X, dengan mengatakan bahwa mereka akan mengakhiri manfaat program referral di semua pasar setelah 30 April 2024.

Program referral memungkinkan pembeli mendapatkan insentif tambahan melalui kode referral dari pelanggan lain, sebuah strategi yang telah lama digunakan oleh produsen mobil konvensional untuk meningkatkan penjualan.

Di sisi lain, Tesla baru-baru ini telah memberhentikan lebih dari 10% tenaga kerja globalnya.

Awal bulan ini pembuat kendaraan listrik tersebut telah membatalkan kontrak mobil murah yang telah lama dijanjikan, diperkirakan berharga USD 25.000 (sekitar Rp 400 jutaan), yang diharapkan investor untuk mendorong pertumbuhan pasar massal.

2 dari 4 halaman

Alasan Tesla Pecat 10% Karyawan

Perusahaan yang melantai di bursa efek sering mengalami lonjakan harga saham setelah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini terjadi karena biasanya PHK atau pemecatan diidentikan dengan optimisme terhadap prospek efisiensi dan peningkatan keuntungan.

Namun, tidak demikian halnya dengan reaksi pasar terhadap berita terbaru dari Tesla. Saham produsen kendaraan listrik ini mengalami penurunan hampir 6% di Senin kemarin dan 2,7% pada hari Selasa setelah CEO Elon Musk mengumumkan rencana pemotongan lebih dari 10% tenaga kerja global di perusahaan tersebut.

"Tidak ada yang lebih saya benci, tetapi ini harus dilakukan," tulis Musk dalam sebuah memo kepada para karyawan mengenai rencana pemutusan hubungan kerja (PHK). mengutip CNBC pada Jumat (19/04/2024).

Penurunan harga saham Tesla telah menjadi sorotan, dengan sahamnya merosot 29% pada kuartal pertama, penurunan terbesar sejak 2022. Faktanya, saham Tesla kini berada 60% di bawah puncaknya yang dicapai pada November 2021.

Reaksi pasar terhadap PHK Tesla menunjukkan perbedaan signifikan dengan reaksi sebelumnya terhadap tindakan serupa yang diambil oleh perusahaan. Pada tahun 2018, ketika Tesla memotong 9% dari jumlah karyawan, sahamnya naik lebih dari 3%.

Namun, saat ini, Tesla berada dalam situasi yang berbeda. Penurunan pengiriman kendaraan pada kuartal pertama, bersaing dengan produsen mobil listrik domestik di China, dan pemangkasan harga serta insentif kepada pembeli telah menyebabkan kekhawatiran akan potensi erosi margin perusahaan.

3 dari 4 halaman

Dampak Lingkungan Eksternal Terhadap Tesla

Sementara PHK telah menjadi fokus utama perhatian, ada faktor-faktor eksternal yang juga berkontribusi terhadap ketidakpastian yang mengelilingi Tesla.

Penurunan harga mobil listrik secara keseluruhan, yang berdampak pada harga Tesla, telah dipicu oleh "paket insentif yang kuat" yang ditawarkan di pasar.

Persaingan yang semakin sengit di sektor mobil listrik, terutama di China, telah menjadi tantangan tambahan bagi Tesla.

Reaksi pasar terhadap PHK juga dipengaruhi oleh kekhawatiran akan permintaan kendaraan listrik Tesla.

Analis dan investor mulai mempertanyakan kemampuan Tesla untuk mempertahankan pertumbuhan di tengah persaingan yang semakin ketat dan dinamika industri yang berubah.

Beberapa bahkan meragukan apakah Tesla akan mampu membangun Model 2 yang lebih terjangkau, mengingat adanya kebutuhan untuk memotong harga pada fitur Full Self-Driving (FSD).

4 dari 4 halaman

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Video Terkini