Liputan6.com, Jakarta - Alasan Apple memutuskan untuk menghapus 25 aplikasi VPN di Apps Store Rusia paling banyak dicari pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Sabtu (6/7/2024).
Tak hanya itu, artikel tentang WhatsApp ganti warna centang verifikasi hingga laporan keamanan siber dari Cloudflare juga populer kemarin.
Baca Juga
Lebih lengkapnya bisa cek di bawah ini.
Advertisement
1. Apple Hapus 25 Aplikasi VPN di App Store Rusia
Apple menghapus aplikasi VPN (Virtual Private Network) dari App Store miliknya untuk pasar Rusia.
Tindakan keras dari raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini merupakan respons dari permintaan Pengawas Komunikasi Rusia Roskomnadzor.
Permintaan layanan VPN melonjak di Rusia setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan masuk ke Ukraina pada tahun 2022 dan pihak berwenang membatasi akses ke beberapa media sosial Barat.
2. WhatsApp Ganti Warna Centang Verifikasi, dari Hijau Jadi Biru
Warna hijau telah jadi warna yang begitu familiar untuk aplikasi pesan WhatsApp. WhatsApp yang kini jadi aplikasi pesan paling banyak dipakai dengan miliaran pengguna pertama dirilis pada 2009 dan selalu memiliki user interface dengan elemen warna hijau.
Namun, awal tahun ini aplikasi WhatsApp menggulirkan update yang mengubah UI aplikasi jadi lebih segar. Perubahan ini juga disertai dengan skema warna baru yang cocok dengan logo aplikasi dan nuansa hijau di seluruh aplikasi.
Advertisement
3. Cloudflare: DDoS di Industri Gaming Jadi Ancaman Terbanyak yang Targetkan Aplikasi Web
Dunia digital saat ini bergantung pada aplikasi web dan API. Dari transaksi e-commerce hingga layanan kesehatan, aplikasi-aplikasi ini menjadi jantung aktivitas online para pengguna internet.
Namun, seiring dengan ketergantungan yang semakin besar, permukaan serangan pun semakin luas. Hal ini mengakibatkan meningkatnya ancaman siber yang dapat mengganggu bisnis, merugikan secara finansial, dan merusak infrastruktur penting.
Cloudfare, sebuah perusahaan cloud konektivitas mengungkap kalau serangan terhadap web kian masif padahal menurut salah satu Pendiri dan CEO Cloudfare, Matthew Prince, aplikasi web jarang dibuat dengan mempertimbangkan keamanan.