Sukses

Brain Cipher Tepati Janji Kasih Kunci Dekripsi ke Admin PDN, Ini Penjelasan Pengamat Siber

Kelompok ransomware Brain Cipher menepati janjinya untuk memberikan kunci dekripsi ke pihak Pusat Data Nasional (PDN). Begini penjelasan pengamat keamanan siber.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok ransomware Brain Cipher menepati janjinya untuk memberikan kunci dekripsi ke pihak Pusat Data Nasional (PDN). Informasi ini disampaikan oleh Pengamat Keamanan Siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya.

"Brain Cipher menepati janjinya untuk kasih dekripsi ke PDN. Jujur saja, saya sempat ragu karena ini mau lewat hari Rabu. Dia sekarang sudah rilis file dekripsinya," ujar Alfons, Rabu (3/7/2024) malam.

Pun demikian, kata Alfons, kita perlu memastikan apakah file dekripsi itu benar bisa mendekrip semua file yang ada di PDN.

"Jadi saat ini saya menunggu konfirmasi dari tim PDN, apakah benar file yang diberikan oleh Brain Cipher bisa mendekripsi data itu. Kalau itu benar, artinya semua data di VMware (server) yang dienkripsi oleh mereka sekarang bisa balik semua," ia menambahkan.

Alfons pun meminta pihak PDN untuk menjaga data masyarakat Indonesia dengan baik, agar peretasan (serangan ransomware) tak terulang kembali.

"Tolonglah pihak PDN, jaga data ini dengan baik, jangan terulang lagi. Tolong diproteksi data masyarakat Indonesia. Kita semua berkepentingan dan mempercayakan kepada Anda untuk menjaga data dengan baik," imbaunya.

Alfons yang sebelumnya berjanji akan mengirimkan donasi ke kelompok Brain Cipher jika mereka benar-benar memberikan kunci dekripsi, menegaskan bakal menepati janjinya.   

"Saya akan menepati janji mengirimkan donasi ke rekening monero (rekening Bitcoin) Brain Cipher," imbuhnya. 

"Sebelum melakukan donasi, saya akan memastikan kunci tersebut memang bisa mendekripsi file yang dienkripsi Brain Cipher. Menunggu informasi dari teman-teman di PDN," ia memungkaskan. 

2 dari 6 halaman

Brain Cipher Buka Suara

Sebelumnya, Brain Cipher, kelompok hacker yang menumbangkan server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 hingga berhari-hari dengan ransomware, akhirnya buka suara.

Lewat postingan di sebuah forum yang dibagikan oleh @stealthmole_int di media sosial (medsos) X, kelompok hacker Brain Cipher berniat untuk memberikan kunci dekripsi data PDNS 2 secara cuma-cuma.

"Pada hari Rabu ini kami akan memberikan kuncinya secara gratis. Kami berharap serangan ini membuat Anda sadar pentingnya untuk mendanai industri ini, dan merekrut ahli berkualifikasi," tulis kelompok hacker tersebut.

Tak hanya itu, pelaku juga menyebutkan aksi serangan siber ransomware ini tidak memiliki muatan politis.

"Aksi ini tidak memiliki muatan politis, akan tetapi hanya sebatas pentest (penetration testing) diakhiri dengan pembayaran."

Hacker Brain Cipher juga meminta maaf karena aksinya memiliki dampak besar terhadap banyak orang.

Tak hanya itu, mereka bersyukur dan secara sadar dan independen dalam membuat keputusan ini.

Kelompok hacker juga mengatakan, mereka menerima donasi secara sukarela yang dapat dikirim lewat dompet digital Monero.

Sebagai penutup, kelompok hacker tersebut memastikan mereka tetap akan memberikan kunci untuk ransomware menumbangkan PDN tersebut secara gratis.

"Kami meninggalkan dompet monero untuk sumbangan, dan pada hari Rabu kami mendapatkan sesuatu. (Dan kami ulangi lagi: kami akan memberikan kuncinya secara gratis dan atas inisiatif kami sendiri)," ujar penjahat siber itu.

3 dari 6 halaman

Ini Detik-Detik Brain Cipher Ransomware Serang Pusat Data Nasional

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah mengakui Pusat Data Nasional (PDN) diserang oleh peretas atau kelompok hacker Brain Cipher Ransomware pada 24 Juni 2024.

Pihak yang tidak bertanggung jawab itu telah mengunci data pemerintah, beserta data masyarakat di dalamnya.

Dirjen Aptika Semuel Pangerapan mengungkapkan detik-detik kelompok Brain Cipher Ransomware menyerang Pusat Data Nasional.

"Bahwa pada Kamis (20/6/2024) dini hari, server Pusat Data Nasional telah diserang. Data yang terdapat pada PDN telah dienkripsi oleh peretas," ungkapnya.

"Pada Kamis Subuh, kami menemukan bahwa data di PDN telah diserang," ucap Semuel menambahkan, di konferensi pers Update Pusat Data Nasional Sementera pada Senin (24/6/2024) di Kantor Kominfo Jakarta, Rabu (24/6/2024).

4 dari 6 halaman

Serangan Ransomware Brain Cipher

Setelah ditelurusi masalahnya, Kominfo bersama tim forensik masih mencari sumber penyebarannya. Hingga saat ini, Kominfo masih belum memberikan hasil terkait penyelidikan itu.

"Kami masih selidiki lebih lanjut mengenai masalah ini," kaya Semuel.

Sebagai informasi, serangan tersebut merupakan Brain Cipher Ransomware. Malware itu merpakan pengembangan dari LockBit 3.0 yang sebelumnya telah memakan korban, salah satunya Bank Syariah Indonesia pada Mei 2023.

"Varian malware tersebut menyerang PDN dengan taktik yang kurang lebih sama dengan serangan BSI, namun cara yang dilakukan agak berbeda," tambah Semuel.

Atas serangan ransomware tersebut Kominfo dan BSSN pun menyampaikan permohonan maaf.

"Kami meminta maaf kepada masyarakat, karena terganggu masalah PDN, terutama pada masalah imigrasi," ucap BSSN, Hinsa Siburian. 

5 dari 6 halaman

Apa Itu Brain Cipher Ransomware yang Membobol Pusat Data Nasional?

Sebagai informasi, Brain Cipher merupakan kelompok Ransomware baru yang merupakan pengembangan dari Lockbit 3.0. Mereka bahkan disebut baru muncul di feed Threat Intelligence dan belum mengumumkan targetnya.

Untuk diketahui, Lockbit 3.0 sebelumnya bertanggung jawab atas peretasan Bank Syariah Indonesia (BSI) pada Mei 2023. Serangan itu berdampak pada layanan perbankan selama berhari-hari.

Menurut perusahaan keamanan siber Symantec, Brain Cipher Ransomware beroperasi melalui berbagai metode seperti phishing dan intrusi eksternal, namun juga memanfaatkan Initial Access Brokers (IAB) yang merupakan orang dalam yang dibayar untuk menyediakan akses internal.

Jika uang tebusan tidak dibayarkan dan kelompok tersebut mengeluarkan pengumuman, ini menandakan peretasan pertama yang dilakukan oleh Brain Cipher Group.

Saat ini, taktik, teknik, dan prosedur Brain Cipher masih belum jelas meskipun mereka mungkin memanfaatkan pedoman yang diketahui untuk akses awal, termasuk melalui IAB, phishing, mengeksploitasi kerentanan dalam aplikasi publik, atau menyusupi pengaturan Remote Desktop Protocol (RDP).

6 dari 6 halaman

Infografis 8 Tebusan Termahal Diraup Hacker dari Serangan Ransomware. (Liputan6.com/Abdillah)