Sukses

Strategi Cisco Tingkatkan Keamanan Siber Indonesia: Teknologi, SDM, dan Kolaborasi

Cisco memaparkan strategi dan inovasi keamanan siber terbaru untuk melindungi perusahaan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Keamanan siber menjadi salah satu prioritas utama dalam mengamankan data penting suatu perusahaan.

Mengingat kebutuhan keamanan siber yang kian mendesak, Cisco pun memaparkan strategi keamanan, pencapaian inovasi, dan rencana untuk membangun kesiapan keamanan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu menuturkan, meningkatan aplikasi, kecerdasan buatan, hybrid, serta transformasi jaringan dan cloud menjadi kunci penting dalam pembuatan sistem keamanan siber perusahaan sulit ditembus.

"Cisco berupaya menghadirkan dan mengintegrasikan teknologi canggih untuk memberikan keamanan siber yang lebih simpel, tapi tetap aman," ujar Marina Kacaribu di acara Cisco Security Summit.

Selain menerapkan teknologi canggih, Marina mengatakan, tenaga kerja dan sumber daya manusia menjadi faktor yang tak kalah penting dalam meningkatkan keamanan siber.

"Teknologi saja tidak akan membantu mengatasi tantangan terbesar kita, jika kita tidak memiliki orang yang tepat di tempat yang tepat, ujar Marina.

Melihat sumber daya manusia di Indonesia yang melimpah dan diyakini mampu menjadi faktor peningkatan keamanan siber, Cisco berupaya berinvestasi tenaga kerja digital Indonesia melalui program Country Digital Acceleration.

"Melalui program Country Digital Acceleration, kami sudah bekerja sama dengan para pemimpin di pemerintahan untuk membuka nilai digitalisasi di mana keamanan siber merupakan pilar utama," ucapnya.

"Program keterampilan global IT Cisco, yakni Cisco Networking Academy juga telah membekali lebih dari 400.000 pelajar di Indonesia dengan keterampilan teknologi yang sangat dibutuhkan seperti keamanan siber," tambah Marina.

2 dari 3 halaman

Cisco Berupaya Berikan Sistem Keamanan Terintegrasi

Meningkatnya kerumitan ancaman siber telah membuat perusahaan memiliki beragam alat keamanan. Namun, teknologi yang dipakai oleh mayoritas perusahaan tidak terintegrasi, sehingga teknologi yang dipakai justru menghambat upaya keamanan siber. 

Temuan dari Cisco Cybersecurity Readiness Index 2024 mengungkapkan, sebanyak 91 persen responden di Indonesia mengakui memiliki beberapa solusi keamanan justru menghambat upaya keamanan siber perusahaan mereka.

Melihat keamanan siber yang menjadi semakin rumit dan tidak fungsional, Managing Director Security Cisco APJC (Asia Pasific Japan China), Peter Molloy mengungkapkan Cisco telah memiliki teknologi dan inovasi terbaru berbasis AI yakni Cisco Hypershield dan Al Assistant for Security.

"Kedua inovasi yang dikembangkan Cisco ini mewujudkan visi Cloud Security untuk membantu perusahaan dapat terkoneksi dengan aman," ujar Peter.

3 dari 3 halaman

Akuisisi Splunk Perkuat Strategi Keamanan Cisco

Selain itu, Pimpinan Cisco wilayah ASEAN dan Asia Pasifik, Jepang dan China (APJC), Koo Juan Huat mengumumkan Cisco telah mengakuisisi perusahaan analisis data Splunk.

Kombinasi Cisco dan Splunk diyakini akan memperkuat kemampuan membantu pelanggan membuat keputusan keamanan yang tepat, berdasarkan wawasan kontekstual dari jejak analisa jaringan.

"Kecepatan pengembangan keamanan Cisco terus meningkat. Inovasi Al kami seperti Hypershield, dipadukan dengan akuisisi strategis seperti Splunk, dan strategi keamanan platform yang terus berkembang," ujar Koo Juan Huat.

"Teknologi dan inovasi keamanan siber dari Cisco menunjukkan seberapa besar kemampuan kami dan komitmen untuk menghubungkan segala sesuatu dengan aman guna mendukung kesuksesan perusahaan di Indonesia dan wilayah ini," kata Peter.