Sukses

Microsoft Kena Denda Rp 3,9 Triliun Gegara Cortana, Ada Apa?

Microsoft terjerat kasus serius terkait asisten virtual Cortana, dan diharuskan untuk membayar denda sebesar Rp 3,9 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft dikena denda sebesar USD 242 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun, terkait asisten virtual Cortana buatannya tersebut dianggap telah melanggar paten.

Adapun gugatan terhadap Microsoft ini dilayangkan oleh perusahaan teknologi lainnya, yakni IPA Technologies.

Mengutip Gizmochina, Senin (13/5/2024), asisten virtual Cortana bikinan Microsoft tersebut diduga telah melanggar paten milik IPA Technologies.

Keputusan ini diambil setelah persidangan berjalan selama seminggu, fokus pada teknologi pengenalan suara di Cortana.

Gugatan ini dilayangkan sejak 2018 mengklaim, Cortana melanggar paten IPA untuk teknologi pengenalan suara yang digunakan dalam software komunikasi di PC atau laptop Windows.

Awalnya, kasus ini melibatkan beberapa paten IPA. Namun akirnya, gugatan ini terfokus pada satu saja.

Terkait hal ini, juru bicara Microsoft berpendapat mereka tidak melanggar dan patennya sendiri tidak valid.

IPA sendiri adalah anak perusahaan Wi-LAN (milik persama Quarterhill dan dua perusahaan investasi lainnya, memperoleh paten dari Siri Inc. dari SRI International.

Apple sendiri resmi mengakuisisi Siri Company pada 2010, dan menggunakan teknologi milik perusahaan tersebut untuk membuat Siri.

Terkait gugatan ini, Microsoft berencana untuk mengajukan banding. Ini bukan pertama kalinya IPA melayangkan gugatan.

Sebelumnya, perusahaan ini juga menggugat Google dan Amazon terkait dengan paten serupa. Amazon sukses mempertahankan diri, dan kasus Google masih berjalan hingga sekarang.

2 dari 4 halaman

Microsoft Siap Luncurkan Toko Game Mobile pada Juli 2024

<p>Microsoft Meluncurkan Toko Game Mobile pada Juli 2024, Siap Tantang Dominasi Apple dan Google? (Liputan6.com/ Yuslianson)</p>

Microsoft sepertinya kian serius untuk mengejar keteringgalan mereka dari Apple dan Google dalam hal toko aplikasi game mobile.

Oleh karena itu, Microsoft mengumumkan akan meluncurkan toko game mobile mereka sendiri pada bulan Juli 2024 mendatang.

 Mengutip IGN, Jumat (10/5/2024), Microsoft berencana untuk meluncurkan toko game mobile berbasis browser ini dengan menawarkan diskon untuk item di dalam game, seperti Candy Crush Saga.

Hal ini diungkap oleh Presiden Xbox, Sarah Bond pada hari Kamis, 9 Mei 2024, di Bloomberg Technology Summit. Nantinya, Microsoft juga akan membuka toko game mobile tersebut untuk penerbit lainnya.

 

3 dari 4 halaman

Ingin Terlepas dari Kebijakan Ekosistem Tertutup

Windows 11. (Doc: Microsoft)

Sarah mengatakan, toko tersebut akan meluncur dan dapat diakses via browser. Karena diakses lewat web, maka gamer dapat mengakses toko game mobile Microsoft itu di semua perangkat.

"Gamer dapat mengakses toko game mobile ini di semua perangkat, semua negara, terlepas dari kebijakan ekosistem tertutup toko aplikasi [Apple dan Google] saat ini," kata Sarah.

Pengumuman ini seakan menegaskan pernyataan bos Xbox, Phil Spencer, terkait komitmen Microsoft untuk membuka toko game mobile tahun lalu.

Rencana perusahaan berbasis di Redmond ini karena desakan Undang-Undang Pasar Dgital UE yang berlaku pada bulan Maret lalu. Lewat aturan Eropa itu, diharapkan lanskap pasar digital akan "lebih adil". 

4 dari 4 halaman

Siap Tantang Google dan Apple

Upgrade to the New Windows 11 OS (Microsoft)

Tak hanya itu, peraturan ini juga memberikan kesempatan perusahaan teknologi untuk membuat toko web mereka sendiri di luar ekosistem Apple dan Google.

“Kami ingin berada dalam posisi untuk menawarkan Xbox dan konten dari kami dan mitra pihak ketiga di layar mana pun yang ingin dimainkan oleh siapa pun,” kata Spencer dalam wawancara dengan Financial Times tahun lalu.

“Saat ini, kami tidak bisa melakukan hal tersebut pada perangkat seluler, namun kami ingin membangun dunia yang menurut kami akan terwujud ketika perangkat tersebut terbuka.”

Microsoft tertinggal dari pesaing industri game dalam memasuki pasar game seluler senilai USD 90 miliar. Kini, divisi Xbox tersebut siap membuat gebrakan besar setelah pengambilalihan Activision Blizzard senilai USD 69 miliar, pemilik Candy Crush dan Call of Duty.