Sukses

Bos Indosat Tak Anggap Starlink Kompetitor, Terbuka untuk Kolaborasi

Bos Indosat Vikram Sinha tidak menganggap Starlink sebagai kompetitor, ia justru menyebut terbukanya kemungkinan kolaborasi dengan Starlink demi menghadirkan akses internet ke seluruh Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Layanan internet berbasis satelit milik perusahaan Elon Musk, Starlink, telah resmi masuk ke Indonesia. Kehadirannya sudah dibahas sejak berbulan-bulan lalu.

Banyak pihak pun menduga kehadiran internet satelit Starlink bisa menjadi saingan bagi operator seluler hingga operator satelit lokal.

Meski begitu, Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha justru menyambut baik atas operasional satelit internet di Indonesia. Menurutnya, ini bukan soal kompetisi.

"Ini bukan kompetisi. Baik itu Starlink, (internet berbasis) millimeter waves, bukanlah kompetisi. (Kehadiran Starlink) bagus untuk mendukung konektivitas di wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh perusahaan telko, oleh karenanya kami membutuhkan kerja sama dengan provider satelit," kata Vikram, dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu.

Vikram mengatakan, kehadiran Starlink di Indonesia justru jadi hal yang baik untuk industri. Pasalnya, operator seluler seperti Indosat yang semula kesulitan menghadirkan infrastruktur berupa BTS maupun fiber optik untuk menggelar layanan internet di 3T bisa berkolaborasi dengan operator satelit.

"Ini menjadi kesempatan yang baik untuk kolaborasi, karena selama ini tantangannya ada di transport dan backhaul untuk daerah 3T. Kami akan sangat senang menggunakan internet satelit Low Earth Orbit (LEO) untuk menghubungkan wilayah," kata Vikram Sinha.

"Pesan pentingnya, ini bukan kompetisi baru, tetapi kesempatan yang baik untuk berkolaborasi. Kami ingin memberikan kualitas, jari perlu kolaborasi dan ini bisa dengan beberapa perusahaan, tidak hanya satu. Kami mempertimbangkan price, tetapi yang paling peting bagaimana bisa memberdayakan Indonesia," ia memungkasi.

2 dari 4 halaman

Laba Indosat Ooredoo Hutchison di Kuartal Pertama 2024

Sementara itu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencatat total laba bersih Rp 1,29 triliun hingga kuartal pertama 2024. Nilai ini meningkat 39,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Adapun pendapatan Indosat selama kuartal pertama tercatat Rp 13,8 triliun atau naik hampir 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sepanjang catatan perusahaan setelah merger, Indosat Ooredoo Hutchison kini mengelola 100,8 juta pelanggan. 

Untuk melayani pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia ini, Indosat kini didukung 183.760 BTS 4G (naik 20 persen dibandingkan periode lalu). 

Catatan Indosat juga menyebutkan, saat ini rata-rata pendapatan Indosat per pelanggan (ARPU) mencapai Rp 37.500. Jumlah ini naik 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

3 dari 4 halaman

ARPU Meningkat

Director & Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison Ritesh Kumar Singh mengungkapkan, salah satu kunci Indosat meningkatkan ARPU adalah karena Indosat tak sekadar jualan produk dan layanan. 

"Kami berupaya masuk ke pelanggan, berupaya menyelesaikan masalah mereka. Salah satu fokusnya dengan penerapan artificial intelligence melalui aplikasi (MyIM3 dan Bima+ Tri)  yang mampu mempelajari kebiasaan dan kebutuhan pelanggan dan menghadirkan paket yang sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Ritesh, dalam konferensi pers usai RUPST di Gedung Kantor Indosat Ooredoo Hutchison, Jakarta, Selasa (21/5/2024). 

Ritesh menyebut, selain dengan pendekatan teknologi AI di aplikasi layanan pelanggannya, Indosat juga memastikan untuk jadi teman setia bagi pelanggan. Ritesh mengungkapkan, bagi Indosat, pelanggan merupakan pusat dan fokus utama perusahaan. 

 

4 dari 4 halaman

Perluas 4G dan Tetap Hadirkan 2G di Daerah yang Membutuhkan

Sebagai perusahaan telekomunikasi yang punya fokus memberdayakan masyarakat Indonesia, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung menyebutkan, "Indosat berambisi untuk mengkover lebih banyak area, utamanya di wilayah pedesaan dan Indonesia Timur."

Salah satunya dengan ekspansi perluasan jaringan 4G. Meski begitu, Desmond tak menampik kalau masih ada BTS 2G yang dimiliki perusahaan.

Ini karena di kalangan pelanggan yang tinggal di pedesaan, cakupan jaringan 4G masih belum merata karena keterbatasan pembangunan infrastruktur dan kapasitas transport. 

"2G akan tetap dipertahankan di beberapa daerah, namun pembangunan jaringan 4G menjadi yang utama," tutur dia.Â