Sukses

Sempat Menghilang, Lagu Olivia Rodrigo serta Billie Eilish dkk Balik Lagi ke TikTok

Lagu-lagu dari musisi Universal Music Group (UMG) seperti Taylor Swift, Olivia Rodrigo, dan Billie Eilish kini kembali hadir di TikTok.

Liputan6.com, Jakarta - TikTok dan Universal Music Group (UMG) diketahui telah menandatangani kesepakatan baru. Dengan kesepakatan baru ini, lagu dari musisi di bawah naungan Universal pun dipastikan akan kembali hadir di TikTok.

Mengutip informasi dari Engadget, Senin (6/5/2024), saat ini kedua perusahaan juga tengah bekerja secepatnya agar konten dari musisi di bawah Universal bisa ditemukan lagi di aplikasi TikTok.

Oleh sebab itu, pengguna kini sudah bisa Kembali memakai lagu dari Taylor Swift, Olivia Rodrigo, dan beberapa musisi lain.

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, kedua perusahaan menyebut kalau AI generatif akan menjadi salah satu proteksi untuk melindungi konten dari para musisi yang hadir di platform video pendek tersebut.

"TikTok dan UMG akan bekerja sama memastikan pengembangan AI di industri musik untuk melindungi seni karya manusia, sekaligus nilai ekonomi yang mengalir ke artis dan penulis lagu tersebut," tulis Universal dalam pernyataannya.

Tidak hanya itu, TikTok juga berkomitmen bekerja sama dengan Universal untuk menghapus musik tidak sah hasil AI yang beredar di platform tersebut, termasuk tool untuk meningkatkan atribusi artis dan penulis lagu.

Kesepakatan baru ini juga mencakup peluang monetisasi baru dari ekspansi TikTok ke bidang e-commerce. Disebutkan, platform tersebut akan membantu para musisi dengan menghadirkan tool analitik, layanan penjualan tiket terintegrasi, hingga beberapa fitur lainnya.

Sebagai informasi, dihapusnya konten lagu dari musisi yang ada di bawah Universal telah dilakukan sejak Februari 2024. Hal itu dilakukan karena ada persoalan royalti antara TikTok dan Universal.

Menurut laporan BBC ketika itu, Universal menghapus sekitar tiga juta lagu musisi di bawah label mereka dari TikTok. Akibatnya, pengguna platform tersebut tidak bisa lagi menemukan lagu dari sejumlah musisi seperti Billie Eilish, The Weekend, hingga Drake.

2 dari 4 halaman

10 Minggu Absen, Lagu Taylor Swift Balik Lagi ke TikTok

Sebelum kesepakatan ini, lagu Taylor Swift dilaporkan sudah kembali lagi ke TikTok setelah 10 minggu absen.

Menurut laporan Variety, lagu-lagunya sempat menghilang dari platform video pendek itu karena TikTok gagal bernegosiasi dengan Universal Music Group (UMG).

Tidak jelas kesepakatan seperti apa yang dibuat Taylor Swift dengan TikTok untuk mengizinkannya kembali ke platform tersebut.

Kesepakatan itu tidak mencakup ketentuan untuk sesama artis UMG, sehingga Billie Eilish, The Weeknd, dan Drake masih hilang dari TikTok.

Taylor Swift, sebagai musisi paling populer di dunia, kemungkinan besar melakukan kesepakatan khusus dengan TikTok.

Sang Diva tidak sendirian saat kembali ke TikTok. Beberapa lagu dari artis UMG lainnya sudah mulai muncul di platform tersebut, siap digunakan dalam video berdurasi pendek.

Artis-artis itu antara lain Ariana Grande dan Camila Cabello. Variety mencatat musik mereka dibawakan oleh penggemar atau perwakilan artis.

Pun demikian, belum jelas apakah mereka membuat kesepakatan sendiri seperti yang dilakukan Taylor Swift. Demikian seperti dikutip dari Engadget, Jumat (12/4/2024).

Kembalinya Taylor Swift bisa menjadi langkah promosi untuk album mendatangnya, 'The Tortured Poets Department' yang dirilis pada 19 April dan kemungkinan besar akan memiliki banyak lagu yang cocok untuk pengguna TikTok.

Perlu dicatat bahwa Taylor Swift bermitra dengan platform tersebut untuk mempromosikan 'Midnights', album terakhirnya yang berisi materi baru. 

3 dari 4 halaman

Ancaman Universal Music Group ke TikTok

Itu semua bermula ketika UMG mengancam akan menarik lagu-lagu dari TikTok setelah negosiasi kontrak gagal.

Ketika itu, label tersebut menulis dalam surat terbuka bahwa TikTok ingin membayar 'sebagian' dari tarif yang dibayarkan oleh situs media sosial lainnya.

“Saat negosiasi kami berlanjut, TikTok berusaha menindas kami agar menerima kesepakatan yang nilainya lebih rendah dari kesepakatan sebelumnya, jauh di bawah nilai pasar wajar dan tidak mencerminkan pertumbuhan eksponensial mereka,” tulis UMG.

“TikTok mencoba membangun bisnis berbasis musik, tanpa membayar nilai wajar untuk musik tersebut,” perusahaan menambahkan.

TikTok membalas dengan 'berita palsu' dan menulis “terlepas dari narasi dan retorika Universal yang salah, faktanya mereka memilih untuk meninggalkan dukungan kuat dari platform dengan lebih dari satu miliar pengguna yang berfungsi sebagai sarana promosi dan penemuan gratis.”

Perlu dicatat bahwa bantahan TikTok tidak menyebutkan pembayaran artis, namun mengatakan bahwa pihaknya telah mampu mencapai kesepakatan dengan musisi dan penerbit lain.

Apa pun alasan kembalinya Swift, para pengguna TikTok pasti senang karena bisa kembali melakukan lip sync dengan lagu "Cruel Summer" dan "You Belong With Me".

4 dari 4 halaman

Apple Disebut Bakal Depak TikTok dari App Store Minggu Depan, Apa Penyebabnya?

Di sisi lain, TikTok diduga melanggar aturan aplikasi App Store, di mana platform video tersebut mengizinkan beberapa pengguna untuk membeli koinnya langsung dari situs web-nya.

TikTok rupanya menawarkan opsi ke beberapa pengguna iOS untuk mencoba isi ulang koin di tiktok.com untuk menghindari biaya layanan dalam aplikasi, yaitu komisi pembelian Apple sebesar 30 persen.

Menurut foto yang dibagikan di X (sebelumnya Twitter) oleh David Tesler dengan akun @getdavenow, salah satu pendiri aplikasi Sendit, TikTok mengajak pengguna untuk menghemat sekitar 25 persen saat membeli koin (digunakan untuk memberi tip kepada pembuat konten) berkat biaya layanan pihak ketiga yang lebih rendah.

Mereka kemudian dapat menggunakan Apple Pay, PayPal, dan kartu kredit atau debit untuk menyelesaikan transaksi. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Jumat (3/5/2024). 

"TikTok mungkin akan dilarang dari App Store minggu depan," cuit @getdavenow.

"Mengapa? Sepertinya mereka menghindari biaya Apple dengan mengarahkan pengguna untuk membeli koin melalui metode pembayaran eksternal," sambungnya.

Tidak jelas mengapa hanya beberapa pengguna yang punya akses terhadap navigasi ini. Salah satu hipotesisnya adalah fitur tersebut diaktifkan untuk individu yang sebelumnya membeli koin dalam jumlah besar.