Liputan6.com, Jakarta - Keberlanjutan menjadi bagian dari pesan Apple selama beberapa tahun belakangan ini. Namun, sejumlah laporan mengungkap masalah yang terjadi di perusahaan daur ulang.
Laporan Bloomberg mengungkap, ternyata Apple secara rutin mengirimkan puluhan ribu iPhone lawas ke Geep, sebuah perusahaan yang berpusat di Kota Barrie, Ontario, untuk dihancurkan.
Baca Juga
Mengutip Bloomberg, Selasa (23/4/2024), secara keseluruhan, Apple telah mengirimkan lebih dari 530.000 iPhone, 25.000 iPad, dan 19.000 Apple Watch untuk dihancurkan, dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement
Dalam laporan yang Bloomberg tulis, lima pegawai di pabrik daur ulang memiliki akses ke ruang aman yang dinamai "kandang Apple". Dalam pintu yang terkunci dan memiliki pendeteksi logam dan dijaga ketat kamera keamanan, sejumlah karyawan Geep membongkar iPhone-iPhone lawas.
Mereka membongkar iPhone dan mencabut baterainya. Komponen lain yang tak terpakai dimasukkan ke tempat sampah. Ketika tempat sampah tersebut penuh akan diangkat ke area yang lebih besar dari gudang. Isinya akan dihancurkan.
Kontrak Apple dengan Geep secara eksplisit berisi perintah agar tiap produk yang dikirim dihancurkan.
Pasalnya menurut Apple, lebih baik untuk menghancurkan iPhone lawas demi logam berharga yang masih bisa didaur ulang, ketimbang iPhone direkondisi atau dijual ulang.
iPhone yang Dihancurkan Hasil Trade-in Pelanggan
Jadi, meskipun ada iPhone yang terlihat masih layak dijual, tiap produk tetap harus dihancurkan. Produk-produk iPhone yang dikirimkan ke Geep ini merupakan iPhone lawas yang ditukarkan oleh pelanggan dengan iPhone terbaru alias trade-in.
Namun, tak semua iPhone lawas yang didapatkan dari trade-in berakhir dihancurkan di fasilitas tersebut. Ada pula produk-produk yang justru 'hilang' karena diambil oleh orang dalam.
Seorang mantan orang penting di Geep --yang tak disebutkan namanya-- bercerita, sejumlah komponen milik Apple dicuri. Hal ini pun menjadi tantangan bagi perusahaan serupa yang harus berurusan dengan hardware bernilai.
Advertisement
Ternyata Ribuan iPhone Hilang dan Aktif di Tiongkok
Oleh karenanya, para pekerja dan staf dipantau untuk menghindari barang-barang yang harus dihancurkan dicuri. Kontrak Apple juga mengatur bahwa Apple tetap memiliki kepemilikan atas semua produk yang dikirimkan ke Geep sehingga mengambil salah satu barang adalah bentuk pencurian.
Apple juga melakukan audit atas penghancuran ini, salah satu audit yang dilakukan bahkan mendapati bahwa ada banyak gadget yang hilang hingga ketidaksesuaian data dalam dokumen Geep. Hasil audit menyebutkan, Geep tak mendaur ulang setidaknya 99.975 barang.
Identifier seluler dan perangkat lainnya mengungkap, iPhone yang seharusnya dihancurkan malah aktif kembali oleh pengguna baru di Tiongkok. Pada tahun 2020, Apple menggugat Geep di pengadilan Ontario sebesar USD 22,6 juta karena pelanggaran kontrak.