Sukses

Intel Umumkan Prosesor AI Lunar Lake, Siap Rilis Akhir Tahun 2024

Intel mengumumkan peluncuran prosesor laptop AI terbarunya, Lunar Lake, yang menjanjikan performa AI 3x lebih cepat dan siap rilis akhir tahun 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Intel baru saja mengumumkan kapan raksasa teknologi tersebut akan meluncurkan prosesor laptop teranyarnya, yakni Lunar Lake.

Disebutkan, prosesor Lunar Lake x86 ini akan tersedia secara global di kuartal ke-3 tahun ini dan dirancang khusus untuk AI PC.

Intel mengklaim, prosesor barunya tersebut menjanjikan performa AI 3 kali lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya.

"Dengan terobosan efisiensi daya, kompatibilitas arsitektur x86 tepercaya, dan katalog pemberdayaan software paling lengkap di industri ini," kata Michelle Johnston Holthaus, Intel executive vice president and general manager of the Client Computing Group sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Rabu (22/5/2024).

Dia menjelaskan, "kami memberikan penawaran hardware dan software joint client paling kompetitif dalam sejarah bersama Lunar Lake dan Copilot+."

Lunar Lake sendiri lebih dari sebatas prosesor biasa, dan merupakan pusat kekuatan AI dikemas dalam chip kecil.

Berbekal NPU (Neural Processing Unit) terintegrasi yang mampu menghasilkan lebih dari 40 tera operations per second (TOPS), Lunar Lake mampu menjalankan beragam tugas AI paling kompleks dengan mudah.

"Peluncuran Lunar Lake akan membawa peningkatan fundamental luar biasa dalam hal keamanan, masa pakai baterai, dan banyak lagi, berkat kemitraan co-engineering kami dengan Intel," ucap Pavan Davuluri, corporate vice president of Windows + Devices di Microsoft.

Rencananya, Intel akan memasang prosesor Lunar Lake ini ke 80 laptop baru yang dibuat oleh 20 perusahaan manufaktur.

Sebagai bagian dari AI PC Acceleration Program, Intel bekerja sama dengan lebih dari 100 vendor software independen untuk meningkatkan pengalaman AI PC untuk personal assistant, efek audio, content creation, gaming, keamanan, streaming, kolaborasi video, dan lainnya.

2 dari 4 halaman

China Larang Penggunaan Prosesor AMD dan Intel di Kantor Pemerintah

Ilustrasi chipset, prosesor.

Di sisi lain, Pemerintah China telah mengeluarkan pedoman untuk pelarangan penggunaan prosesor AMD dan Intel.

Menurut Financial Times, sebagaimana dikutip dari Engadget, Rabu (27/3/2024), pelarangan prosesor dari AS tersebut menandakan langkah terbaru dari perang teknologi AS-China.

Saat ini, instansi pemerintah China harus menggunakan chip buatan dalam negeri. Pemerintah setempat membuat daftar 18 prosesor yang telah disetujui, termasuk chip buatan Huawei dan Phytium.

Sebagai informasi, kedua perusahaan tersebut telah dilarang beredar di AS.

 

3 dari 4 halaman

Software Windows dan Database Asing Terancam Diblokir

Prosesor CPU dan Smartphone. (Doc: Istimewa)

Tak hanya prosesor, pemerintah China juga memblokir Microsoft Windows dan produk database asing, dengan tujuan penerapan teknologi dalam negeri.

Aturan baru yang diperkenalkan pada Desember lalu ini dapat berdampak signifikan pada Intel dan AMD.

Financial Times menyebut China menyumbang 27 persen dari penjualan Intel senilai USD 54 miliar tahun lalu dan 15 persen dari pendapatan AMD sebesar USD 23 miliar.

Langkah ini merupakan salah satu pilihan agresif yang dilakukan pemerintah China dalam membatasi penggunaan teknologi buatan AS.

Sebelumnya, pemerintah Beijing melarang perusahaan domestik menggunakan chip Micron pada infrastruktur penting.

4 dari 4 halaman

AS Juga Ikut-ikutan Blokir Teknologi China

Ilustrasi bendera Republik China. (Pixabay)

Sementara itu, AS telah melarang berbagai perusahaan Tiongkok mulai dari produsen chip hingga perusahaan dirgantara.

Pemerintahan era Joe Biden juga telah melarang perusahaan AS seperti NVIDIA untuk menjual AI dan chip lainnya di China.

Negara yang mendominasi produksi prosesor mutakhir, seperti AS, Jepang, dan Belanda baru-baru ini sepakat untuk memperketat kontrol ekspor mesin litografi dari ASL, Nikon, dan Tokyo Electron agar tak masuk ke daerah China.

Melihat situasi tersebut, China tidak tinggal diam. Perusahaan-perusahaan China, termasuk Baidu, Huawei, Xiaomi, dan Oppo telah mulai merancang semikonduktor mereka sendiri untuk mempersiapkan masa depan jika perang teknologi masih terjadi.